Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Siswa Bertaruh Nyawa Berangkat Sekolah Pakai Rakit Gabus, DPR Teriak Begini

Siswa Bertaruh Nyawa Berangkat Sekolah Pakai Rakit Gabus, DPR Teriak Begini Suasana kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (14/7/2021). Untuk membantu penanganan pasien COVID-19 yang jumlahnya mengalami lonjakan beberapa waktu terakhir ini, kompleks Parlemen diusulkan juga menjadi rumah sakit darurat tetapi usulan tersebut masih menimbulkan pro dan kontra di kalangan internal Parlemen. | Kredit Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Warta Ekonomi, Jakarta -

Komisi V DPR mendorong pemerintah memperbanyak fasilitas jembatan yang layak untuk mendukung aktivitas masyarakat, terutama bagi anak-anak yang kesulitan akses bersekolah.

Hal ini menyusul viralnya video siswa sekolah di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, yang berangkat sekolah bertaruh nyawa dengan menyeberang sungai menggunakan rakit gabus.

Wakil Ketua Komisi V DPR RI Andi Iwan mengatakan, salah satu aspek penting dalam memastikan pemberian pendidikan yang layak adalah melalui pembangunan infrastruktur yang memadai. 

"Infrastruktur pendidikan yang memadai bukan hanya merupakan kewajiban moral Pemerintah, tetapi juga merupakan investasi yang strategis untuk masa depan bangsa," kata Iwan, Selasa (13/6/2023). 

Seperti diketahui, siswa SDN 478 Barowa, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan (Sulsel), harus bertaruh nyawa menyeberangi sungai dengan rakit yang terbuat dari gabus demi bisa ke sekolah karena jembatan penyeberangan rusak diterjang banjir.

Kejadian tersebut, menurut Iwan, merupakan salah satu contoh ketidakpekaan Pemerintah dalam memberikan akses infrastruktur yang layak bagi calon penerus bangsa. 

"Anak-anak yang ingin merasakan dunia pendidikan harus menempuh jarak yang jauh untuk sampai ke sekolah. Kondisi jalanan yang mereka lalui berat, belum lagi harus menyeberangi sungai dengan moda transportasi yang tidak aman," ungkapnya. 

Andi meminta pemerintah memberikan solusi jangka pendek. Iwan mengatakan, solusi jangka pendek penting untuk memberikan akses bagi siswa SDN 478 Barowa bisa bersekolah dengan aman dan nyaman. 

"Anggaran sudah ada. Tapi karena memang anggaran terbatas dan tidak sebanding dengan kebutuhan, paling tidak berikan solusi sementara untuk jangka pendek, seperti jembatan gantung dulu. Ini berlaku untuk daerah seluruh Indonesia, terutama yang ada di pelosok-pelosok," paparnya. 

Iwan menyebut, kejadian seperti di Kabupaten Luwu tersebut banyak juga ditemukan di daerah lain, termasuk di beberapa wilayah di Sulawesi Selatan. Untuk itu, Pemerintah diminta memberi perhatian lebih.

"Karena kejadian seperti di Luwu itu sebenernya banyak terjadi. Di Sulsel juga banyak banget. Bahkan di Jawa Barat yang dekat dengan ibukota negara juga banyak," terang Iwan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: