Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dukung FOLU Net Sink 2030 di Indonesia, AS Bakal Kontribusikan USD50 Juta Selama 5 Tahun

Dukung FOLU Net Sink 2030 di Indonesia, AS Bakal Kontribusikan USD50 Juta Selama 5 Tahun Kredit Foto: KLHK
Warta Ekonomi, Jakarta -

Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) akan memberikan kontribusi hingga USD50 juta selama lima tahun guna mendukung tujuan iklim dan keanekaragaman hayati dalam agenda FOLU Net Sink 2030 di Indonesia.

Hal ini diwujudkan melalui peluncuran kemitraan baru di bidang iklim dan konservasi yaitu Perjanjian Bilateral Kerangka Kerja Bilateral FOLU Net Sink yang ditandatangani USAID dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada Senin (17/7/2023).

Baca Juga: Gerak Cepat Manggala Agni KLHK Tangani Kebakaran Lahan Dekat Bandara Syamsudin Noor Kalsel

Penandatanganan kerja sama dilakukan langsung oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya, dan Administrator USAID Samantha Power.

Diketahui, perjanjian ini sebagai bagian mendukung upaya-upaya Indonesia untuk mencapai tujuan Forestry and Other Land Use (FOLU) Net Sink 2030 yang secara resmi telah diluncurkan oleh Presiden Jokowi saat Konferensi COP 26 di Glasgow bulan November 2021 dan telah dituangkan ke dalam Rencana Operasional FOLU Net Sink 2030 yang diterbitkan dengan Surat Keputusan Menteri LHK di bulan Februari 2022.

Pada bulan Mei 2022, KLHK menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan USAID Indonesia sebagai wujud dukungan Amerika Serikat terhadap implementasi Rencana Operasional tersebut, dan ini menjadi MoU yang pertama dari sejumlah MoU bilateral lainnya yang mendukung FOLU Net Sink 2030.

Selama Pemerintahan Presiden Jokowi, Indonesia telah mencatat kemajuan yang mengesankan di bidang konservasi hutan, penurunan laju deforestasi hingga 65 persen dalam tujuh tahun terakhir, menjadi yang terdepan di dunia dalam meningkatkan perlindungan hutan. Kemitraan baru ini akan terus dibangun berdasarkan pencapaian-pencapaian tersebut.

"Perjanjian Bilateral yang baru ini merupakan tindak lanjut dari Fact Sheet Gedung Putih yang dibahas oleh Presiden Jokowi dan Presiden Biden saat pertemuan bilateral di KTT G20 di Bali tahun lalu," kata Menteri Nurbaya, dalam keterangannya, dikutip Selasa (18/7/2023).

Menteri Nurbaya menekankan Perjanjian Bilateral tersebut merepresentasikan peranan pendanaan iklim untuk mendukung upaya-upaya Indonesia selama ini dalam mencapai agenda FOLU Net Sink 2030.

Agenda ini membutuhkan pengeluaran yang diproyeksikan sebesar USD14,57 miliar, yang hingga saat ini terutama bergantung pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Indonesia. 

"Perjanjian Bilateral ini akan membantu upaya-upaya Indonesia yang telah berjalan dalam pencegahan degradasi hutan; rehabilitasi mangrove dan restorasi gambut; serta perlindungan satwa liar Indonesia yang luar biasa," kata Administrator USAID Samantha Power.

Baca Juga: KLHK Ingin Sampah Plastik AMDK Galon Ulang Mudah Dikumpulkan, Dipilah dan Didaur Ulang

"Dukungan ini akan melanjutkan upaya yang dilakukan Indonesia selama tujuh tahun terakhir untuk mengurangi deforestasi hingga hampir dua pertiga. Dan dukungan ini akan membantu melestarikan sumber daya vital yang diberikan oleh hutan Indonesia yang indah dan menakjubkan: penyerap karbon yang sangat penting untuk menstabilkan iklim," tambahnya.

Sementara itu, Duta Besar AS untuk Indonesia, Sung Y. Kim, menyatakan, Perjanjian Bilateral ini memperkuat kemitraan AS untuk mendukung ketahanan Indonesia terhadap perubahan iklim dan untuk meningkatkan konservasi dan keanekaragaman hayati, termasuk melindungi spesies ikonik Indonesia seperti orangutan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ayu Almas
Editor: Ayu Almas

Advertisement

Bagikan Artikel: