Cakap Digital Mudahkan Siswa Bikin Tugas, Webinar Literasi Digital dari Kemenkominfo di Depok

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi kembali menggelar program literasi digital nasional sektor pendidikan wilayah Jawa Barat bagi siswa/siswi SMP di Kota Depok, Provinsi Jawa Barat.
Kegiatan ini berlangsung pada Rabu 24 Mei 2023 yang dimulai pukul 09.00–11.00 WIB. Di mana program ini bertujuan untuk meningkatkan tingkat Literasi Digital 50 juta masyarakat Indonesia pada tahun 2024 menuju Indonesia #MakinCakapDigital.
Ini lantaran menurut Survei Literasi Digital di Indonesia pada tahun 2021, Indeks atau skor Literasi Digital di Indonesia berada pada angka 3,49 dari skala 1-5. Skor tersebut menunjukkan bahwa tingkat literasi digital di Indonesia masih berada dalam kategori sedang.
Selain itu berdasar laporan HootSuite dan We Are Social, pengguna internet di Indonesia mencapai 204,7 juta jiwa pada Pebruari 2022, atau bertambah 2,1 juta dari tahun sebelumnya.
Itu merupakan 73,7% dari total populasi Indonesia, dengan persentase pengguna internet melalui ponsel mencapai 94,1%.
Kemenkominfo pun bersama Siberkreasi menggelar program #literasidigitalkominfo yang mengusung tema “Bikin Tugas Jadi Mudah Bila Cakap Digital.”
Kegiatan secara nonton bareng (nobar) dengan jumlah peserta 4.500 siswa SMP se-Kota Depok itu menyuguhkan materi yang didasarkan pada 4 pilar utama Literasi Digital, yaitu kecakapan digital, etika digital, budaya digital, dan keamanan digital.
Dalam kegiatan tersebut, tampil sebagai narasumber, Kepala Seksi Kurikulum dan Penilaian SMP Dinas Pendidikan Kota Depok, Muhammad Yusuf, S.Pd., membawakan materi terkait Etika Digital.
Dijelaskannya jika di dunia digital kita berhubungan dan berkolaborasi dengan orang lain, sehingga membutuhkan etika yang dikenal sebagai etika digital. Etika digital itu sendiri mencakup kesadaran, tanggung jawab, kejujuran, dan bermanfaat bagi orang lain, yang merupakan sistem nilai dan norma moral yang menjadi pegangan untuk mengatur tingkah laku di dunia digital.
"Tata krama dalam menggunakan internet adalah harus menyadari bahwa kita berinteraksi dengan manusia nyata walaupun kita berada di jaringan dan tidak berhadapan, karena bukan sekedar deretan karakter huruf di layar monitor namun dengan karakter manusia yang sesungguhnya. Jadi walaupun kita bicara dengan jaringan atau melalui internet, jangan lupa bahwa yang kita kirimi adalah manusia yang seutuhnya,” jelas Muhammad Yusuf.
Adapula seorang Peneliti dan Penggiat Komunitas Digital Kaliopak Yogyakarta, Luqman Hakim yang berbicara terkait Keamanan Digital.
Di mana Luqman mengatakan jika teknologi digital membuat pola hidup berubah menjadi semakin nyaman, namun dibalik itu juga berpotensi membawa dampak buruk mulai dari penipuan, pemerasan, pencurian, hingga hoaks.
Ia pun menyampaikan lima hal yang perlu dilakukan agar aman di ruang digital, yakni mengamankan gadget, mengamankan identitas digital, waspadai penipuan digital, memahami rekam jejak digital, dan paham keamanan digital.
"Perlu kita ketahui bahwa ruang digital ini tidak 100% aman untuk anak-anak. Dengan fitur kids mungkin lebih aman secara teknis, tapi juga yang penting adalah kita perlu memberikan edukasi bagi mereka bahwa ini yang aman agar tidak kecanduan,” kata Luqman.
Sedangkan pemateri terakhir yakni Rita Nurlita yang merupakan Pranata Humas Ahli Madya Diskominfo Kota Depok, tampil membawakan materi Kecakapan Digital.
Dijelaskannya, mesin pencarian mampu untuk mencari halaman web di internet berdasarkan basis data dengan bantuan kata kunci, sehingga semakin spesifik kata kunci yang dimasukkan maka hasilnya akan semakin pas.
Ia pun menilai jika kehadiran mesin pencarian sangat membantu kebutuhan akademis atau untuk pelajaran, yang mana sangat mudah digunakan dan sangat mudah diakses.
"Kita dapat mencapai kecakapan digital kalau kita tahu tentang apa saja perangkat keras dan perangkat lunak. Kemudian bagaimana cara menggunakan mesin pencarian, bagaimana juga menggunakan aplikasi percakapan dan memanfaatkan media sosial dengan baik serta kita juga bisa berbelanja dengan cerdas dan terjauhkan dari tipu menipu atau penipuan dari orang lain. Kita diharapkan mampu menyeleksi dan memverifikasi informasi yang didapatkan serta menggunakannya untuk kebaikan diri dan sesama kita," tutup Rita.
Di akhir sesi webinar, para peserta diberikan kesempatan mengajukan pertanyaan yang dijawab langsung oleh narasumber. Seluruh rangkaian webinar ini dipandu oleh moderator Indry Wijaya.
Informasi lebih lanjut mengenai literasi digital sektor pendidikan dapat diperoleh pada media literasi digital kominfo di info.literasidigital.id atau mengikuti media sosial Literasi Digital Kominfo di Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Literasi Digital Kominfo, dan Youtube @literasidigitalkominfo.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Advertisement