Serba-serbi Uang Digital, Transaksi Keuangan Modern di Era Internet
Dalam rangka kampanye Gerakan Nasional Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama dengan Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi menyelenggarakan webinar Literasi Digital #MakinCakapDigital 2023 untuk segmen komunitas di wilayah Kabupaten Toli-Toli Sulawesi Tengah dengan tema "Kenali Jenis-Jenis Uang dan Transaksi Digital" pada Selasa (16/5/2023).
Revolusi industri telah membawa era di mana segala sesuatunya membutuhkan internet. Pandemi mempercepat transformasi ke arah digital, hingga penggunaan internet kian masif.
Kini setidaknya 212,9 juta masyarakat telah terhubung internet, menurut survei We Are Social dan HootSuite di awal 2023. Akan tetapi Survei Badan Pusat Statistik (BPS) 2018 juga menyebutkan bahwa dari tiga subindeks, Indeks Pembangunan Teknologi Informasi dan Komunikasi (IP-TIK) Indonesia, subindeks keahlian yang memiliki skor paling rendah dari data yang dirilis 2019.
Keterampilan digital dibutuhkan, di mana mana individu yang cakap bermedia digital dinilai mampu mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras dan lunak dalam lanskap digital, mesin pencarian informasi, aplikasi percakapan, dan media sosial, serta aplikasi dompet digital, loka pasar, dan transaksi digital. Sosialisasi tentang kecakapan digital masih perlu dilakukan, salah satunya tentang bagaimana transaksi keuangan digital.
Mengenai pembayaran digital sendiri diungkapkan oleh Ketua STIKOSA AWS, Meithiana Indrasari yaitu sistem pembayaran online melalui jaringan komputer, internet, dan layanan keuangan digital. "Sistem pembayaran ini disebut juga e-payment atau pembayaran elektronik," ungkapnya daat menjadi nara sumber kegiatan literasi digital #makincakapdigital 2023 untuk segmen komunitas di wilayah Kabupaten Tolo-Toli, Sulawesi Tengah, Selasa (16/5/2023).
Lebih lanjut ia mengungkapkan pembayaran digital memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya antara lain memudahkan mengontrol keuangan, mengurangi risiko membawa uang kas banyak, lebih praktis dan fleksibel, sudah banyak merchant yang menerima pembayaran digital, dan banyaknya promo pembayaran digital.
Baca Juga: Rekam Jejak Menjadi Bumerang, Sikap Anies Baswedan Terkait Mobil Listrik Disorot Tajam, Kok Berubah?
Namun tentu ada kekurangannya, seperti membutuhkan listrik dan internet yang stabil, gangguan sinyal, risiko kebocoran data pelanggan, adanya biaya administrasi, pelanggan jadi lebih konsumtif, dan belum bisa diterapkan di seluruh Indonesia meski sudah mendominasi. Metode pembayaran online yang populer berdasarkan data SurveySensum adalah dompet digital (e-wallet), transfer antar-bank termasuk virtual account, dan Cash on Delivery (COD).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Advertisement