Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Rombak Hampir Semua Menterinya, Ini Sosok Baru yang Isi Kabinet Erdogan

Rombak Hampir Semua Menterinya, Ini Sosok Baru yang Isi Kabinet Erdogan Kredit Foto: Reuters/Valentyn Ogirenko
Warta Ekonomi, Ankara -

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengumumkan susunan kabinet baru setelah pelantikannya pada Sabtu (3/6/2023). Ia mengganti hampir seluruh menteri kecuali menteri kesehatan dan kebudayaan.

Posisi menteri luar negeri diisi oleh Hakan Fidan. Ia, kepala intelijen Erdogan dan mantan tentara, akan menjabat untuk menggantikan Mevlut Cavusoglu, yang telah duduk di posisi itu sejak 2014.

Baca Juga: Mehmet Simsek, Sosok Paling Dihormati Para Investor Ditunjuk Erdogan Sebagai Menteri Keuangan Turki

Dilansir Saudi Gazzette, salah satu pembantu terdekat Erdogan, Fidan telah mengepalai Organisasi Intelijen Nasional (MIT) sejak tahun 2010 dan sebelumnya merupakan penasihat Erdogan di kantor perdana menteri.

Pada tahun 2012, Fidan menjadi subjek penyelidikan, yang kemudian dibatalkan, atas pembicaraan damai rahasia yang dilakukan MIT dengan kelompok bersenjata terlarang Partai Pekerja Kurdistan (PKK) di Oslo.

Yasar Guler, kepala staf umum angkatan bersenjata Turki, diumumkan sebagai menteri pertahanan, menggantikan Hulusi Akar. Pria berusia 69 tahun ini adalah kepala militer selama serangan militer Turki ke Suriah pada tahun 2019 dan 2020, dan mengawasi operasi militer berikutnya di sana dan di Irak.

Erdogan juga mengumumkan bahwa Cevdet Yilmaz akan menjadi wakil presidennya. Yilmaz sebelumnya menjabat sebagai menteri pembangunan, wakil ketua Partai Adalet ve Kalkınma (Partai Keadilan dan Pembangunan, AK Party) Erdogan dan wakil perdana menteri yang bertanggung jawab atas ekonomi.

Yilmaz (56) adalah ketua Komisi Perencanaan dan Anggaran Parlemen Turki sejak November 2020. Ziya Meral, rekan senior di European Leadership Network, menggambarkan Fidan, Guler, dan Yilmaz sebagai "para pelaku yang dapat diandalkan Erdogan".

"Pesan dari semua ini untuk 10 bulan ke depan, dan jika tidak, untuk beberapa tahun ke depan adalah bahwa Erdogan akan berfokus pada penguatan terhadap oposisi politik, mengatasi beberapa masalah yang hampir membuat mereka kalah dalam pemilihan ini dan mengejar visinya untuk abad baru Republik ini," ujar Meral.

Sebelumnya, puluhan pejabat asing menghadiri upacara pelantikan Erdogan di kompleks kepresidenan yang luas di Ankara.

Mereka termasuk Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg dan Carl Bildt, mantan perdana menteri Swedia yang terkenal. Stockholm berharap dapat menekan Erdogan untuk mencabut keberatan negaranya atas keanggotaan Swedia dalam aliansi militer - yang membutuhkan persetujuan bulat dari semua sekutu.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Advertisement

Bagikan Artikel: