Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Deretan Skenario Penjegalan Anies Baswedan Dibongkar Sosiolog Musni Umar, Mulai dari Formula E, Kudeta PPP, Hingga Prabowo, Waduh!

Deretan Skenario Penjegalan Anies Baswedan Dibongkar Sosiolog Musni Umar, Mulai dari Formula E, Kudeta PPP, Hingga Prabowo, Waduh! Ilustrasi: Wafiyyah Amalyris K
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sosiolog Dr. Musni Umar, Ph.D menyebut indikasi menggagalkan Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres) 2024 terus dilakukan oleh lawan-lawan politiknya dalam berbagai gerakan operasi senyap.

Menurutnya, ada dua skenario besar yang tengah dimainkan untuk menjegal Anies. Pertama, menggunakan instrumen hukum terhadap kasus yang diada-adakan, yaitu Formula E.

Baca Juga: Anies Baswedan Titip Pesan ke Musni Umar: Jangan Serang Mas Ganjar!

"Ini adalah masalah serius yang harus menjadi perhatian, karena ini kasus politik," kata Musni Umar dalam unggahan video di beranda twitternya @musniumar.

Cara yang kedua, menurut eks rektor Universitas Ibnu Chaldun itu, adalah dengan mengambil kepemimpinan Partai Demokrat dari Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) kepada kubu Moeldoko.

Sebagaimana diketahui, Demokrat di bawah AHY sudah mendukung Anies sebagai capres bersama Nasdem dan PKS.

Jika kubu Moeldoko berhasil mengambil alih kepemimpinan Demokrat melalui intervensi PK dan diterima, maka dipastikan Anies akan gagal menjadi capres 2024 karena tidak mencukupi syarat presidential threshold.

Jika kedua skenario tersebut gagal, dan Anies tetap menjadi capres, maka dibuat lagi skenario untuk menggagalkan Anies agar tidak menjadi capres 2024.

Musni kembali memaparkan dua skenario, yaitu adanya rakernas PPP yang mengganti ketua umumnya Suharso Monoarfa menjadi M. Mardiono. Menurutnya suara PPP di bawah Suharso Monoarfa adalah condong kepada Anies.

Kemudian Musni menuding pihak Istana sudah mengendus rencana ini, maka dibuatlah skenario rakernas dan ditetapkanlah Plt untuk menghentikan dukungan kepada Anies tersebut.

Apabila PPP mendukung pencalonan capres dari PDIP saja tidak cukup. Harus ada Cawapres dari PPP yang diusung untuk memecah suara Anies, maka diduga Sandiaga Uno-lah yang tepat.

"Karena suara Sandi sebenarnya adalah suara Anies pada pemilihan gubernur 2017. Maka jika ini berhasil, suara Anies akan terpecah dan dialihkan kepada suara Capres PDIP yaitu Ganjar Pranowo," ujar Musni melanjutkan analisisnya.

Skenario selanjutnya, beber Musni, adalah soal Prabowo. Ia mengaitkan suara Prabowo yang banyak didukung oleh ulama dan muslim.

Pemilih Prabowo yang telah bermigrasi menjadi pendukung Anies ingin juga dipecah. Maka Prabowo  juga diusung untuk menjadi Calon Presiden.

Jika dilihat dari permainan belakangan ini yang ingin mendampingi Prabowo adalah Airlangga Hartarto. Ini terindikasi dari lobi-lobi Prabowo kepada Aburizal Bakrie sebagai Ketua Dewan Pembina Partai Golkar.

Baca Juga: Musni Umar Buka-bukaan Pesan yang Dititipkan Anies Baswedan: Jangan Serang Mas Ganjar

Semangat rakyat untuk menciptakan perubahan begitu besar di setiap daerah. Jika skenario itu terjadi rakyat bisa marah.

Maka harapan semua rakyat adalah pemilu dilaksanakan secara Langsung, Umum, Bebas dan Rahasia.

"Jujur dan Adil adalah syarat yang harus ditegakkan, jika negeri ini ingin lebih baik seperti yang diharapkan bersama," pungkas Musni. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ayu Almas

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: