Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Cara Melakukan Inovasi di Bisnis Kuliner Agar Bisnis Panjang Umur Tak Gulung Tikar!

Cara Melakukan Inovasi di Bisnis Kuliner Agar Bisnis Panjang Umur Tak Gulung Tikar! Kredit Foto: Unsplash/You Le
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sebanyak 70% bisnis kuliner harus gulung tikar hanya dalam waktu yang singkat. Kegagalan bisnis kuliner bisa karena berbagai macam, seperti pengelolaan bisnis yang kurang baik, produk yang belum dapat diterima pasar, dan lain sebagainya.

Namun, satu hal yang pasti, kemampuan inovasi secara konsisten bisa memperpanjang umur bisnis kuliner. Sehingga produk yang ditawarkan tetap relevan di mata konsumen.

Baca Juga: Cara Menghemat Pengeluaran di Bisnis Kuliner dengan Digitalisasi Menu, Ternyata Sehebat Ini!

Perlu diketahui bahwa inovasi bukan hanya soal ide, tetapi kepekaan dalam melihat kebutuhan konsumen dan juga perubahan tren yang terjadi di pasar. Kualitas dan rasa dari produk kuliner memang sangat penting, tetapi bukan hanya ini yang bisa memenangkan hati konsumen.

Konsep inovasi lebih luas daripada itu, seperti channel penjualan yang digunakan, harga yang kita tentukan, kemasan yang kita gunakan, serta promosi yang dijalankan adalah satu dan lain hal terkait inovasi.

Mengutip YouTube Foodizz Channel, berikut fase inovasi yang harus kamu lewati!

1. Fase ideation

Apa yang harus dilakukan?

Di fase ini baiknya kamu mendiskusikan segala kemungkinan ide yang ada di benak kamu. Jangan lupa untuk selalu dicatat selama itu baik untuk perkembangan bisnis kita. Prinsipnya adalah membuat bisnis/produk dengan lebih baik meski harus melihat terlebih dahulu yang sudah ada di pasar. Yang terpenting, kamu tetap memegang etika bisnis dan menjaga kekayaan intelektual.

2. Fase feasibility

Apakah kita bisa?

Dari segala ide yang telah tertuang, mulailah untuk memfilter apakah kita bisa melakukannya? Misalnya, bahan baku apa saja yang dibutuhkan, di mana mendapatkan, apakah supplier-nya terjamin, bagaimana proses produksinya dan bagaimana sumber dayanya.

Setelah itu, lakukan perhitungan, apakah biaya yang akan dikeluarkan sepadan dengan keuntungan yang akan didapatkan?

3. Fase capability

Di fase ini kamu akhirnya bisa eksekusi inovasi. Ini harus dilakukan secara terstruktur, mulai dari pengadaan bahan baku, alat produksi hingga karyawan yang akan terlibat wajib dilakukan training.

4. Fase launching

Setelah produk diluncurkan, masa-masa seperti review dari KOL, feedback dari pelanggan dan respon pelanggan terhadap produk kita sangat penting untuk diperhatikan. Lakukan promosi dan marketing serta komunikasikan dengan jelas unggulan produk kita. Pastikan produknya tersedia di outlet, jadi jangan sampai konsumen kecewa saat hendak membeli.

5. Fase post-launch evaluation

Setelah produk inovasi diluncurkan, lakukan review periodik atas kinerja penjualan produk tersebut, termasuk respon konsumen. Periodenya bisa untuk 3 atau 6 atau 12 bulan. Yang terpenting kita melakukan evaluasi apa saja yang kurang dan sudah berjalan dengan baik. Sehingga bisa kita lakukan evaluasi mendalam untuk periode berikutnya.

Kita juga harus berani mengambil keputusan jika produk inovasi kita berjalan tak sesuai harapan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: