Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Viral di Twitter, Pengusaha India Pecat 90% Karyawan untuk Diganti dengan AI, Netizen Murka!

Viral di Twitter, Pengusaha India Pecat 90% Karyawan untuk Diganti dengan AI, Netizen Murka! Kredit Foto: Dok. Aspen Technology, Inc
Warta Ekonomi, Jakarta -

Seorang pengusaha di India dikritik setelah mengatakan bahwa perusahaannya telah mengganti 90% staf pendukungnya dengan chatbot kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI). CEO Dukaan, Suumit Shah, mengatakan di Twitter bahwa chatbot telah secara drastis meningkatkan waktu respons dan resolusi pertama dari pertanyaan pelanggan.

Namun, tweet itu memicu kemarahan online. Ini karena banyak orang khawatir tentang AI yang dapat menghilangkan pekerjaan orang, khususnya di industri jasa.

Dalam serangkaian tweet, yang telah dilihat lebih dari satu juta kali, Shah menulis tentang keputusan perusahaannya untuk menggunakan chatbot. Dia mengatakan bahwa meskipun memberhentikan staf merupakan keputusan yang sulit, tetapi itu perlu dilakukan.

Baca Juga: Mengintip Bonus yang Didapatkan Karyawan dari Orang Terkaya India, Ternyata...

"Mengingat keadaan ekonomi, start-up memprioritaskan 'profitabilitas' daripada berjuang untuk menjadi 'unicorn', dan begitu juga kami," tulisnya, sabagaimana dikutip dari BBC International di Jakarta, Rabu (12/7/23).

Shah menambahkan bahwa dukungan pelanggan telah menjadi perjuangan bagi perusahaan untuk waktu yang lama dan dia ingin memperbaikinya.

Dia juga menulis tentang bagaimana mereka membangun bot dan platform AI dalam waktu singkat sehingga semua pelanggan Dukaan dapat memiliki asisten AI mereka sendiri. Dia mengatakan bahwa bot itu menjawab semua jenis pertanyaan dengan cepat dan akurat.

"Di era kepuasan instan, meluncurkan bisnis bukan lagi mimpi yang jauh," tulisnya. "Dengan ide yang tepat, tim yang tepat, siapa pun dapat mengubah impian wirausaha mereka menjadi kenyataan."

Shah juga menambahkan bahwa perusahaannya saat ini sedang merekrut untuk berbagai peran.

Namun, banyak pengguna mengkritik tweetnya dan menuduhnya telah mengganggu kehidupan stafnya dengan keputusan tak berperasaan itu.

"Seperti yang diharapkan, tidak menemukan penyebutan tentang 90% staf yang diberhentikan. Bantuan apa yang mereka berikan?" tanya seorang pengguna.

"Mungkin itu keputusan yang tepat untuk bisnis, tapi seharusnya tidak berubah menjadi utas perayaan/pemasaran tentang itu," kata yang lain.

Dalam beberapa tahun terakhir, alat AI generatif seperti ChatGPT telah berkembang biak dan menjadi lebih mudah diakses. Ada laporan tentang organisasi yang menggunakan alat ini untuk meningkatkan produktivitas sambil memangkas biaya. Hal ini membuat para pekerja takut kehilangan pekerjaan karena teknologi.

Pada bulan Maret, Goldman Sachs menerbitkan sebuah laporan yang menunjukkan bahwa AI dapat menggantikan setara dengan 300 juta pekerjaan penuh waktu. Di India, beberapa perusahaan berinvestasi ke dalam AI untuk mengembangkan produk dan telah memicu kekhawatiran akan hilangnya pekerjaan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Advertisement

Bagikan Artikel: