Ucap Sumpah, Erdogan Dilantik Lagi Sebagai Presiden Turki, Bawa Pesan Damai untuk Rakyat
Recep Tayyip Erdogan dilantik sebagai Presiden Turki pada Sabtu (4/6/2023) dalam sebuah upacara pelantikan di istana kepresidenan, di Ankara.
Erdogan bersumpah untuk melindungi kemerdekaan dan integritas Turki, mematuhi konstitusi, dan mengikuti prinsip-prinsip Mustafa Kemal Ataturk, pendiri republik sekuler modern.
Baca Juga: Penuhi Janji Kampanye, Erdogan Beri Gas Gratis buat Rumah Tangga, Kantor Statistik Ungkap Hasilnya
Seperti dilansir Reuters, pria yang akan menjabat untuk lima tahun yang baru itu pun menyampaikan pidato yang bernada mendamaikan.
"Kami akan merangkul semua 85 juta orang tanpa memandang pandangan politik mereka... Mari kita kesampingkan kebencian terhadap periode pemilu. Mari kita cari cara untuk berdamai," katanya.
Ia meminta rakyat Turki untuk mengesampingkan perbedaan-perbedaan mereka dan fokus pada masa depan.
"Bersama-sama, kita harus melihat ke depan, fokus pada masa depan, dan mencoba mengatakan hal-hal baru. Kita harus mencoba membangun masa depan dengan belajar dari kesalahan di masa lalu," tegasnya.
Upacara pelantikan ini dihadiri oleh para pejabat tinggi dari berbagai negara dan organisasi internasional termasuk Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg, Presiden Venezuela Nicolas Maduro, Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban dan Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan.
Sebagai pemimpin terlama di Turki, Erdogan memenangkan 52,2% dukungan dalam pemungutan suara pada tanggal 28 Mei. Kemenangannya dalam pemilihan umum menentang sebagian besar jajak pendapat dan terjadi di tengah-tengah krisis biaya hidup yang dianggap telah merusak prospeknya.
Mandat barunya akan memungkinkan Erdogan untuk melanjutkan kebijakan-kebijakan yang semakin otoriter yang telah memolarisasi negara yang merupakan anggota NATO ini, namun memperkuat posisinya sebagai kekuatan militer regional.
Reuters melaporkan bahwa ia kemungkinan akan memasukkan mantan menteri ekonomi Mehmet Simsek, yang mengindikasikan potensi kembalinya ortodoksi ekonomi yang lebih besar, termasuk kenaikan suku bunga pada akhirnya.
Simsek sangat dihormati oleh para investor ketika ia menjabat sebagai menteri keuangan dan wakil perdana menteri antara tahun 2009 dan 2018. Peran kunci baginya saat ini dapat menandai perubahan dari tahun-tahun sebelumnya yang mempertahankan suku bunga rendah meskipun inflasi tinggi, dan kontrol negara yang besar terhadap pasar.
Erdogan menjadi perdana menteri pada tahun 2003 setelah Partai AK-nya memenangkan pemilihan umum pada akhir tahun 2002 setelah krisis ekonomi terburuk di Turki sejak tahun 1970-an.
Pada tahun 2014, ia menjadi presiden pertama Turki yang terpilih secara populer dan terpilih lagi pada tahun 2018 setelah mendapatkan kekuasaan eksekutif baru untuk kepresidenan dalam sebuah referendum tahun 2017.
Pemilihan presiden pada 14 Mei dan pemilihan ulang pada 28 Mei sangat penting karena oposisi yakin dapat menggulingkan Erdogan dan membalikkan banyak kebijakannya, termasuk mengusulkan kenaikan suku bunga yang tajam untuk mengatasi inflasi, yang mencapai 44% pada bulan April.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait:
Advertisement