Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jokowi Bohong Soal Tidak Ikut Campur Urusan Capres? Profesor Mantan Pendukung Beri Analisa Mengejutkan: Jelas Tidak Jujur!

Jokowi Bohong Soal Tidak Ikut Campur Urusan Capres? Profesor Mantan Pendukung Beri Analisa Mengejutkan: Jelas Tidak Jujur! Kredit Foto: Wafiyyah Amalyris K
Warta Ekonomi, Jakarta -

Guru Besar Hukum Tata Negara, Denny Indrayana menyoroti manuver Presiden Jokowi yang ia sebut “cawe-cawe” di Pilpres 2024.

Denny yang merupakan mantan pendukung Jokowi di 2014 lalu tersebut menilai Jokowi telah berbohong soal klaim tidak ikut campur dalam urusan pencapresan di Pilpres 2024. Hal ini ia ungkapkan pada poin ke 10 analisa panjangnya “Berbohong kepada Publik”, mengenai ikut campurnya Jokowi di Pilpres 2024.

“Presiden Jokowi berulang kali mengatakan urusan capres adalah kerja para Ketum Parpol, bukan urusan Presiden. Maka, Beliau protes ketika semua soal capres dikaitkan dengan dirinya. Tetapi pernyataan itu jelas tidak jujur,” ujar Denny dalam rilisnya, dikutip dari laman Integrity Law Firms, Kamis (27/4/23).

Denny menilai terlalu nampak bagaimana keterlibatan Jokowi dalam urusan pencapresan 2024 ini.

Baca Juga: Untung Belum Tentu, Generasi Mendatang Harus Tanggung Warisan Utang Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung Kebanggaan Jokowi!

Salah satu yang disinggung oleh Denny adalah acara buka puasa bersama yang diadakan Partai Amanat Nasional (PAN).

“Di pertemuan buka puasa yang diadakan PAN saja, setelah melakukan pertemuan tertutup, Presiden Jokowi dengan seluruh partai pendukung pemerintah—kecuali Partai Nasdem yang tidak diundang untuk hadir, di hadapan media menyampaikan ide tentang koalisi besar, antara KIB dengan Gerindra dan PKB,” jelasnya.

“Jelaslah, pembentukan koalisi besar ada urun andil dari Presiden Jokowi,” tambahnya.

Baca Juga: Mengejutkan! Mantan Pendukung Jokowi Ungkap Pengakuan Ketum Parpol: 'Kalau Dukung Anies Baswedan, Kami Akan Hilang!'

Lebih lanjut, Denny yang mengaku analisanya ini berdasarkan informasi-informasi akurat membeberkan kisah tak sinkronnya arahan Jokowi ke Ketum PKB Muhaimin Iskandar dan Ketum Gerindra Prabowo Subianto.

Denny menyebut ada arahan dari Jokowi agar Muhaimin segera mendeklarasikan pasangan Prabowo-Muhaimin. Muhaimin yang dapat arahan dari Jokowi pun menyampaikan ke Prabowo, namun Prabowo yang juga bertemu Jokowi mengaku arahan Jokowi adalah deklarasikan pasangan Prabowo-Airlangga Hartarto.

“Terkejut dan kecewa atas pesan yang berbeda tersebut, Muhaimin akhirnya meninggalkan kediaman Prabowo dan menyampaikan pernyataan media: Belum ada kesepakatan capres-cawapres,” jelas ungkap Denny.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto

Advertisement

Bagikan Artikel: