Jokowi Cawe-cawe ke Capres, Hasan Nasbi: PDIP Tak Mungkin Marah Kalau Jokowi Dukung Prabowo
Publik masih menunggu keputusan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, apakah ia akan maju sebagai calon presiden (Capres) untuk bertanding melawan Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Lantaran, Prabowo Subianto diisukan tidak ingin menjadi calon wakil presiden (Cawapres) Ganjar Pranowo yang sebelumnya sudah diusung oleh Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Asumsi ini diperkuat dengan kunjungan Prabowo Subianto ke elite Partai Golkar dan petinggi TNI setelah Lebaran kemarin.
Pendiri lembaga survei Cyrus Network sekaligus pengamat politik Hasan Nasbi menyatakan bahwa saat ini posisi dan elektabilitas Partai Gerindra sedang kuat sehingga tidak mungkin Prabowo Subianto mau menjadi calon wakil presiden.
Baca Juga: Bak Perjodohan, Hasan Nasbi: Ganjar Pranowo Pasti Terima Siapa Pun Usulan Cawapresnya
“Dia (Prabowo Subianto) intinya kan disuruh jadi calon wakil presiden aja enggak mau. Dan Pak Prabowo mengonfirmasi kalau dia mau jadi Capres, partai dia lagi bagus-bagusnya katanya,” kata Hasan Nasbi, dikutip dalam kanal Youtube Total Politik pada Rabu (10/05/2023).
Sementara itu, apabila Prabowo Subianto maju sebagai calon presiden, ia mengatakan bahwa Prabowo pada akhirnya akan memilih sendiri calon wakil presidennya dengan pertimbangan saran dari Presiden Jokowi dan elite Gerindra.
“Kalau Pak Prabowo, dia akan tentukan pasangannya sendiri. Walaupun dia dengar saran dari Pak Jokowi atau saran dari lingkaran intinya, dia pasti tampung. Tapi siapa itu calon wakil presidennya, saya yakin dia akan tentukan sendiri,” jelasnya.
Sementara itu, apabila Jokowi cawe-cawe alias ikut campur dalam mendukung Prabowo Subianto, Hasan Nasbi menjelaskan bahwa hal tersebut tidak akan membuat PDIP marah. Pasalnya, ia menilai bahwa Prabowo Subianto ada di koalisi pemerintahan yang sama dengan PDIP.
“Kalau Pak Jokowi terlihat terlalu ikut campur dengan Pak Prabowo, emang PDIP enggak marah? Kalau Pak Jokowi terlalu kelihatan ‘menaruh kaki’ di Pak Prabowo emang PDIP enggak marah? Itu kan banyak hal yang harus dipertimbangkan ketika kita membayangkan sebuah skenario seperti itu,” katanya.
Menurutnya, PDIP akan marah apabila Jokowi malah mendukung Anies Baswedan sebagai calon presiden.
“Kalau kasih blessing (restu) atau saran itu wajar. Enggak mungkin PDIP marah karena (Prabowo) masih bagian dari koalisi pemerintahan juga. Kalau kasih blessing ke Anies iya mungkin marah,” ungkapnya.
Lebih lanjut, ia menduga bahwa Prabowo Subianto akan memilih calon wakil presiden yang bisa mengurusi urusan selain luar negeri dan pertahanan-keamanan.
“Kalau Pak Prabowo mungkin merasa bahwa urusannya akan banyak dengan luar negeri, pertahanan-keamanan, dan yang terkait dengan itu. Tapi sisanya harus ada yang menemani dan melengkapi dia, (misalnya) urusan ekonomi atau dalam negeri. Pertimbangan bisa kayak gitu,” ucapnya.
Menurutnya, Prabowo dalam memilih calon wakil presiden tidak hanya akan mempertimbangkan tokoh dengan latar belakang Nahdlatul Ulama (NU) saja, tetapi juga bisa pengusaha, teknokrat, atau bahkan mantan birokrat.
“Kalau menurut saya Pak Prabowo datang dari keluarga teknokrat. Dia paham proses ekonomi, dia paham bagaimana negara harus dijalankan, dia paham bahwa negara ini butuh roadmap (peta penentu). Kemampuannya mungkin bisa diambil dari yang lain, misalnya pengusaha, teknokrat, atau mantan birokrat. Itu bisa melengkapi Pak Prabowo daripada sekadar hijau (Nahdlatul Ulama) saja,” ungkapnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Novri Ramadhan Rambe
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait:
Advertisement