Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Indonesia Perlu Dukungan Infrastruktur ICT untuk Optimalkan Kecerdasan Buatan

Indonesia Perlu Dukungan Infrastruktur ICT untuk Optimalkan Kecerdasan Buatan Kredit Foto: Unsplash/Markus Winkler
Warta Ekonomi, Jakarta -

Penggunaan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) sebagai alat yang mendukung perkembangan pendidikan dan kemajuan sektor tenaga kerja membutuhkan infrastruktur ICT (information, communication, and telecommunication) yang kuat. Namun, kesenjangan digital antara wilayah masih sangat besar di Indonesia. Hal ini menjadi hambatan bagi kemajuan dan akses informasi di daerah terpencil.

Natasya Zahra, Peneliti dari Center for Indonesian Policy Studies (CIPS), mengungkapkan bahwa dengan Indonesia menjadi bagian dari komunitas ekonomi dunia, meningkatnya akses informasi dan pendidikan sangat penting untuk mempersiapkan sektor pendidikan dan tenaga kerja yang tangguh dan kompetitif.

Meskipun Indonesia memiliki tantangan dalam meningkatkan performa akademis, terutama dalam skor PISA, upaya untuk mengejar ketertinggalan tersebut tidak akan tercapai hanya dalam satu generasi. Kendala geografis Indonesia sebagai negara kepulauan menjadi tantangan besar dalam mendistribusikan pendidikan dan informasi kepada daerah-daerah terpencil yang sering kali memiliki keterbatasan akses ke sekolah dan institusi pendidikan. Baca Juga: Kehadiran Teknologi AI Bikin Layanan Konsumen Berevolusi

Dalam mengatasi kesenjangan tersebut, penting bagi pemerintah untuk memastikan seluruh daerah memiliki akses internet dan infrastruktur ICT yang memadai. Sebagai langkah yang berkelanjutan, perusahaan swasta dapat berperan dalam menyediakan infrastruktur dan teknologi ICT di pedesaan. Selain memberikan manfaat jangka panjang bagi perusahaan tersebut dengan akses ke jutaan pengguna internet, hal ini juga akan mendukung perkembangan daerah dan mengurangi kesenjangan digital.

Perkembangan teknologi yang pesat telah memberikan dampak signifikan pada daerah-daerah yang memiliki akses internet dan teknologi. Sekolah-sekolah dan masyarakat yang memiliki akses tersebut umumnya berkembang lebih cepat. Namun, di sisi lain, kesenjangan juga muncul karena dampak adopsi teknologi dan internet yang berbeda. Oleh karena itu, pemerintah perlu fokus pada upaya untuk memastikan semua daerah memiliki akses internet dan infrastruktur yang memadai.

Natasya menekankan bahwa kecerdasan buatan dapat menjadi alat yang membantu mempermudah kehidupan dan meningkatkan produktivitas, termasuk di sektor pendidikan. Contohnya, AI dapat mendukung personalized learning dengan menganalisis performa akademik siswa, mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan individu, serta merancang pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing siswa. Guru juga dapat memanfaatkan kecerdasan buatan untuk membuat soal ujian dan mendesain program pembelajaran yang efektif.

Namun, tantangan lain yang perlu diatasi adalah tingkat literasi digital yang masih rendah di masyarakat. Untuk mencapai peningkatan kapasitas literasi digital, inklusi digital, dan inklusi keuangan, penting bagi infrastruktur digital untuk memadai dan dimanfaatkan secara optimal dengan tata kelola yang berkelanjutan dan pemerataan pembangunan.

Dengan mengatasi kesenjangan digital, meningkatkan infrastruktur ICT, dan meningkatkan literasi digital masyarakat, Indonesia dapat mendorong penggunaan kecerdasan buatan secara efektif dalam meningkatkan sektor pendidikan dan mencapai kemajuan yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

Data Badan Pusat Statistik 2022 menunjukkan bahwa 62,1% populasi Indonesia telah mengakses internet pada 2021. Namun, laporan Profil Internet Indonesia 2022 oleh Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII) menyebutkan bahwa pengguna internet di Indonesia mencapai 210 juta orang atau 77,02% dari total penduduk pada 2022. Meski angka ini meningkat dibandingkan tahun sebelumnya, masih diperlukan upaya untuk meningkatkan akses internet dan infrastruktur digital. Baca Juga: Tertinggi di ASEAN, Nilai Ekonomi Digital Indonesia Tembus US$77 Miliar

Untuk mewujudkan transformasi digital yang lebih baik, Kominfo (Kementerian Komunikasi dan Informatika) telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp40.551 triliun pada 2023. Anggaran tersebut meliputi program penyediaan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi, pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi, pengelolaan spektrum frekuensi, standar perangkat dan layanan publik, komunikasi publik, serta dukungan manajemen.

Dengan dukungan infrastruktur yang memadai, pemerintah dan sektor swasta perlu bekerja sama dalam meningkatkan akses internet, teknologi informasi, dan literasi digital di seluruh Indonesia. Hal ini akan mendorong penggunaan kecerdasan buatan secara efektif untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan memperkecil kesenjangan digital di Indonesia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Nevriza Wahyu Utami
Editor: Fajar Sulaiman

Advertisement

Bagikan Artikel: