Kredit Foto: Unsplash/Kelly Sikkema
Dalam rangka kampanye Gerakan Nasional Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama dengan Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi menyelenggarakan webinar Literasi Digital #MakinCakapDigital 2023 untuk segmen komunitas di wilayah Kalimantan dengan tema "Jadi Viral di Dunia Digital Lewat Konten Positif" pada Rabu (26/7/2023).
Kali ini hadir pembicara-pembicara program kegiatan Literasi Digital #MakinCakapDigital di tahun 2023 yang ahli di bidangnya untuk berbagi terkait budaya digital antara lain Instruktur Yale Communication, Aldy Tri Wahyudi; Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Al Azhar, Cut Meutia Karolina; serta Senior Product Manager, Anwar Sadat.
Baca Juga: Berinteraksi Sehat dan Positif di Ruang Digital Berdampak pada Personal Branding
Survei dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet (APJI) 2023 menyebut bahwa pengguna internet di Indonesia terus bertambah pesat dan kini mencapai 215 juta. Rata-rata durasi pemakaian sekitar 7 jam 42 menit per hari dan di antaranya 167 juta pengguna sudah menggunakan media sosial.
Menurut data BPS pada 2018 dari tiga sub indeks, Indeks Pembangunan Teknologi Informasi dan Komunikasi (IP-TIK) Indonesia, sub indeks keahlian yang memiliki skor paling rendah menurut data yang dirilis 2019. Literasi digital untuk pemahaman mengenai kecakapan digital, budaya, serta etika dan keamanan di ruang digital diperlukan mengingat internet perlu dimanfaatkan secara positif.
"Konten viral, bisa berupa gambar, video, teks, atau meme yang dengan cepat menyebar luas secara online melalui berbagai platform media sosial dan situs web. Konten viral juga menjadi perbincangan hingga mendapat sejumlah likes dan komentar," ujar Instruktur Yale Communication, Aldy Tri Wahyudi, saat menjadi narasumber kegiatan literasi digital #makincakapdigital 2023 untuk segmen komunitas di Kalimantan, Rabu (26/7/2023), dikutip dari siaran pers yang diterima di Jakarta.
Aldy mengatakan, konten viral bisa memberi dampak positif maupun negatif di masyarakat. Dampak positifnya jika konten tersebut menyebarkan informasi yang bermanfaat bagi orang lain dan menjadi hiburan, sementara dampak negatifnya konten viral bisa menjadi bahan untuk perundungan online.
Untuk membuat konten viral yang positif, ia menyarankan agar mengidentifikasi dulu topik yang sedang tren. Selanjutnya, pilih konten yang bisa memberi inspirasi atau motivasi untuk orang lain, lalu gunakan visual menarik dengan kata-kata positif serta ajak kolaborasi komunitas positif.
Narasumber berikutnya, Dosen Komunikasi Universitas Al Azhar, Cut Meutia Karolina, mengatakan bahwa ada berbagai sebab mengapa pengguna media digital harus bersikap etis. "Di ruang digital seseorang sangat mungkin berinteraksi dengan budaya yang berbeda, tidak hanya dari Indonesia, tapi seluruh dunia. Interaksi antarbudaya ini memungkinkan standar baru etika," jelasnya di kesempatan yang sama.
Menjadi warga digital yang beretika bisa dilakukan dalam menggunakan media sosial dan menghargai hasil karya orang lain. Untuk mengingatkan bahwa interaksi di online sama pentingnya dengan interaksi di dunia nyata, harus ada kesadaran tentang keberadaan orang lain di dunia maya seperti halnya dunia nyata.
Dengan kesadaran itu, seorang warga digital juga akan punya tanggung jawab untuk mengambil konsekuensi apabila ia bertindak tidak sesuai etika. Dengan memahami hal itu, warganet tidak akan terprovokasi konten negatif seperti ujaran kebencian, hoaks, maupun konten yang mencemarkan nama baik orang lain.
Baca Juga: Kemampuan Digital yang Mumpuni, Adaptasi Masyarakat dengan Kemajuan Internet dan Digitalisasi
Selain etika digital, dalam membuat konten perhatikan juga aspek keamanan digital seperti tidak menyebarkan informasi pribadi yang kemungkinan bisa disalahgunakan. "Perhatikan apa yang kita unggah akan menjadi jejak digital, dalam aktivitas di media sosial, aktivitas di aplikasi dan perangkat, dan terlihat di perambahan online," kata Senior Product Manager, Anwar Sadat.
Pastikan tidak mengunggah secara real time, apalagi jika menyertakan data lokasi karena bisa saja ada penguntit di media sosial yang memungkinkan terjadinya kejahatan digital. Ada potensi penyalahgunaan informasi yang kita berikan lewat unggahan di media sosial seperti foto dan video, data alamat rumah, bahkan kantor serta data pribadi lainnya.
Sebagai informasi, Webinar Makin Cakap Digital merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam program Indonesia Makin Cakap Digital yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo) bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi. Adapun informasi lebih lanjut mengenai literasi digital dapat diakses melalui website literasidigital.id atau akun Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Literasi Digital Kominfo dan Youtube Literasi Digital Kominfo.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait:
Advertisement