Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ketemu 5 Ketum Parpol, Jokowi Disinyalir Tengah Bentuk Kekuatan Besar yang Bisa Kalahkan PDIP dan Anies Baswedan

Ketemu 5 Ketum Parpol, Jokowi Disinyalir Tengah Bentuk Kekuatan Besar yang Bisa Kalahkan PDIP dan Anies Baswedan Kredit Foto: Suara.com
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pertemuan antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan para ketua umum partai politik (parpol) koalisi pemerintahan pada Minggu (2/4/2023) seketika menjadi perbincangan hangat. Apalagi, dengan adanya rencana pembentukan koalisi besar.

Hal ini dinilai Pengamat politik Dedi Kurnia Syah sebagai upaya membentuk kekuatan besar untuk mengalahkan PDIP dengan menghilangkan pengaruh Ketua Umum Megawati Soekarnoputri. Terlebih, Jokowi juga semakin terang-terangan menunjukkan dukungan kepada Prabowo Subianto.

Baca Juga: Prabowo Subianto Bertemu Para Ketum Parpol di Markas PAN, ‘Kode’ KIR dan KIB Bakal Bersatu di Pilpres…

"Ini menguatkan dukungan Jokowi ingin ada kekuatan besar yang bisa kalahkan PDIP, atau hilangkan pengaruh Megawati, sekaligus bisa mengalahkan rivalitas dengan koalisi Nasdem yang mengusung Anies," ujar Dedi kepada Republika.co.id, Senin (3/4/2023).

Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) ini mengatakan, sebelum wacana koalisi besar ini juga, terbentuknya Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang terdiri atas Golkar, PAN dan PPP juga dinilai cenderung untuk melawan PDIP. Menurutnya, KIB dibangun sekaligus menjadi ruang kekuasaan Jokowi lepas dari PDIP.

"Pada dasarnya, sejak awal terbentuknya KIB memang cenderung dibangun untuk melawan PDIP, sekaligus menjadi ruang kekuasaan Jokowi lepas dari PDIP, dan PDIP tahu," kata Dedi.

Karena itu, kata Dedi, dalam pidato Megawati di Rakernas PDIP beberapa waktu lalu menyinggung kader untuk tidak bermanuver, yang salah satunya menurut Dedi ditujukan pada Jokowi.

Dedi melanjutkan, apalagi pascabatalnya Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U20 yang menjadi salah satu agenda besar Pemerintahan Jokowi semakin menguatkan untuk membentuk poros koalisi besar menandingi PDIP.

Terlebih, PDIP menjadi salah satu yang ikut andil menciptakan kegaduhan penolakan Timnas Israel yang kemudian diikuti Indonesia dicoret FIFA sebagai tuan rumah Piala Dunia.

"Kegagalan Piala Dunia menjadi pemantiknya, Jokowi jelas kecewa karena ia berharap Piala Dunia akan menjadi magnet baru galang simpati publik, mengingat sebelumnya prestasi internasional paling mengemuka masih di dominasi Formula E, di tambah agenda superboat di Toba juga kurang bergaung," ujar Dedi.

"Sementara gagal, maka kekecewaan itu semakin menguat utamanya dengan PDIP yang lantang membuat kegaduhan," katanya.

Baca Juga: Demi Naiknya Elektabilitas, PDIP Ambil Sikap Tolak Timnas Israel? Begini Kata Hasto, Simak!

Terkait peluang koalisi besar ini di Pilpres mendatang, dia menilai bergantung dengan siapa sosok calon wakil presiden yang akan mendampingi Prabowo. Menurut dia, meskipun koalisi besar, belum menjamin kemenangan.

"Bergantung, jika Prabowo tidak mendapat lawan sepadan, besar kemungkinan menang, tetapi jika kemudian Anies mendapat pasangan yang bisa dianggap bagian dari pemerintah saat ini, Prabowo tetap kesulitan," ujarnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ayu Almas

Advertisement

Bagikan Artikel: