Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Anies Ngoceh Soal Ada Menko Ingin Ubah Konstitusi, Istana Diminta Santai: Tidak Perlu Direspons

Anies Ngoceh Soal Ada Menko Ingin Ubah Konstitusi, Istana Diminta Santai: Tidak Perlu Direspons Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyampaikan pidato saat peresmian relawan IndonesiAnis di Jakarta Convention Centre, Jakarta, Selasa (2/11/2022). Kelompok relawan IndonesiAnis nantinya akan menggalang dukungan kepada Anies Baswedan yang telah diusung Partai NasDem dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang. | Kredit Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pihak Istana dinilai tidak perlu menanggapi pernyataan mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, terkait adanya menteri koordinator (menko) yang ingin mengubah konstitusi.

Pandangan tersebut disampaikan Guru Besar dari Universitas Andalas (Unand) Sumatera Barat Prof Asrinaldi. Pasalnya, dia menilai, bisa saja pernyataan Anies itu sekadar mengingatkan memori masyarakat atas isu penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden.

Baca Juga: Anies Sebut Ada Menko yang Ingin Ubah Konstitusi, Ngabalin: Dari Mana Sumbernya?

"Ini wacana yang tidak perlu direspons. Saya pikir biasa saja, tidak perlu direspons," kata Guru Besar dari Universitas Andalas (Unand) Sumatera Barat, Prof Asrinaldi, Kamis (23/3/2023), dikutip di Jakarta.

Kecuali, kata Asrinaldi, pernyataan Anies Baswedan itu sudah mencuat secara formal misalnya di DPR atau lembaga politik yang formal, maka harus diantisipasi. Akan tetapi, kalau hanya sekadar wacana, ia berpandangan tidak perlu ada pihak apalagi Istana merespons pernyataan mantan Rektor Universitas Paramadina tersebut.

Ia berpandangan bisa saja pernyataan Anies Baswedan tersebut ditujukan untuk kembali mengingatkan memori masyarakat agar hati-hati adanya wacana mengubah konstitusi misalnya perpanjangan masa jabatan presiden.

"Anies mengingatkan masyarakat untuk jangan direspons, apalagi difasilitasi dan dikerjakan lembaga-lembaga negara seperti DPR maupun MPR," kata dia.

Sebelumnya, dalam acara dialog kebangsaan yang digelar Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Jaya, pada Kamis (16/3/2023) pekan lalu, bakal calon presiden (capres) Anies Baswedan menilai bahwa kualitas demokrasi Indonesia sebenarnya tak mengalami penurunan. Akan tetapi, yang terjadi adalah adanya orang-orang yang tak memiliki komitmen terhadap demokrasi dan mengungkapkannya di ruang publik.

"Kita tidak pernah membayangkan ada petinggi menyatakan, 'mari kita ubah konstitusi', tidak pernah membayangkan. Kalaupun ada, itu pertemuan ruang-ruang tertutup, tapi di ruang terbuka mengatakan itu, tidak pernah terbayang," ujar Anies.

Dalam acara dialog itu, Anies bahkan menyinggung pejabat tinggi di posisi kunci seperti menteri koordinator (menko) secara terbuka menginginkan perubahan konstitusi. "Kok ada orang yang berada dalam posisi kunci, posisi kunci nih, Menko, mengatakan mengubah konstitusi dengan jumlah orang seberapa banyak yang mau mendukung," sambungya mempertanyakan.

Baca Juga: Blak-blakan Zulfan Lindan Ngebet Ingin Mundur dari NasDem: Sejak Saya Nyatakan Anies Antitesis Jokowi!

Menurutnya, orang-orang yang tak memiliki komitmen terhadap demokrasi itu kini berani mengungkapkannya di ruang publik. Upaya-upaya yang berusaha mencederai demokrasi itu sudah seharusnya dilawan.

"Kenapa? Ini bukan melawan orang, tapi ini adalah menyelamatkan semangat reformasi yang kita lakukan '98. Jadi kita jaga itu, karena kalau tidak, maka akan rusak," ujar Anies.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: