Polemik Timnas Israel Bertanding di Indonesia, Disambut Terbuka oleh Jokowi Tapi Ditolak Habis oleh PDIP
Setelah buka puasa hari keenam puasa Ramadhan 1444 Hijriah, Presiden Joko Widodo (Jokowi) melansir pernyataan resmi kenegaraan, setelah keikutsertaan Tim Nasional Israel dalam Piala Dunia usia 20 tahun di Indonesia menjadi polemik dan berakibat pembatalan drawing oleh FIFA.
Jokowi membantah keikutsertaan Timnas Israel dalam Piala Dunia U20 di Indonesia bakal mengubah sikap politik negara yang mendukung kemerdekaan Palestina.
“Saya menjamin keikutsertaan Israel tidak ada kaitannya dengan konsistensi posisi politik luar negeri kita terhadap Palestina. Karena dukungan kita kepada Palestina selalu kokoh dan kuat," kata Jokowi dalam pidato di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa 28 Maret 2023.
Jokowi menegaskan, kebijakan strategis politik luar negeri Indonesia soal konflik Israel - Palestina tetap sama, yakni mengampanyekan ‘solusi dua negara’ alias two state solution.
Dengan demikian, di samping negara Israel, Indonesia juga terus ikut memperjuangkan pengakuan atas negara Palestina di komunitas global.
Tapi di lingkungan politik dalam negeri, Jokowi meminta keikutsertaan Timnas Israel dalam Piala Dunia U20 di Indonesia tidak dipolitisasi.
"Kita sependapat dengan Duta Besar Palestina untuk Indonesia, bahwa FIFA memiliki aturan yang harus ditaati anggotanya. Jadi, jangan mencampuradukkan urusan olahraga dan urusan politik.”
Akhir pekan lalu, federasi sepakbola dunia atau FIFA resmi membatalkan pengundian babak penyisihan grup Piala Dunia U20 yang seharusnya digelar di Bali, Jumat 31 Maret.
Anggota Executive Commite Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia, Arya Sinulingga, dalam konferensi pers Minggu 26 Maret, mengatakan belum menerima surat resmi FIFA terkait pembatalan tersebut.
Tapi, dia mengakui FIFA sudah memberikan pesan jelas pembatalan pengundian itu disebabkan Gubernur Bali Wayan Koster menolak Timnas Israel datang ke daerahnya.
Koster tidak sendirian menolak kedatangan Israel. Kawan separtainya di PDIP sekaligus Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo juga ikut menolak kesebelasan itu bermain di Stadion Manahan Solo.
Anggota Fraksi PDIP di DPR RI, Ono Surono, menegaskan politik dan olahraga merupakan dua hal yang saling terkait.
“Sama juga olahraga terkait dengan aspek lain seperti ekonomi, termasuk keamanan,” kata Surono kepada Suara.com, Selasa malam.
Penolakan PDIP atas keikutsertaan Timnas Israel juga mempunyai basis argumentasi ideologi partai.
Konstitusi Indonesia, kata Ketua DPD PDIP Jawa Barat itu, tegas-tegas menyatakan kemerdekaan adalah hak segala bangsa—termasuk Palestina.
Sementara PDIP, kata dia, adalah partai yang berciri Nasionalis Soekarnois serta taat konstitusi.
Atas dasar spektrum ideologi seperti itu, Surono menegaskan menolak Timnas Israel adalah kewajiban seluruh kader partainya.
“Bung Karno juga mempunyai sikap tegas, pernah menolak Israel bertanding melawan Timnas Indonesia,” kata Surono.
Soal pertautan politik dan sepakbola juga adalah keniscayaan dalam sejarah yang tak hanya terjadi di Indonesia, tapi negara lain.
Bahkan, Surono mengatakan FIFA juga melakukan hal yang sama. Dia menyebut FIFA memakai standar ganda terhadap anggotanya berdasarkan alasan politik.
“FIFA itu mencampuradukkan masalah olahraga dengan politik ketika mencoret Rusia (di babak playoff Piala Dunia 2022) karena konflik dengan Ukraina,” tuding Surono.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Bayu Muhardianto
Advertisement