Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pakar Kesehatan Menilai Cara Atasi Stunting Tidak Sesederhana Ucapan Pak Prabowo

Pakar Kesehatan Menilai Cara Atasi Stunting Tidak Sesederhana Ucapan Pak Prabowo Ilustrasi: Wafiyyah Amalyris K
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Pertahanan sekaligus bakal capres Partai Gerindra Prabowo Subianto menyampaikan bahwa cara menghilangkan stunting di Indonesia adalah dengan menghidupkan posyandu dan sejenisnya. Hal itu disampaikan dalam Rakernas Apeksi di Makassar, Sulsel, beberapa waktu lalu.

Prabowo juga mengatakan cara selanjutnya menghilangkan stunting adalah dengan mendata bobot bayi-bayi yang dibawah timbangan normal hingga memberikan asupan gizi yang tepat kepada ibu-ibu.

Pakar dan Pengamat Kebijakan Kesehatan Hermawan Saputra menilai mengatasi stunting tidak sesederhana yang disampaikan oleh Prabowo. Dia mengatakan ada berbagai hal yang harus dilakukan untuk mengatasi hal tersebut.

“Persoalan stunting itu tidak sesederhana menyiapkan posyandu, memberikan makanan tambahan, seperti susu dan lainnya. Stunting ini persoalan yang banyak sekali faktornya dan pelik,” ujar Hermawan kepada wartawan saat dihubungi.

Hermawan menuturkan stunting bisa berkaitan dengan kesehatan ibu pranikah, kehamilan, persalinan, dan pola asuh. Selain itu, terkait juga konsumsi pangan nutrisi dan risiko penyakit menular dan bawaan.

“Itu semua harus menjamin upaya kesehatan yang paripurna, dan cara yang paling pokok memang adalah penguatan promosi, prevensi, dan juga adanya edukasi di masyarakat yang kita kenal dengan upaya kesehatan masyarakat,” ujarnya.

Lebih lanjut, Hermawan berkata upaya mengatasi stunting merupakan peran multi stakeholder, yakni peran ketahanan pangan menyangkut pertanian, peran edukasi pola asuh, peran untuk melakukan pola menu, intake nutrisi yang baik, dan bahkan pola pengasuhan hingga hidup berpasangan.

“Jadi ada yang disebut 1000 HPK, hari pertama kehidupan, itu sejak janin dalam kandungan ibunya sekitar 4 bulanan di dalam kandungan ibu, itu sudah menjadi hari krusial yang menentukan kesehatan bayi agar terhindar dan tercegah dari stunting, mulai dari penjagaan nutrisi, kemudian agar terhindar dari anemia ibunya, kekurangan zat besi dan juga berkaitan dengan pasca persalinan,” ujarnya.

"Jadi sampai umur 2 tahun dan itu hal yang memang memerlukan peran multistakeholders, tidak sesederhana posyandu,” ujar Hermawan menambahkan.

Hermawan mengaku posyandu memang sangat penting. Namun, konteksnya lebih kepada sebagai sarana untuk screening. Hal lain yang juga tak kalah penting adalah pelatihan kader, hingga penguatan UKBM dengan penguatan sustainability program.

Selanjutnya, Hermawan menyampaikan konsep pencegahan dan penanganan stunting berkaitan dengan misi nasional kebangsaan.

Sehingga, harus ada strategi makro secara nasional yang mengedepankan kesehatan sebagai prioritas.

"Sebab ada amanat konstitusi Pasal 28 huruf H Ayat 1 itu adalah amanat konstitusi untuk kesehatan yang berbunyi, setiap warga negara berhak hidup sejahtera lahir batin mendapatkan lingkungan hidup yang sehat dan berhak memperoleh pelayanan kesehatan,” ujar Hermawan.

Oleh karena itu, kata Hermawan lingkungan hidup yang sehat itu termasuk mencakup upaya pencegahan dan penanganan stunting di dalamnya juga menyangkut fisik, aspek psikologi dan juga lingkungan.

“Ini yg harus kita lakukan sari paripurna, dan catatan indonesia kedepan itu akan semakin berat tantangannya, karena kita menghadapi penyakit2 yang disebabkan oleh sedentary lifestyle gaya hidup yang terbaru, risiko penyakit tidak menular tinggi, tapi juga sewaktu-waktu bisa terjadi emerging disease, karena penyakit menular, itu yang dibuktikan oleh COVID-19 dan lainnya,” ujar Hermawan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: