Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Cium Bau-bau PKB Tekan Gerindra Demi Duet Prabowo-Cak Imin, Pengamat: Hati-hati... Masih Ada PAN dan Golkar

Cium Bau-bau PKB Tekan Gerindra Demi Duet Prabowo-Cak Imin, Pengamat: Hati-hati... Masih Ada PAN dan Golkar Kredit Foto: Antara/ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT
Warta Ekonomi, Jakarta -

Analis politik Dedi Kurnia Syah menyoroti manuver PKB di dalam Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) yang dibentuk bersama Partai Gerindra. Ia melihat PKB sengaja menekan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto agar memilih Muhaimin Iskandar (Cak Imin) sebagai cawapres di Koalisi KIR.

Menurut Dedi, dalam hitungan di atas kertas, pasangan Prabowo-Cak Imin memang bisa dijagokan. Hal ini yang membuat PKB berani melakukan manuver, lantaran menyadari pentingnya PKB di Koalisi KIR.

Baca Juga: PKB Bakal Usung Prabowo, Mimpi Cak Imin Jadi Capres Dikubur Dalam-dalam: Nanti Akan Ada Saatnya...

"Terpenting, skema manuver PKB ini tentu untuk menekan Prabowo agar segera putuskan Cawapres, dan Prabowo-Muhaimin rasanya bukan pasangan yang remeh, tetap saja ini akan jadi pasangan yang berimbang melawan Anies dan Ganjar," kata Dedi dihubungi, Jumat (12/5/2023).

Tetapi, menurut Dedi, dengan posisi Prabowo dan Gerindra saat ini, tidak mudah untuk PKB dalam menekan mereka. Pasalnya, meski terikat kerja sama di KKIR, kekinian ada partai lain yang siap merapat ke Gerindra, yaitu Golkar dan PAN melalui koalisi besar.

Alih-alih membuat Prabowo tertekan, manuver PKB nantinya bisa menjadi senjata makan tuan jika dipaksakan terus mengancam.

"Persoalannya, Prabowo lebih mungkin tidak tertekan, mengingat masih ada PAN dan Golkar yang potensial bergabung. Dalam situasi saat ini, PKB juga semakin terdesak jika harus memaksakan cawapres. Di sisi PAN misalnya, ada Erick Thohir yang siap ditawarkan, lalu Golkar sendiri memiliki Airlangga Hartarto yang bahkan dalam catatan publik dianggap lebih berkapasitas dan bersih dibanding Muhaimin," tutur Dedi.

Direktur Eksekutif Political Opinion (IPO) ini juga mengatakan Prabowo sebenarnya punya magnet cukup kuat di koalisi pemerintah, bahkan bisa jadi lebih bisa merangkul dibanding Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

"Untuk itu, Gerindra memang tidak begitu memerlukan PKB sepanjang masih ada PAN dan Golkar yang belum berkoalisi," kata Dedi.

Dedi berkeyakinan Golkar lebih condong mendekari Gerindra, ketimbang PDIP dan PPP yang mengusung Ganjar Pranowo. Sedangkan PAN sebagai partai yang tidak mewacanakan kader sendiri tentu punya pilihan ke banyak pihak, bahkan ke Koalisi Perubahan yang mengusung Anies Baswedan sekalipun.

"Hanya saja saat ini, membaca kedekatannya dengan pemerintah dan koalisi, ada potensi PAN mengarah ke Gerindra. Begitu halnya Golkar, yang tentu lebih potensial mendapat peluang Cawapres Prabowo dibanding Ganjar," ujar Dedi.

Sebelumnya PKB bersiap mengambil opsi lain apabila keputusan penentuan capres dan cawapres dari Koalisi KKIR tidak sesuai aspirasi.

Kekinian, keputusan mengenai capres dan cawapres itu ditunggu PKB sampai akhir Mei. Sebelumnya diberitakan jika PKB menjagokan ketumnya, Muhaimin Iskandar sebagai capres atau cawapres di koalisi tersebut.

"Jika sampai bulan ini, belum berhasil membuat keputusan atau keputusannya tidak sesuai aspirasi dan harapan, tentu akan lebih baik mengambil opsi yang lebih rasional dan aspiratif," kata Waketum PKB Jazilul Fawaid kepada wartawan, Selasa (9/5/2023).

Tetapi Jazilul tidak membeberkan opsi apa yang akan diambil PKB sebagai jalan alternatif dari ketidakpuasan terhasap KKIR, apabila keputusan capres dan cawapres tidak sesuai.

Meski menyiapkan opsi lain, Jazilul menegaskan posisi PKB saat ini komitemen terhadap kerja sama politik bersama Gerindra di KKIR.

"Tunggu saja, opsinya dapat dipikirkan sambil jalan. Kita masih komit dengan piagam kerja sama," ujarnya.

Bantah Rebutan Kursi

Koalisi besar yang direncanakan Gerindra-PKB serta Golkar sudah satu pandang dengan sosok calon presiden, yakni sama-sama mengusung Prabowo Subianto. Kekinian ketiga partai tinggal menentukam siapa sosok calon wakil presiden.

Golkar sendiri sudah mengajukan proposal untuk mendorong Airlangga Hartarto sebagai cawapres. Sementara PKB, dalam keputusannya ingin mendorong Muhaimin Iskandar atau Cak Imin maju pemilihan presiden.

Lantas apakah itu menandakan ada perebutan kursi cawapres antara PKB dan Golkar untuk mendampingi Prabowo? Ketua DPP Golkar Nusron Wahid menampik pihaknya berebut kursi cawapres dengan PKB.

Menurut Nusron, masing-masing pihak hanya sebatas menawarkan kandidat. Selebihnya, siapa cawapres yang tepat, Prabowo sebagai user yang menentukan.

Baca Juga: PKB Dorong Prabowo dan Cak Imin Umumkan Capres-cawapres Bulan Ini: Sudah Saatnya...

"Tidak memperebutkan, kami membicarakan dan saling menawarkan dan user-nya adalah Pak Prabowo, siapa yang mau menerima siapa," kata Nusron di Pulau Dua, Jakarta Pusat, Rabu (10/5/2023).

Adapun Gerindra, disampaikan Nusron tidak ikut dalam tim ini pembentukan koalisi besar lantaran Gerindra sudah punya ketetapan mengsung Prabowo.

"Gerindra posisinya sudah settle dengan Prabowo," kata Nusron.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ayu Almas

Advertisement

Bagikan Artikel: