Jokowi Tak Undang Surya Paloh, Pertemuan dengan Ketum Parpol Pro Pemerintah Bahas Soal Reshuffle Kabinet? Ternyata...
Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan pertemuan dengan Ketua Umum parpol pro pemerintah di Istana Merdeka, Jakarta pada Selasa (2/5).
Namun, dari tujuh parpol koalisi pemerintah yang dijamu Jokowi, hanya satu yang tidak kelihatan di Istana, yakni Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh. Apakah forum itu menyinggung soal reshuffle kabinet?
Plt Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Muhamad Mardiono menyebut pertemuan dengan Kepala Negara pada Selasa malam tidak membahas perombakan atau reshuffle.
"Oh, enggak ada sama sekali. Ndak singgung soal kabinet," ujar Mardiono setelah pertemuan yang berlangsung selama 2,5 jam di Istana Merdeka.
Menurut dia, pertemuan para ketum parpol dengan Presiden Jokowi hanya membahas bagaimana seluruh pihak terutama parpol bisa menjaga stabilitas politik nasional.
Penekanan mengenai stabilitas politik itu karena saat ini Indonesia melaksanakan pemilihan umum atau Pemilu 2024. "Supaya rakyat nanti bisa menikmati bahwa pesta demokrasi itu betul-betul bisa dinikmati oleh rakyat," ucap Mardiono.
Dia mengatakan dengan menjaga stabilitas politik nasional, masyarakat Indonesia bisa menikmati Pemilu 2024 sebagai pesta demokrasi.
Kemudian, pemimpin yang nanti terpilih dapat membawa Indonesia menghadapi segala tantangan yang ada di masa depan, termasuk mengoptimalkan bonus demografi.
Pertemuan antara Jokowi dan jajaran ketum parpol pendukung pemerintah dilakukan secara tertutup sejak pukul 19.00 WIB hingga 21.30 WIB. Seluruh ketua umum parpol pendukung hadir, kecuali Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh.
Jokowi mengundang para ketum parpol koalisi pemerintah ke Istana di tengah situasi politik yang kian menghangat menjelang Pemilu 2024.
Terlebih lagi, PDI Perjuangan baru saja mendeklarasikan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden. PPP pun sudah memutuskan sikap yang sama dengan PDIP.
Selain Ganjar, mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan juga telah dideklarasikan sebagai bakal calon presiden oleh Koalisi Perubahan yang beranggotakan Partai Nasdem, PKS, dan Partai Demokrat.
Figur lainnya yang memiliki tingkat elektabilitas tinggi adalah Ketum Gerindra Prabowo Subianto.
Gerindra sendiri telah menjalin koalisi bernama Kebangkitan Indonesia Raya dengan PKB, sedangkan Golkar, PAN, dan PPP membentuk Koalisi Indonesia Bersatu.(antara/jpnn)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Bayu Muhardianto
Tag Terkait:
Advertisement