Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Berhasil Mengorbit di Landasan SpaceX, Ini Profil Satria-1 Satelit Milik Indonesia!

Berhasil Mengorbit di Landasan SpaceX, Ini Profil Satria-1 Satelit Milik Indonesia! Kredit Foto: Kominfo
Warta Ekonomi, Jakarta -

Tepat pukul 18.21 (Minggu, 18/6/2023) waktu Florida atau Senin (19/6/2023) 05.21 WIB, Satelit Republik Indonesia atau Satria-1 meluncur ke angkasa. Satelit tersebut diluncurkan dari Landasan SpaceX di Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat.

Detik-detik peluncuran Satria-1 disiarkan langsung di YouTube Kominfo, SpaceX, NASASpaceflight, dan Pasifik Satelit Nusantara.

Baca Juga: Selamat! Satelit Satria-1 Milik Indonesia Berhasil Lepas Landas dari Landasan SpaceX Florida AS

Satelit Satria-1 yang berbobot 4,6 ton diterbangkan oleh roket Falcon 9 setinggi 70 meter dan beratnya 580 ton. Roket ini terdiri dari 3 komponen, yaitu step 1, step 2, dan fairing, yang saat ini semuanya sudah utuh dalam satu kesatuan bersama satelitnya.

Dalam waktu sekitar semenit setelah lepas landas, roket bagian 1 dari Falcon 9 akan lepas sehingga penerbangan kemudian dilanjutkan roket kedua. Secara paralel dalam 8 menit, roket 1 itu akan kembali ke Bumi untuk digunakan dalam peluncuran satelit oleh klien SpaceX yang lain.

Satelit Satria-1 berkapasitas 150 Gbps ini diluncurkan menggunakan roket Falcon 9 kepunyaan SpaceX. Adapun, satelit yang berjenis VerySatelit yang memiliki teknologi Very High Throughput Satellite (VHTS) ini punya kapasitas 150 Gbps, dengan masa hidup sampai 15 tahun.

Kapasitas tersebut untuk menyediakan layanan internet di 150.000 titik (spot) di seluruh Nusantara yang belum tertangani Palapa Ring, yakni sebanyak 54.400 titik di Sumatra, diikuti Sulawesi (23.900 titik), Jawa (19.400 titik), Kalimantan (19.300 titik), Papua dan Maluku (18.500 titik), serta sebanyak 13.500 titik di Bali dan Nusa Tenggara.

Adapun, proyek strategis nasional tersebut dikerjakan oleh PT Satelit Nusantara Tiga (SNT), badan usaha swasta yang dibentuk Konsorsium PSN selaku pemenang tender, untuk mengoperasikan satelit pemerintah.

Penyediaan proyek satelit ini menggunakan skema kerja sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).

Sementara itu, Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Kominfo, Usman Kansong, menyatakan, dari bidang informasi dan komunikasi publik, SATRIA-1 akan sangat bermanfaat bagi Penyuluh Informasi Publik (PIP) yang menjadi salah satu ujung tombak pelayanan informasi kepada masyarakat.

"Akan sangat bermanfaat untuk penyuluh informasi publik, mereka bekerja di daerah remote yang tidak ada jaringan internet. Dengan dukungan akses internet bisa membuat kerja mereka lebih baik, membuat laporan dan program kerja jauh lebih cepat," ungkapnya di Orlando, Florida, Amerika Serikat, Jumat (16/6/2023) waktu setempat.

PIP merupakan aparat sipil negara yang berasal dari penyuluh pertanian, agama, dan petugas lapangan keluarga berencana. Kementerian Kominfo melaksankan Program PIP sejak tahun 2017 sebagai bagian dari government public relations yang ditujukan memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai kebijakan pemerintah.

"Mereka melakukan komunikasi tatap muka secara langsung. Ada kendala kalau membuat proposal atau melaporkan kegiatan harus menempuh perjalanan berkilo-kilo meter. Mereka akan boleh menggunakan jaringan internet dengan datang ke kantor desa atau pemerintahan," tutur Dirjen Usman Kansong.

DIrjen IKP Kementerian Kominfo menjelaskan layanan Satria-1 juga bisa dimanfaatkan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) untuk mengajukan proposal program dan penyebaran informasi kepada masyarakat.

"Ini jelas akan bermanfaat bagi KIM. Mereka adalah komunitas yang memiliki program sendiri dan bisa mengusulkan ke Kominfo. Dengan adanya jaringan internet Satria-1 mereka pasti akan bisa memanfaatkannya. Bisa mendapatkan informasi untuk disebarkan kepada masyarakat," tuturnya.

Baca Juga: Satelit Satria I Milik Indonesia Disebut Tak Tepat Guna Tanpa BTS, Mahfud: Ndak Ada Hubungannya!

Dirjen Usman Kansong menyatakan Satria-1 memang tidak memberikan layanan secara langsung ke masyarakat. Layanan Satria-1 akan diperuntukkan titik layanan publik kesehatan, pendidikan, dan pemerintahan. Namun demikian, akan ada dampak ekonomi meskipun tidak langsung.

"Misalnya di kantor desa kita tempatkan wifi-nya di situ, Pemerintah desa bisa memanfaatkannya untuk pelatihan bagi pelaku UMKM. Saya kira manfaatnya secara tidak langsung kepada masyarakat. Karena Satria-1 merupakan bagian dari transformasi digital yang akan juga berdampak pada kesejahteraan masyarakat pada akhirnya," ungkapnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rena Laila Wuri
Editor: Ayu Almas

Advertisement

Bagikan Artikel: