Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Picu Pertumbuhan Ekonomi, Pemerintah Bakal Bantu Industri Mineral dan Batubara

Picu Pertumbuhan Ekonomi, Pemerintah Bakal Bantu Industri Mineral dan Batubara Kredit Foto: Unsplash/Vladimir Patkachakov
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan sektor mineral dan batubara merupakan salah satu sektor pemicu pertumbuhan ekonomi nasional.

Total investasi di sektor mineral dan batubara telah mencapai USD56 miliar sejak 2015 hingga Juni 2024 berdasarkan data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Baca Juga: Ajak Gunakan AI Secara Bijak, Menkomdigi Ingatkan Pesan Presiden Prabowo

“Ini salah satu sektor yang menjadi pemicu dari pertumbuhan perekonomian nasional. Ini jadi andalan bersama dengan SDA lain yaitu sawit. Jadi tandem mineral batubara dan sawit, itu menjadi ekspor devisa kita yang menjaga rupiah tetap stabil,” ungkap Menko Airlangga dalam acara Indonesia Mining Summit, dikutip dari siaran pers Kemenko Perekonomian, Kamis (5/12).

Pemerintah akan berusaha untuk membantu industrialisasi mineral dan batubara melalui sejumlah insentif. Saat ini sudah terdapat 87 smelter yang beroperasi dari total 172 smelter yang dibangun.

Menko Airlangga juga mengatakan investasi menjadi kunci penting pertumbuhan ekonomi. Tahun 2024 ditargetkan investasi sebesar Rp1.900 triliun dan tahun 2025 meningkat menjadi Rp2.100 triliun. Salah satu yang terus dikembangkan yakni hilirisasi dan pendalaman struktur supply chain. Terkait critical minerals, perlu untuk menjaga kerja sama dengan negara lain dalam rangka meningkatkan investasi dan menghasilkan devisa.

Hilirisasi telah terbukti berbuah manis bagi perekonomian Indonesia, contohnya smelter milik Freeport Indonesia di Gresik mampu mengolah 3 juta ton konsentrat tembaga, dihasilkan sekitar 60 ton emas dan 900 ribu anoda tembaga, beserta produk turunannya. Emas yang dihasilkan bisa mengurangi ketergantungan akan impor emas dan berpotensi menghemat devisa hingga Rp200 triliun per tahun.

Selain itu, Menko Airlangga mengungkapkan bahwa Indonesia sudah menyelesaikan perjanjian Indonesia-Canada Comprehensive Economic Partnership Agreement (ICA-CEPA) serta MoU terkait critical minerals dengan Kanada.

“Dengan demikian, kita di Amerika Utara sudah punya beachhead. Jadi kita sudah punya platform untuk masuk ke pasar Amerika melalui Kanada. Dan Kanada berjanji akan menjadi teman kita, strategic partner kita untuk pengembangan daripada strategic critical minerals,” ujar Menko Airlangga.

Arah pengembangan investasi hilirisasi di Indonesia juga harus dilakukan dengan mengedepankan environmental, social, and governance (ESG). Pembangunan harus menerapkan prinsip ramah lingkungan, kesesuaian terhadap regulasi, serta prioritas penggunaan tenaga kerja lokal secara bertahap. Transfer teknologi dan upaya peningkatan kapasitas masyarakat lokal merupakan faktor yang ditekankan pemerintah dalam menerima investasi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya

Advertisement

Bagikan Artikel: