PT Pertamina (Persero) meneken 13 Memorandum of Understanding (MoU) bersama dengan partner yang ditujukan untuk mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060.
VP Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, mengatakan kerja sama tersebut bertujuan untuk pengembangan bisnis rendah emisi dan Energi Baru Terbarukan (EBT), serta inovasi dan teknologi yang digunakan untuk kedua bisnis tersebut.
Baca Juga: PGN dan Pertamina NRE Jajaki Kerja Sama Bisnis Rendah Karbon
"Ini merupakan wujud komitmen Pertamina terhadap target Net Zero Emission (NZE) tahun 2060 dan transisi energi yang digulirkan Pemerintah Indonesia," ujar Fadjar dalam keterangan tertulis yang diterima, Minggu (16/7/2023).
Fadjar mengatakan kerja sama tersebut dilakukan oleh anak perusahaan atau holding maupun sub holding Pertamina, seperti yang dilakukan oleh PT Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) yang melakukan penandatanganan 6 MoU.
Enam MoU tersebut di antaranya pemanfaatan Energi Baru & Terbarukan (EBT) di lingkungan Stasiun Kereta Cepat Jakarta ke Bandung dengan PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), MoU Green Ventures Investment Platform dengan MDI Ventures, MoU Ammonia Hijau menggunakan Energi Nuklir dengan Charge d'Affaires Embassy of Kingdom of Denmark, dan MoU kerja sama terkait Pemanfaatan Jalur Pipa untuk Transportasi Hidrogen ke Singapura dengan PT Transportasi Gas Indonesia.
"Sedangkan di lingkungan internal Pertamina Group, Pertamina NRE juga melaksanakan MoU terkait komersialisasi carbon pada produksi listrik bisnis geothermal setara 40 MW dengan PT Pertamina Patra Niaga dan PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE)," ujarnya.
Kemudian, dengan melakukan pengembangan bisnis rendah emisi dan EBT dengan PT Perusahaan Gas Negara Tbk. Sedangkan, PT Pertamina Geothermal Energy melaksanakan penandatanganan 1 MoU dengan PT Schlumberger Geophysics Nusantara terkait Enhancing Steam Recovery PGE Working Area 40 MW.
Selanjutnya dilakukan oleh Pertamina Geothermal Energy sebanyak 3 MoU di antaranya melakukan Pengembangan WKP Panas Bumi Seulawah 2x55 MW dengan President Director PT Pembangunan Aceh (PEMA), MoU South Sumatera Grid Resources Confirmation sebesar 900 MW dengan Chief Representative from Chevron New Energy International Pte Ltd, Siddarth Jain, serta MoU Binary Technology 210 MW dengan Chief Representative KS Orka Renewables Pte. Ltd.
Adapun, Fungsi Research Technology and Innovation Pertamina melaksanakan 1 tandatangan MoU dengan Mitsui & CO, terkait dengan Implementasi Teknologi Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS) di area Sumatra Tengah.
Fungsi Research Technology and Innovation Pertamina melaksanakan penandatanganan 2 MoU terdiri atas studi penangkapan dan pemanfaatan CO2 di Kilang Balikpapan dengan AirLiquide dan Carbon Capture Utilization and Storage di Area Donggi Matindok bersama dengan Jogmec, Mitsubishi, Panca Amara Utama, dan Yayasan LAPI IT.
Fadjar menyampaikan seluruh kerja sama yang dibangun Pertamina dalam event EBTKE ConEx adalah aksi nyata perusahaan untuk konsisten mengembangkan bisnis EBT juga program dekarbonisasi.
"Pertamina terus berupaya menjadi pemimpin dan penggerak dalam transisi energi di Indonesia, dimulai dengan berbagai inisiasi bisnis EBT dan program dekarbonisasi. Baik yang dilakukan secara mandiri maupun bekerja sama dengan partner strategis," ucapnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Djati Waluyo
Editor: Ayu Almas
Tag Terkait:
Advertisement