Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Celios Beberkan Sejumlah Penghambat Penutupan PLTU

Celios Beberkan Sejumlah Penghambat Penutupan PLTU Kredit Foto: PLN
Warta Ekonomi, Jakarta -

Direktur Kebijakan Pertambangan Center of Economic and Law Studies (Celios) Wishnu Try Utomo mengatakan, ada beberapa hal yang dapat menghambat penutupan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara di Indonesia.

Salah satunya adalah tindakan pemerintah yang masih mengizinkan pembangunan PLTU batu bara yang bersifat captive di Kawasan Industri Hijau Indonesia (KIHI).

"Selain PLTU captive, penutupan total PLTU batu bara ikut terhambat dengan adanya metode co-firing yang kenyataannya hanya mengurangi jumlah penggunaan batu bara sebesar 5%-10%," ujar Wishnu dalam keterangan tertulis yang diterima, Rabu (26/4/2023).

Baca Juga: Target Bauran EBT Masih Rendah, Celios: Kenyataannya Pada 2023 Bauran EBT Baru Mencapai 13%

Wishnu mengatakan, upaya tersebut berpotensi besar menyebabkan deforestasi di hutan Indonesia karena kebutuhan untuk menutupi konsomsi batu bara di PLTU yang tak sedikit. 

"Metode ini justru memperbesar potensi deforestasi karena kebutuhan biomassanya yang terlalu tinggi, belum lagi adanya upaya memperpanjang usia PLTU yang seharusnya sudah layak dipensiunkan," ujarnya.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Celios Bhima Yudhistira menilai, ada upaya untuk seolah menggambarkan bahwa Pemerintah Indonesia siap menampung dana investor kakap seperti BASF-VW untuk berinvestasi di industri baterai. 

Namun, banyak yang masih meragukan terkait komitmen Pemerintah dalam meningkatkan perlindungan lingkungan hidup dan komunitas setempat. 

"Padahal investor sekelas BASF-VW memiliki ESG (Environment, Social, and Governance) yang ketat dan terus menerus diaudit, sehingga satu gram saja campuran nikel pada baterai mobil listrik diambil dari proses pemurnian (smelter) yang bermasalah maka reputasi BASF-VW akan terpengaruh," ujar Bhima.

Sebagaimana diketahui, perusahaan sekelas BASF-VW pun mensyaratkan traceability atau kejelasan sumber material kritikal untuk bahan baku baterai dan komponen mobil listrik lainnya. Di mana dalam proses due dilligence perusahaan, tim biasanya akan dikirim untuk melacak asal usul material. 

"Jadi, masalah penggunaan PLTU kawasan menjadi krusial dalam rantai pasok BASF-VW," ujarnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Djati Waluyo
Editor: Rosmayanti

Advertisement

Bagikan Artikel: