Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bukan Perusahaan Pertama dari Teknologi BCI, Ini Dia Para Pesaing Neuralink!

Bukan Perusahaan Pertama dari Teknologi BCI, Ini Dia Para Pesaing Neuralink! Kredit Foto: Reuters/Mike Blake
Warta Ekonomi, Jakarta -

Perusahaan Neuralink milik Elon Musk sudah dapat lampu hijau dari Food and Drug Administration (FDA) di Amerika untuk uji chip di otak manusia. Setelah hak cipta selesai diproses pada 2015, Neuralink menjadi merek dagang untuk chip buatan perusahaan tersebut. Chip Neuralink dapat menggabungkan antara teknologi dan otak manusia, sehingga memungkinkan interaksi langsung antara otak dan perangkat komputer atau sistem digital lainnya. 

CEO dan Co-Founder di Corporate Innovation Asia (CIAS), Dr. Indrawan Nugroho, menerangkan bahwa Neuralink merupakan perusahaan pertama yang mencoba menanam chip ke dalam otak manusia, tetapi Neuralink bukan perusahaan pertama yang mengembangkan teknologi Brain-Computer Interface (BCI).

Beberapa perusahaan lain, seperti Kernel, Neurable, Brainco, dan Emotiv, juga beroperasi dalam bidang pengembangan teknologi BCI. Potensi bisnis dalam pengembangan teknologi BCI memang cukup besar dan terus berkembang.

Baca Juga: Elon Musk Puji Negara Xi Jinping Setinggi Langit: China Akan Memiliki Kemampuan AI yang Sangat Kuat

“Pada tahun 2021, misalnya, nilai pasar BCI sudah mencapai US$2,70 miliar dan pada tahun 2030 nanti, nilainya diperkirakan bisa mencapai US$9,27 miliar atau tumbuh 14,61% setiap tahunnya,” jelas Indrawan, dikutip dari kanal Youtube-nya pada Sabtu (8/7/2023).

Ia mengatakan, perusahaan Kernel, Neurable, Brainco, dan Emotiv hanya mengembangkan teknologi BCI secara non-invasif atau dalam artian, chip-nya hanya ditempel di kepala. Alasan di balik perusahaan pengembang teknologi BCI tersebut adalah untuk meningkatkan keamanan dan kemudahan akses. Tidak seperti perusahaan lain, Neuralink justru menggunakan terobosan baru bahwa chip-nya ditanam di dalam otak seperti yang diinginkan oleh Elon Musk.

“Dari segi bisnis, jangkauan pasar metode non-invasif memang lebih luas ya karena gampang untuk diaplikasikan,” ungkapnya.

Indrawan menjelaskan, Neuralink menghasilkan beberapa kelebihan lain, di antaranya adalah bisa menyediakan resolusi sinyal yang tinggi dan memungkinkan sinyal listrik kotak terdeteksi secara lebih detail.

Selain itu, transmisi data bisa langsung dari otak ke perangkat eksternal seperti komputer, sehingga komunikasi antara otak dan perangkat komputer bisa jadi lebih cepat dan efisien. Neuralink sangat membantu mengobati berbagai kondisi neurologis dan juga psikologis karena kemampuannya yang bisa karena bisa memahami dan memanipulasi sinyal otak secara lebih detail.

Dalam ranah pengembangan teknologi BCI, Neuralink sebenarnya memiliki pesaing yang serius, yaitu Synchron. Perusahaan ini telah mengembangkan implan otak yang dapat dipasang tanpa harus melakukan pembedahan pada otak seperti produk Neuralink. Selain itu, Synchron juga sudah melakukan uji coba kepada pasien di Amerika Serikat dan sudah mendapat izin dari FDA pada 2021 lalu. Mereka juga sudah menyelesaikan penelitiannya terhadap 4 orang di Australia. 

Baca Juga: Harga Headset Apple Vision Pro Capai Rp52 Juta, Elon Musk Ledek di Twitter karena Terlalu Mahal, Bahkan untuk Orang Terkaya Dunia!

“Menurut PeachBook, Synchron sudah memiliki 60 karyawan dan sudah mengumpulkan sekitar US$65 juta dari investor. Lalu, ada Max Hodak, mantan presiden Neuralink yang mengundurkan diri pada tahun lalu dan sekarang sudah menjadi investor di Synchron bersama dengan Bill Gates dan Jeff Bezos,” pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Nevriza Wahyu Utami
Editor: Yohanna Valerie Immanuella

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: