Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Anies Sebut Politik Identitas Tak Bisa Dihindari, Begini Respons Pengamat

Anies Sebut Politik Identitas Tak Bisa Dihindari, Begini Respons Pengamat Ujang Komarudin | Kredit Foto: Instagram/Ujang Komarudin
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pernyataan Anies Baswedan yang menyinggung politik identitas disorot pengamat politik Ujang Komarudin. Sebelumnya, mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengatakan bahwa politik identitas tak bisa terhindar.

Menurut Ujang, pernyataan itu memperkuat adanya politik identitas dalam pertarungan di Pilpres 2024. Ujang bicara bagaimana hal yang ada dalam politik identitas, yakni kesukuan atau etnisitas, akan muncul usai pernyataan Anies tersebut.

Baca Juga: Anies Ngoceh Soal Ada Menko Ingin Ubah Konstitusi, Istana Diminta Santai: Tidak Perlu Direspons

"Masing-masing suku akan bersemangat dengan dukungannya terhadap suku atau entitas golongannya sendiri, pasti orang Sunda akan mendukung orang Sunda, orang Jawa akan mendukung orang Jawa, orang Arab akan mendukung orang Arab," kata Ujang, belum lama ini, dikutip Jumat (24/3/2023).

Namun, Ujang Komarudin mengatakan bahwa tak menutup kemungkinan orang beretnis tertentu akan memilih paslon dari etnis lain. "Tergantung tingkat kesukaan publik, dari suku masing-masing terhadap capres-cawapres itu ya pasti akan mengemuka soal politik identitas soal kesukuan itu," kata dia.

"Oleh karena itu, saya melihat pertarungan etnisitas mungkin akan mengemuka sebagai bagian dari politik identitas yang akan muncul di Pilpres 2024," kata dia.

Soal pernyataan Anies tersebut, Ujang mengatakan bahwa mungkin saja akan berdampak negatif pada Anies sendiri, tetapi tak menutup kemungkinan justru akan menguntungkan. "Selama kalau isunya etnisitas itu positif, kan Anies kakeknya keturunan Arab pahlawan nasional juga dan itu secara etnis juga positif, jadi jangan menstigma keturunan Arab itu enggak bener," kata dia.

"Soal etnisitas itu memang enggak sederhana. Kita harus melihat secara positif apapun sukunya baik Anies, Prabowo, Airlangga, Ganjar. Apapun latar belakangnya mereka semua tetap Indonesia," tandasnya.

Sebelumnya, bakal calon presiden Anies Baswedwn mengatakan setiap calon yang bersaing di kontes politik akan selalu memiliki identitas sehingga Anies menilai politik identitas tak bisa dihindari.

"Politik identitas itu adalah sesuatu yang tak terhindarkan. Misalnya calon yang bersaing adalah laki-laki dan perempuan, maka di situ ada identitas gender," ucap Anies di Hotel Shangri-La Surabaya, Jumat (17/3) malam.

Dalam forum diskusi dengan pemimpin dan kepala redaksi media massa yang diselenggarakan Partai NasDem itu, Anies juga menyebut politik identitas bisa terjadi bila ada dua calon yang berbeda suku. Anies menilai, pada situasi tersebut pendukung kedua kubu bisa berkutat dengan isu perbedaan suku. Ia pun menilai hal tersebut lumrah terjadi di pemilu.

Anies pun mengisahkan soal Pilkada DKI 2017 yang ia sebut persaingan antar pasangan calon dengan latar belakang beda agama. Anies berpasangan dengan Sandiaga Uno melawan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang berpasangan dengan Djarot Saiful Hidayat.

Baca Juga: Sindir Narasi Perubahan yang Dibawa Anies Baswedan, Anak Buah Prabowo: Apa yang Diubah? Negara Pancasila Jadi Khilafah?

"Terjadi pada 2017, calon yang bersaing agamanya berbeda. Maka identitasnya yang terlihat adalah agama. Itu akan terus terjadi selama calonnya punya identitas berbeda, baik gender, suku, maupun agama," lanjutnya.

Menurut Anies, penting bagi tiap calon yang bersaing dalam pemilu untuk memiliki kedewasaan, baik calon yang menang maupun yang kalah. Pemilu selesai, ia mengatakan harus ada titik temu antara masing-masing kubu.

"Yang menang mau merangkul yang kalah, sedangkan yang kalah juga harus mau mengakui kekalahannya," kata Anies.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Advertisement

Bagikan Artikel: