Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dimulai oleh PDIP saat Perjanjian Batu Tulis Hingga Anies-Sandi, Prabowo Subianto Jadi Tokoh Paling Banyak Dikhianati

Dimulai oleh PDIP saat Perjanjian Batu Tulis Hingga Anies-Sandi, Prabowo Subianto Jadi Tokoh Paling Banyak Dikhianati Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Netizen menganggap Prabowo Subianto sebagai tokoh yang paling banyak dikhianati. Hal itu diketahui dari survei di Twitter yang dibuat oleh Wakil Ketua Umum Partai Gelora, Fahri Hamzah.

Dalam surveinya, Fahri menyurvei tiga calon presiden (capres), yakni Prabowo Subianto (PS), Ganjar Pranowo (GP), dan Anies Baswedan (AB). Hasil survei menunjukkan Prabowo memperoleh 69,8 persen, sementara Ganjar Pranowo 6,9 persen dan Anies Baswedan 23,8 persen.

Baca Juga: Elite PDIP Ini Ungkap Prabowo Subianto Bukan Lawan Sepadan Ganjar Pranowo, 3 Kali Gagal Jadi Presiden Diungkit

Isu pengkhianatan politik memang sejak lama menimpa Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Banyak yang menilai Menteri Pertahanan itu sudah dikhianati sejak perjanjian Batu Tulis tidak ditepati oleh PDI Perjuangan (PDIP) yang komitmen mendukung Prabowo pada Pilpres 2014.

Akan tetapi, PDIP malah mengusung Jokowi sebagai Presiden. Soal pengkhianatan kembali mencuat akhir-akhir ini ketika Sandiaga Uno yang dibesarkan oleh Prabowo Subianto keluar dari partai Gerindra dan diisukan akan bergabung ke Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Anies Baswedan juga dinilai ingkar janji terhadap Prabowo yang telah mendukung dan memenangkannya di Pilgub DKI Jakarta pada 2018 lalu. Anies sebelumnya juga berjanji tidak akan menjadi lawan Prabowo di pemilihan Presiden.

Pernyataan tersebut Anies lontarkan dalam sebuah talkshow di stasiun televisi nasional. Namun, belakangan Anies membantah berkhianat ke Prabowo, komitmen tersebut menurut Anies hanya berlaku di Pilpres 2019.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Advertisement

Bagikan Artikel: