Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Konferensi Pemasaran dan Teknologi Vibe Martech Fest Hadirkan 200+ Pemimpin Perusahaan

Konferensi Pemasaran dan Teknologi Vibe Martech Fest Hadirkan 200+ Pemimpin Perusahaan Kredit Foto: Nadia Khadijah Putri
Warta Ekonomi, Jakarta -

Konferensi pemasaran dan teknologi, Vibe Martech Fest, memulai edisinya yang ke-11 di Asia Tenggara pertama di Jakarta. Acara ini menghadirkan 200 lebih pemimpin perusahaan dari berbagai bidang, dengan menampilkan 25 pembicara yang membahas tentang tantangan kritis yang dihadapi pemasar modern dan cara memanfaatkan teknologi dalam skala besar.

Acara tersebut dibuka oleh pakar dari Customer Data Platform (CDP) Institute yang juga pendiri, David Raab yang menyampaikan soal lima pilar strategi pemasaran di masa kini. Ia juga menyinggung soal privasi, keamanan data, hingga kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) dalam teknologi pemasaran atau marketing technology (martech).

“Jadi, seperti apa strategi yang digerakkan oleh kepercayaan layaknya strategi pemasaran yang terbukti kepercayaannya? Nah, itu adalah strategi membuat pilihan, yang membuat pelanggan Anda percaya bahwa Anda bisa diandalkan,” ungkap Raab saat berpidato di acara pembukaan Vibe Martech Fest di Jakarta pada Selasa (1/8/2023).

Baca Juga: Survei Terbaru PwC: Karyawan Indonesia Optimis Potensi AI dalam Karier Mereka

Selain itu, acara ini juga menghelat diskusi panel tentang kondisi pemasaran teknologi di Indonesia dan Asia Tenggara atau State of Martech In Indonesia & Southeast Asia. Sesi tersebut memaparkan peta jalan untuk tahun 2023 dan seterusnya, yang menghadirkan para pakar seperti Chief Operating Officer dari Vision+ Debashish Roy, Vice President Digital Education Ecosystem dari Telkom Indonesia Sri Safitri, dan Chief Marketing Officer PT Kino Indonesia Tbk Vebbyna Kaunang.

Sri menjelaskan secara singkat soal penggunaan AI generatif pada perusahaannya dan digunakan demi keberlanjutan dengan praktik yang etis.

“Ini adalah tren yang saya lihat di Greenpeace atau lainnya. Saya juga melihat AI generatif dalam hal keberlanjutan dan praktik yang etis. Sehingga, makin banyak brand yang mencari, bagaimana kami membuat sebuah kampanye yang mendukung keberlanjutan dan etis berkat teknologi,” jelas Sri. 

Tidak hanya, sesi berikutnya membahas tentang personalisasi keterlibatan pelanggan yang juga menghadirkan jajaran pembicara seperti Adeline Ausy Setiawan selaku Strategic Marketing Services Director dari Kawan Lama Group, Joseph Aditya selaku Chief Executive Officer Ralali.com, Sesaria Dewi Ariani selaku Media Head & Cluster Lead APAC dari Multi Bintang Indonesia (bagian dari The Heineken Company), dan Veronika Utami selaku Marketing Director dari PT Frisian Flag Indonesia. 

Di sesi tersebut, Chief Executive Officer dari Ralali.com, Joseph Aditya membahas bagaimana sebuah merek atau brand dapat menyediakan personalisasi terbaiknya, khususnya Ralali yang memfokuskan diri sebagai platform bisnis ke bisnis (B2B). 

“Jadi kami lebih seperti platform yang menyediakan infrastruktur untuk brand atau prinsipnya. Dan kami tidak secara khusus menargetkan pengguna akhir, tetapi kami memanfaatkan data pengguna akhir melalui saluran B2B kami, sehingga mudah untuk melihat mereka,” ungkap Joseph di sesi tersebut.

Acara ini juga menghadirkan sesi-sesi diskusi panel lainnya dengan beragam pemimpin perusahaan sebagai pembicara.

Acara juga menjadi sumber wawasan atau insight terhadap lanskap bisnis ritel di Indonesia yang telah berubah. Terutama pada tingginya penetrasi internet, preferensi konsumen untuk saluran digital, dan peningkatan penggunaan opsi pembayaran digital, membuat brand untuk menata ulang produk dan layanan agar dapat menawarkan kenyamanan cepat, terpersonalisasi, dan menawarkan pengalaman pelanggan yang luar biasa untuk memenangkan persaingan. Pemasar mencari solusi teknologi pemasaran untuk membantu mewujudkan janji brand berskala besar.

Direktur Martechvibe, Sanjay Swamy selaku penyelenggara konferensi, mengatakan kondisi harapan pelanggan di Indonesia berubah dengan cepat, dan itu adalah fase penting bagi pemasar di kawasan Asia Tenggara untuk menerapkan teknologi yang dapat membantu pelanggan secara lebih mendalam dengan pengalaman berharga.

“Hamparan besar solusi martech bisa sangat banyak. Itulah sebabnya, kami menyatukan para pemimpin global dan regional untuk berbagi pembelajaran kolektif mereka. Tim pemasaran masa depan perlu mempersiapkan diri untuk menggunakan teknologi dan strategi secara bersamaan,” tutup Swamy.

Baca Juga: Beleaf Raih Pendanaan Seri A Senilai Rp103 Miliar untuk Kembangkan Program FaaS

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Nadia Khadijah Putri
Editor: Rosmayanti

Advertisement

Bagikan Artikel: