Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Cara Berinvestasi Sesuai Prinsip Syariah untuk Biaya Haji dan Umroh

Cara Berinvestasi Sesuai Prinsip Syariah untuk Biaya Haji dan Umroh Kredit Foto: Antara/Wahyu Putro A
Warta Ekonomi, Jakarta -

Biaya haji dan umroh sebagaimana diketahui menelan biaya yang tidak sedikit, bahkan lebih dari Rp40 juta. Lantas kira-kira investasi apa ya yang cocok untuk ibadah sakral ini?

Founder Finansialku, Melvin Mumpuni menjelaskan secara detail investasi apa yang sesuai prinsip syariah tetapi juga menguntungkan untuk berangkat haji. Mengutip kanal YouTube Finansialku.com berikut ulasannya!

1. Ketahui Biaya Haji dan Umroh

Untuk diketahui, biaya haji ada yang reguler, ada juga yang ONH Plus. Adapun total kuota haji tahun 2023 yakni 221.000 orang, di mana kuota haji reguler sebanyak 203.320 dan kuota haji khusus sebanyak 17.680 orang.

Baca Juga: Partisipasi dalam Sharia Investment Week 2023, Bibit.id Hadirkan Solusi Investasi Syariah untuk Masyarakat

Biaya haji reguler berdasarkan website Kementerian Agama atau Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) 1444 H/2023 M adalah Rp49,8 juta per orang dengan waktu tunggu antara 11 tahun hingga 39 tahun. Namun, rata-rata selama 20 tahun. Adapun rata-rata kenaikan biaya haji reguler yakni sebesar 5,77% per tahun.

Adapun biaya haji ONH Plus yakni Rp150-160 juta dengan masa tunggu 2-8 tahun. Biaya ini lebih mahal 3-4 kali lipat dari biaya haji reguler.

Untuk biaya umroh kisarannya pun tergantung pada agen travel yang dipilih yakni rata-rata Rp27-50 juta per orang. Ini tergantung dari paket perjalanan yang dipilih, transportasi, hotel dan kota mana saja yang ingin dikunjungi.

Jadi, semangat kerja, buat rencana perjalanan ibadah haji dan investasi!

2. Pilihan Produk Investasi Syariah

Sebagaimana investasi pada umumnya, pilihan produk investasi syariah juga ada pada Likuiditas, Cashflow dan Capital Gain.

Adapun pilihan investasi syariah Likuiditas yang bisa kamu pilih yakni emas batangan/logam mulia, deposito syariah di bank-bank syariah Indonesia, Reksa Dana Pasar Uang (RDPU) Syariah yang berisi deposito dan surat berharga syariah dengan jangka pendek yakni kurang dari 1 tahun. Investasi-investasi ini bersifat meminimalisir kerugian, tetapi keuntungannya tidak besar yakni hanya 3-5% per tahun.

Lalu untuk Capital Gain, kamu bisa memilih saham syariah, Reksa Dana Syariah, dan DPLK Syariah. Investasi Capital Gain bertujuan imbal hasil atau mengambil keuntungan yang lebih tinggi. Meski akan ada risiko fluktuasi harga, tetapi imbal hasilnya tetap 10-18% per tahun.

Kemudian, untuk mendapatkan Cashflow, kamu bisa melirik Dividen Saham Syariah, Fintech Syariah, hingga Sukuk. Investasi Cashflow bertujuan untuk mendapatkan pemasukan rutin yang bersifat stabil dengan imbal hasil 6-12% per tahun. Untuk fintech syariah saat ini ada banyak pilihannya yakni P2P Lending, Equities Crowdfunding dan Securities Crowdfunding. Semuanya berbasis syariah. Ada juga sukuk negara syariah yang dijamin oleh Undang-Undang. Berikut Produk Sukuk Negara yang Terbit Tahun 2023:

  • SR018 - Terbit 3-29 Maret 2023
  • ST010 - Terbit 5-24 Mei 2023
  • SR019 - Terbit 18 Agustus - 13 September 2023
  • ST011 - Terbit 3-29 November 2023

3. Cara Memulai Investasi Syariah

Investasi adalah alat atau kendaraan untuk kita mencapai tujuan investasi. Jadi, cek hal berikut ini, misalnya:

  • Tujuan investasi: Ibadah Haji ONH Plus
  • Harga: Rp150 juta
  • Rencana berangkat: 2-3 Tahun Lagi
  • Uang saat ini: Rp50 juta
  • Rencana investasi setiap bulan: Rp5 juta

Setelah itu, barulah memilih produk investasi yakni Reksa Dana Syariah.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Advertisement

Bagikan Artikel: