Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Konversi Motor Listrik Cuma Rp2 Juta

Konversi Motor Listrik Cuma Rp2 Juta Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
Warta Ekonomi, Bandung -

Subsidi kendaraan listrik untuk roda dua sebesar Rp7 juta bisa digunakan untuk membeli unit baru maupun mengonversi dari kendaraan BBM ke listrik.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, untuk mengonversi kendaraan bensin menjadi listrik dibutuhkan biaya antara Rp9-Rp10 juta. Saat ini sudah ada empat bengkel resmi konversi kendaraan yang tergabung dalam forum komunitas masyarakat pengguna kendaraan listrik Jabar.

Baca Juga: Electrum Gandeng Empat Perusahaan Ciptakan Ekosistem Kendaraan Listrik

"Kalau mengonversi saya cek ke montir rata-rata Rp9 juta sampai Rp10 juta, berarti kalau disubsidi Rp7 juta, cukup Rp2 juta sampai Rp3 juta motornya sudah tidak perlu beli BBM lagi alias jadi motor listrik di bengkel-bengkel yang ada dan teruji," jelas Ridwan Kamil usai mengikuti EV (Electric Vehicle) Fun Riding di halaman depan Bank Indonesia Kantor Perwakilan Jabar, Minggu (25/6/2023).

Kang Emil, sapaan akrabnya, mendorong masyarakat untuk memanfaatkan subsidi pembelian kendaraan listrik. "Sampaikan ke masyarakat, tolong subsidi Rp7 juta untuk pembelian kendaraan motor listrik segera dimanfaatkan baik subsidinya dengan cara membeli motor listrik baru atau mengonversi motor bensin yang dipakai sehari-hari," ungkapnya.

Dia juga mengimbau masyarakat lebih peduli terhadap kondisi suhu dunia yang makin panas, peningkatan ketinggian air laut, tergerusnya daratan, hingga gelombang panas yang diakibatkan oleh tingginya penggunaan karbon, salah satunya dari BBM kendaraan.

"Ini harus jadi kepedulian bersama karena dunia ini makin lama makin panas, air laut makin meningkat, tanah daratan makin tergerus, bencana iklim seperti gelombang panas sudah mulai hadir," ungkapnya.

Adapun Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat, Erwin Gunawan Hutapea, mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan bagian kolaborasi antara Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, Dinas ESDM, dan Bank Indonesia Jawa Barat serta didukung oleh stakeholder termasuk Dewan Energi Nasional.

Pengembangan transisi energi membutuhkan investasi. Diketahui, Investasi di Jabar membutuhkan sekitar Rp20 triliun digunakan untuk investasi di kendaraan bermotor. Jawa Barat memiliki potensi yang sangat besar menjadi salah satu provinsi terdepan untuk melakukan transisi energi sebagaimana kebijakan nasional.

Hal tersebut sejalan dengan prakiraan permintaan terhadap energi pada 2025 sebesar 52 MTOE (million tons of oil equivalent) dan akan terus meningkat hingga 138 MTOE pada 2050. Berdasar perkiraan tersebut, pemenuhan terhadap berbagai aspek pendukung investasi energi baru terbarukan menjadi sangat strategis. Lebih lanjut, Jawa Barat perlu berbangga bahwa berdasarkan data pangsa energi baru terbarukan, pada tahun 2021 telah mencapai sebesar 23,4% dari total bauran energi primer di Jawa Barat, melebihi target 2025 sebesar 20,1%.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: