Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

PGN dan Pertamina NRE Jajaki Kerja Sama Bisnis Rendah Karbon

PGN dan Pertamina NRE Jajaki Kerja Sama Bisnis Rendah Karbon Kredit Foto: PT Pertamina (Persero)
Warta Ekonomi, Gresik -

PT PGN Tbk menggandeng PT Pertamina Power Indonesia selaku Subholding Power & Renewable Energy (Pertamina NRE) guna menjajaki potensi keria sama pengembangan bisnis energi rendah karbon dan terbarukan dalam bentuk Green Hydrogen & Ammonia (Liquid Hydrogen) dan Biomethane.

Hal tersebut ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman yang menjadi dasar komunikasi, diskusi, serta kajian dalam rangka pelaksanaan kerja sama. 

Direktur Utama PGN Arief Setiawan Handoko mengatakan, kerja sama bisnis rendah karbon ini akan meliputi pengembangan bisnis hidrogen rendah karbon, Ammonia rendah karbon, Biomethane, Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), bisnis gas atau LNG to Power rendah karbon.

Baca Juga: Pertamina Geothermal Energy Targetkan Peningkatan Kapasitas Terpasang Kelola Panas Bumi Hingga 1 GW

Begitupun dengan bisnis energi terbarukan dan perdagangan karbon kredit. Selain berorientasi pada bisnis masa depan yang semakin ramah lingkungan, kerja sama ini akan dapat memperkuat peran Subholding Pertamina Group dalam rangka mencapai target Net Zero Emission (NZE).

"Baik PGN dan Pertamnia NRE telah sepakat untuk menjalankan beberapa kajian atau studi kelayakan yang meliputi aspek teknis & teknologi, pasar, keekonomian, bisnis, lingkungan, hukum, risiko ataupun aspek lainnya untuk pelaksanaan proyek," ujar Arief dalam keterangan tertulis yang diterima, Jumat (14/7/2023).

Arief menyebut, untuk target NZE dan di masa transisi energi, semua elemen energi ramah lingkungan harus dilibatkan, maka PGN juga bersiap terjun pada bisnis ini. 

"Dengan portofolio yang dimiliki, PGN juga menjadikan kerja sama dengan Pertamina NRE ini untuk memperpanjang rantai bisnis," ujarnya.

PGN dan PPI juga menggiatkan kerja sama strategis, teknis, dan komersial untuk pengembangan dan pemanfaatan proyek.

Salah satu proyek yang akan dikembangkan yakni Biomethane, yang memiliki prospek positif di masa depan. Biomethane berpotensi untuk menggantikan bahan bakar minyak yang berasal dari fosil, sekaligus mengatasi pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh limbah cair minyak kelapa sawit.

Biomethane termasuk sebagai energi dengan bahan baku yang melimpah dan berkelanjutan, sehingga dapat diolah dan dimanfaatkan dalam jangka panjang. Diperkirakan, Biomethane yang dapat dikelola PGN bisa mencapai 15 MMSCFD yang bisa melayani kebutuhan sekitar 60 industri di kawasan industri.

"Menurut kami, energi baru terbarukan seperti biomethane, amonia, dan hidrogen menarik dalam jangka panjang ke depan. Banyak pihak yang mempertimbangkan investasi bersih berbasis green energy. Investor akan mendapatkan kredit karbon karena pengurangan emisi gas rumah kaca. Ini juga bagian dari kerja sama dengan PPI terkait kredit karbon," ujarnya. 

Di samping itu, PGN tetap memegang komitmen untuk mewujudkan kemandirian energi dalam negeri melalui penguatan pasokan gas dan perluasan infrastruktur gas, khususnya pada masa transisi energi menuju NZE. Rencana strategis tetap berjalan untuk menciptakan nilai tambah dan meningkatkan utilisasi gas bumi.

Baca Juga: Green Refinery, Komitmen Kilang Pertamina Capai Target Net Zero Emission

"Bisnis inti PGN dalam utilisasi gas bumi tetap berjalan bersama upaya diversifikasi bisnis pada EBT. Diharapkan dapat  menjadi komoditas yang bisa meningkatkan fleksibilitas menjalankan bisnis energi yang ramah lingkungan secara berkelanjutan," tutupnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Djati Waluyo
Editor: Rosmayanti

Advertisement

Bagikan Artikel: