Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Masuk Era Digitalisasi, Orang Tua Tak Boleh Kalah dari Anak Lagi: Mulai Tingkatkan Literasi Digital!

Masuk Era Digitalisasi, Orang Tua Tak Boleh Kalah dari Anak Lagi: Mulai Tingkatkan Literasi Digital! Kredit Foto: Unsplash/ Robo Wunderkind
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dalam rangka kampanye Gerakan Nasional Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama dengan Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi menyelenggarakan webinar Literasi Digital #MakinCakapDigital 2023 untuk segmen komunitas di wilayah Kalimantan dan sekitarnya dengan tema "Lindungi Anak dari Kejahatan Dunia Maya" pada Rabu (3/5/2023).

Kali ini hadir pembicara-pembicara program kegiatan Literasi Digital #MakinCakapDigital di tahun 2023 yang ahli dibidangnya untuk berbagi antara lain dari Core Team Youth Network Unicef Indonesia, Firman Gani; Co Founder Jaringan Pegiat Literasi Digital Indonesia (JAPELIDI) dan Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo), Santi Indra Astuti; dan Dosen di Universitas Teknologi Yogyakarta, Ade Irma Sukmawati.

Baca Juga: Berpeluang Bersaing dengan Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto: Mereka Putra Terbaik Bangsa!

Perkembang teknologi semakin pesat di era sekarang ini. Hal tersebut melatarbelakangi munculnya tantangan budaya digital seperti mengaburnya wawasan kebangsaan, menipisnya kesopanan dan kesantunan, kebebasan berekspresi yang kebablasan hingga menghilangnya batas-batas privasi. Diperlukan kompetensi budaya bermedia digital di mana pengetahuan dasar tentang nilai-nilai Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika penting bagi pengguna internet.

Firman Gani dari Core Team Youth Network Unicef Indonesia, mengatakan terdapat saling keterkaitan antara peran orang tua kepada anak dalam hal pemahaman literasi digital. Terlebih dengan data dari We Are Social dan HootSuite pada awal 2023 mengungkap bahwa pengguna internet di Indonesia terus bertambah dan kini sudah mencapai 212,9 juta atau 77 persen dari total populasi.

Secara global, disebutkan pula indeks kesenjangan kecakapan digital atau (DSGI) Indonesia pada 2021 berada di angka 5,2 yakni ada di peringkat ke-47 dari 134 negara. Sementara perlu adanya peningkatan literasi digital, sebab Indeks Literasi Digital Indonesia pada 2021 masih berada pada angka 3,34 atau di level sedang.

“Peran orang tua dalam memantau kegiatan berdigital anak, seperti menjadi pendengar yang baik untuk memahami kehidupan digital anak dan membantu anak memahami konsekuensi dari perilaku digital yang tidak diinginkan,” ungkap Firman saat menjadi narasumber kegiatan literasi digital #MakinCakapDigital 2023 untuk segmen komunitas di Kalimantan, Rabu (2/5/2023).

Lebih lanjut ia mengatakan, orang tua perlu membimbing anak agar membuat keputusan yang tepat dalam hal penggunaan media sosial dan teknologi. Selain itu orang tua harus menjadi role model yang baik dengan mengontrol penggunaan media sosial dan teknologi pribadi.

Tak kalah pentingnya, orang tua perlu membatasi waktu yang dihabiskan untuk berinternet dan bermain game. Tentunya ada pendekatan tertentu yang bisa dilakukan orang tua untuk menjadikan anak aman berinternet, salah satunya dengan membuka jalur komunikasi dengan anak agar dapat berbagi informasi tentang kegiatan digital anak.

Orangtua pun perlu memastikan anak tidak mengkonsumsi konten yang tidak cocok. Dengan cara memeriksa kegiatan digitalnya dan memastikan anak tidak mengikuti perilaku yang berbahaya dan memberi pengetahuan tentang keamanan digital.

Narasumber berikutnya, Co Founder Jaringan Pegiat Literasi Digital Indonesia (JAPELIDI) dan Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo), Santi Indra Astuti menambahkan tentang memaksimalkan perlindungan anak di dunia digital. Dalam hal keamanan digital bagi anak, orang tua perlu memahami dulu tentang privasi.

“Privasi adalah kondisi diri yang tidak ingin diketahui oleh orang lain tanpa seizin kita. Pelanggaran privasi terjadi ketika data-data pribadi kita diambil, dimanfaatkan, atau disebarluaskan tanpa sepengetahuan kita,” sebut Santi.

Fakta saat ini, sebanyak 9 dari 10 anak-anak di Indonesia menggunakan media sosial menurut laporan UNICEF. Selain itu di ruang online, anak-anak laki-laki maupun perempuan melaporkan pernah dikirimi dan dimintai foto-foto eksplisit. Sebanyak dua dari lima anak yang diteliti juga melaporkan memiliki pengalaman buruk yang tidak diceritakan kepada siapa pun.

Risiko anak di dunia online terkena konten negatif harus diantisipasi orang tua. Untuk itu pengetahuan akan keamanan digital, seperti mengamankan perangkat hardware dan software haruslah dimiliki orang tua dan diajarkan ke anak. Adapula ancaman tersebarnya data pribadi, sehingga penting menggunakan password yang kuat dan jangan mengunggah data penting termasuk KTP, nama lengkap, nomor telepon, alamat sekolah maupun rumah.

“Berikan anak pengertian tentang risiko di dunia online. Jangan ditakut-takuti tapi tingkatkan kewaspadaan,” tutupnya.

Baca Juga: Memperkenalkan Produk Pertanian Melalui Lokapasar Memerlukan Keterampilan Digital

Sebagai informasi, Webinar Makin Cakap Digital merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam program Indonesia Makin Cakap Digital yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo) bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi. Adapun informasi lebih lanjut mengenai literasi digital dan info kegiatan dapat diakses melalui Website literasidigital.id atau event.literasidigital.id, atau akun Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Literasi Digital Kominfo dan Youtube Literasi Digital Kominfo.  

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: