Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pentingnya Literasi dalam Berdakwah di Dunia Digital

Pentingnya Literasi dalam Berdakwah di Dunia Digital Kredit Foto: Pixabay/mohamed_hassan
Warta Ekonomi, Lombok -

Sebagai seruan ajakan menuju kebaikan, dakwah hendaknya dilakukan secara sadar dan selalu berusaha memberikan yang terbaik.

”Dakwah bertujuan membentuk individu dan keluarga yang bahagia (khayral-usrah) dan masyarakat atau umat terbaik (khayral ummatun) dengan menaati ajaran Islam melalui lisan, penulisan atau teladan perbuatan,” ujar Muhammad Amin.

Baca Juga: Masuk Era Digitalisasi, Orang Tua Tak Boleh Kalah dari Anak Lagi: Mulai Tingkatkan Literasi Digital!

Kepala Bidang Pendidikan Madrasah Kanwil Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) itu menyampaikan hal tersebut saat menjadi narasumber dalam webinar literasi digital yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Kantor Kemenag Provinsi NTB, untuk komunitas pendidikan madrasah di Lombok, NTB, Kamis (4/5/2023).

Dalam diskusi bertajuk ”Literasi Dalam Berdakwah di Dunia Digital” itu, Muhammad Amin mengatakan, kemajuan teknologi digital mengakibatkan pergeseran paradigma.

Awalnya, media dakwah hanya memiliki siaran analog terbatas. Dinikmati melalui radio dan televisi analog atau digital dengan frekuensi, serta sinyal dan saluran yang dibatasi antara daerah yang satu dengan daerah lainnya. 

”Namun, seiring berkembangnya teknologi, dakwah kini dapat dinikmati dengan koneksi internet melalui media komputer atau handphone di mana saja tanpa mengenal batas ruang dan waktu,” kata Amin dalam webinar yang juga diikuti secara nobar oleh santri madrasah dan pondok pesantren di Lombok, NTB. 

Perkembangan teknologi digital dan media sosial, menurut Amin, mampu memberikan peluang besar untuk menjangkau masyarakat luas yang mungkin tidak tahu tentang Islam atau Muslim. Apalagi, media sosial kini tidak hanya digunakan oleh para pendakwah, tapi juga digunakan oleh seluruh umat Islam untuk berkomunikasi. 

”Media sosial meningkatkan kesempatan belajar di dunia Islam. Mereka dapat mengikuti kuliah yang disampaikan oleh ulama Islam secara online, juga terhubung dengan mereka melalui media sosial. Dengan begitu, syiar ayat-ayat Alquran dan hadits untuk kemaslahatan umat akan terus terjaga,” jelas Amin dalam diskusi virtual yang dimoderatori Joan Permana itu.

Sejak dua tahun silam, Kemenkominfo aktif menyelenggarakan program nasional untuk meningkatkan literasi digital 50 juta masyarakat Indonesia pada 2024.

Program Indonesia #MakinCakapDigital (IMCD) membahas setiap tema dari sudut pandang empat pilar utama. Yakni, kecakapan digital, etika digital, keamanan digital, dan budaya digital. 

Dari sudut pandang budaya digital, Kepala Kemenag Kabupaten Lombok Barat Jalalussayuthy mengatakan, generasi milenial yang akrab dengan internet dan media digital membutuhkan model keberagamaan yang berbeda dengan generasi sebelumnya. 

”Dakwah model lama, seperti bertemu dalam lingkungan terbatas akan tergeser oleh model dakwah digital. Untuk itu, seorang da'i harus menguasai teknologi untuk mengoptimalkan semua potensi berdakwah di era digital,” tegas Jalal.

Kepala Kantor Kemenag Kota Mataram Jaelani menambahkan, dari perspektif keamanan digital, dakwah di dunia digital juga membutuhkan literasi terkait keamanan digital. Utamanya, pemahaman keamanan terhadap media yang akan digunakan dalam aktivitas dakwah. 

”Setiap media sosial punya karakter dan nilai masing-masing. Pendakwah harus mampu memilih secara tepat media mana yang akan digunakan untuk berdakwah, utamanya dari aspek kemanfaatan dan keamanan,” jelas Jaelani.

Pada 2023, kegiatan IMCD atau #literasidigitalkominfo menargetkan 5,5 juta peserta, utamanya warga masyarakat yang belum pernah mengikuti kegiatan literasi digital.

IMCD sendiri bertujuan meningkatkan kemampuan masyarakat Indonesia dalam memanfaatkan teknologi digital secara positif, produktif, dan aman. 

Berdasarkan survei Indeks Literasi Digital Nasional yang dilakukan Kemenkominfo bersama Katadata Insight Center pada 2021, tingkat literasi digital masyarakat Indonesia skornya 3.49 dari 5.00. Dengan skor tersebut, tingkat literasi digital kita berada dalam kategori ”sedang”. 

Program IMCD diperlukan, lantaran survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) dan We Are Social menemukan bahwa pengguna internet dan media sosial di Indonesia pada periode 2021-2022 sudah mencapai 220 juta orang.

”Padahal, pada 2019, jumlah itu masih di kisaran 175 juta orang,” jelasnya. 

Informasi lebih lanjut mengenai literasi digital dan info kegiatan dapat diakses melalui Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Fan Page, Kanal YouTube Literasi Digital Kominfo serta website info.literasidigital.id.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Advertisement

Bagikan Artikel: