Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sekutu Putin Tebar Ancaman ke Barat: Jangan Remehkan Risiko Nuklir di Ukraina

Sekutu Putin Tebar Ancaman ke Barat: Jangan Remehkan Risiko Nuklir di Ukraina Kredit Foto: Reuters/Sputnik/Valentin Yegorshin
Warta Ekonomi, Moskow -

Seorang sekutu senior Presiden Vladimir Putin pada Jumat (26/5/2023) memperingatkan dua hal, pertama bahwa Barat secara serius meremehkan risiko perang nuklir di Ukraina dan kedua Rusia akan melancarkan serangan pencegahan jika Ukraina memiliki senjata nuklir.

Invasi Rusia ke Ukraina pada tahun 2022 telah memicu konflik Eropa paling mematikan sejak Perang Dunia Kedua dan konfrontasi terbesar antara Moskow dan Barat sejak Krisis Rudal Kuba tahun 1962.

Baca Juga: 10 Rudal dan 20 Drone Tempur Rusia Ditembak Jatuh Ukraina, Ada Apa Putin?

Rusia, yang memiliki lebih banyak senjata nuklir daripada negara lain, telah berulang kali mengatakan bahwa Barat terlibat dalam perang proksi dengan Rusia atas Ukraina yang dapat meningkat menjadi konflik yang jauh lebih besar.

"Ada hukum perang yang tidak dapat diubah. Jika menyangkut senjata nuklir, harus ada serangan pre-emptive," kata Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev seperti dikutip oleh kantor-kantor berita Rusia.

"Mengizinkan Ukraina memiliki senjata nuklir, sebuah langkah yang belum pernah diusulkan oleh negara Barat secara terbuka, akan berarti rudal dengan muatan nuklir akan menghantam mereka," kata Medvedev, yang menjabat sebagai presiden dari tahun 2008 hingga 2012.

"Anglo-Saxon tidak sepenuhnya menyadari hal ini dan percaya bahwa hal itu tidak akan terjadi," kata Medvedev.

"Ini akan terjadi dalam kondisi tertentu," tegasnya.

Medvedev, yang pernah menampilkan dirinya sebagai seorang modernis liberal, kini menampilkan dirinya sebagai elang Kremlin yang sangat anti-Barat.

Para diplomat mengatakan bahwa pandangannya memberikan indikasi pemikiran di tingkat atas elit Kremlin.

Barat mengatakan bahwa mereka ingin membantu Ukraina mengalahkan Rusia, namun Presiden AS Joe Biden telah memperingatkan bahwa konfrontasi langsung antara aliansi militer NATO yang didukung AS dan Rusia akan mengakibatkan Perang Dunia Ketiga.

Rusia mengatakan bahwa Washington tidak akan pernah mengizinkan Rusia mempersenjatai sebuah negara yang berbatasan dengan Amerika Serikat, dan Kremlin mengatakan bahwa pada dasarnya Barat telah berperang secara diam-diam dengan Rusia.

Ketika Ukraina memperoleh kemerdekaan setelah runtuhnya Uni Soviet pada 1991, negara ini memiliki ribuan senjata nuklir. Ukraina menyerahkan senjata-senjata itu kepada Rusia di bawah Memorandum Budapest 1994, sebagai imbalan atas jaminan keamanan dan kedaulatannya dari Rusia, Amerika Serikat, dan Inggris.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Muhammad Syahrianto
Editor: Muhammad Syahrianto

Advertisement

Bagikan Artikel: