Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gegara Tolak Timnas Israel Citra Indonesia di Mata Dunia Jadi Terancam, Pengamat Blak-blakan Pilihan Ini yang Akan Diambil

Gegara Tolak Timnas Israel Citra Indonesia di Mata Dunia Jadi Terancam, Pengamat Blak-blakan Pilihan Ini yang Akan Diambil Kredit Foto: AP Photo/Achmad Ibrahim
Warta Ekonomi, Jember -

Publik Indonesia terbelah antara menerima dan menolak kehadiran tim Israel dalam Piala Dunia U20, 20 Mei–11 Juni 2023. Namun pemerintah RI dipercaya akan meloloskan Israel agar bisa berpartisipasi.

Prediksi ini disampaikan Muhammad Iqbal, doktor ilmu komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jember, di Kabupaten Jember, Jawa Timur, Minggu (26/3/2023).

Baca Juga: Indonesia Siap-siap Ucapkan Sayonara buat Piala Dunia U-20, Timnas Israel Malah Santai Aja!

“Perkiraan saya, timnas Israel tetap akan ikut. bertanding,” katanya, kepada BeritaJatim.com.

Dengan kata lain, suara-suara protes dari PDI Perjuangan dan sejumlah organisasi maupun partai politik dengan latar belakang ideologi berbeda tidak akan didengar.

Sebelumnya, dua gubernur kader PDI Perjuangan Wayan Koster dan Ganjar Pranowo bahkan ikut menolak. Seluruh suara protes sama-sama menjadikan kekejaman Israel terhadap rakyat Palestina sebagai alasan penolakan.

Dengan menerima Israel, menurut Iqbal, citra pemerintahan Jokowi bisa memburuk di mata dunia Islam.

“Tapi dinilai sportif positif di mata Amerika dan FIFA. Meskipun kita tahu, sepak bola itu urusan PSSI dan pemerintah tidak bisa intervensi. Tapi berhubung isu Israel adalah isu politik, dan ditolak politisi PDIP, maka citra Jokowi bisa terpengaruh juga,” katanya.

Menurut Iqbal, isu Israel pada era Soekarno berbeda dengan era pascareformasi.

“Pada masa Soekarno, banyak negara baru merdeka dan baru membangun blok kepentingannya di PBB. Dukungan Soekarno pada Palestina berimplikasi Indonesia memperoleh dukungan negara-negara Islam di Asia-Afrika, meskipun dikemas sebagai arah politik NonBlok. Di era pascareformasi, pasca runtuhnya blok komunis, peta politik dunia berubah,” katanya.

Sebenarnya, lanjut Iqbal, citra Indonesia sebagai negara pendukung pembebasan Palestina di mata dunia Islam dan sebagian anggota PBB bisa menguat, jika ternyata timnas Israel U20 nantinya benar-benar ditolak resmi pemerintah.

“Namun citra ini baru sebatas politik, dan belum tentu berimbas langsung terhadap ekonomi berupa hadirnya investor dari negara OKI (Organisasi Konferensi Islam) ke Indonesia. Terlebih Arab Saudi juga tengah menjalin baik hubungan dengan Israel dan Arab adalah sekutu penting Amerika Serikat,” kata Iqbal.

Justru hubungan bilateral, regional dan multilateral yang melibatkan Israel dan Indonesia akan terancam dengan penolakan pemerintah.

“Misalnya, negara-negara sekutu Israel, seperti Amerika Serikat, berpotensi menghalangi kepentingan-kepentingan internasional Indonesia di forum PBB,” kata Iqbal.

“Denda atau sanksi bisa saja beruntun menimpa Indonesia sebagaiman dialami pada era Soekarno. Tapi Soekarno saat itu tetap bersikukuh menerima denda atau sanksi semacam ini karena keras menentang ‘penjajahan kapitalisme‘ Amerika,” kata Iqbal.

Sementara saat ini, Iqbal meyakini, sikap penolakan yang ditunjukkan elite PDI Perjuangan tak murni menyuarakan kemanusiaan dan keadilan sosial.

“Ini berbeda dengan idealisme komunitas partai atau ormas Islam yang memang dari dulu membela Palestina,” katanya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: