Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

New Creator Economy Mindset: Cara Baru Berbisnis Digital sebagai Content Creator

New Creator Economy Mindset: Cara Baru Berbisnis Digital sebagai Content Creator Kredit Foto: Unsplash/ Gaining Visuals
Warta Ekonomi, Depok -

Content creator atau pembuat konten adalah orang yang membuat konten edukatif atau menghibur sesuai keinginan dan target audiens. Konten yang dibuat dibagikan melalui media sosial dalam berbagai bentuk, seperti foto, video, podcast, tulisan, digital art, dan lainnya.

Pada praktiknya, dengan jangkauan audiens yang semakin luas, content creator akan mendapatkan keuntungan dari produk yang dijual kepada audiensnya.

Pendiri dari Tribelio.com dan digital marketer terkemuka, Denny Santoso mengatakan bahwa selama ini model bisnis digital masih terjebak dalam old economy mindset. Artinya, harus ada produk terlebih dahulu baru kemudian mencari audiens. Hal tersebut menurutnya tidak efektif dalam berbisnis sebagai content creator.

Baca Juga: Content Creator Game, Bangkit Pratama Beberkan Cara Bangun Karir di Dunia Game

“Hari ini kita berada di yang namanya new creator economy, kebanyakan orang bermula dari yang namanya old economy mindset. Apa itu bedanya? Bedanya adalah ketika Anda berbicara tentang old mindset, itu urutannya adalah produk duluan, setelah produknya terkumpul, habis itu audiensnya datang, habis itu terjadi transaksi produk, kemudian audiens, kemudian transaksi. Itu mindset old mindset,” kata Denny, dikutip dari kanal Youtube Grace Tahir pada Rabu (21/6/2023).

Pada era new creator economy mindset, ia menjelaskan bahwa model bisnis digital yang efektif saat ini adalah mendapatkan atensi terlebih dahulu, baru kemudian masuk ke dalam tahap konversi transaksi produk.

“Di new creator economy mindset, ini adalah attention dulu, setelah dapat, maka audiens akan terkumpul, setelah audiens terkumpul, maka terjadi transaksi. Urutannya produk, audiens, transaksi menjadi attention, kemudian audiens, kemudian transaksi. Maka old mindset ini challenge mereka terbesar adalah, ‘saya harus mikirin attention, padahal biasanya kalau jualan, saya harus mikirin produk dulu’. Itu yang menjadi challenge terbesar sebenarnya,” ujarnya.

Misalnya, ia mencontohkan pada old economy mindset, pebisnis akan membangun toko sepatu dengan target semua jangkauan audiens, mulai dari anak-anak sampai dewasa. Dengan demikian, model bisnis yang terjadi adalah satu produk dengan banyak audiens. Hal ini menurutnya tidak efektif dengan melihat kondisi sekarang.

“Kemudian pada old mindset, itu fokusnya di satu produk. Bayangin kalau Anda mau buka toko sepatu misalnya, maka toko sepatu Anda dibikin satu toko isinya toko sepatu, semua orang boleh datang, semua orang boleh beli, punya ukuran dari anak kecil sampai orang tua. Maka yang terjadi adalah satu jenis produk dengan banyak audiens. Maka ketika bisnis digital kita ditanya ‘target pasarnya siapa’ dia akan menjawab ‘barang saya kan boleh dikonsumsi semua orang’. Ini adalah old mindset banget,” jelasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Novri Ramadhan Rambe
Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: