Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Direktorat Jenderal Minyak dan Gas (Migas) meminta Pertamina Hulu Energi OSES sebagai pengelola Wilayah Kerja (WK) OSES untuk dapat memaksimalkan waktu saat melakukan perbaikan dan pergantian fasilitas instalasi.
Sebagaimana diketahui, 57 persen fasilitas instalasi migas pada WK OSES berusia di atas 30 tahun, sehingga instalasi migas PHE OSES tidak dalam kondisi yang baik pada saat aset diserahterimakan dari operator migas sebelumnya ke PHE OSES pada tahun 2018.
Hal tersebut membuat PHE OSES harus melalukan perbaikan dan penggantian besar-besaran yang mengharuskan instalasi migas berhenti sementara (planned shutdown).
Baca Juga: BPH Migas Ajak Mahasiswa Dukung dan Awasi BBM Subsidi Tepat Sasaran
Dirjen Migas Tutuka Ariadji berpesan agar PHE OSES berpikir lebih dari biasanya dan tidak biasa.
"Agar pada saat proses perbaikan tidak terjadi penurunan produksi migas yang signifikan. Diupayakan agar waktu planned shutdown dibuat sesingkat mungkin," ujar Tutuka dalam keterangan tertulis yang diterima, Senin (21/8/2023).
Tutuka mengatakan, Ditjen Migas mendukung perbaikan dan penggantian pada instalasi migas yang rusak atau memiliki risiko tinggi.
"Namun, yang perlu diperhatikan adalah agar tidak terjadi penurunan produksi migas yang signifikan pada saat perbaikan dan penggantian tersebut,” ujarnya.
Lanjutnya, mengenai pengembangan sumur gas bumi yang baru, pemerintah mendukung dan menyampaikan bahwa demand di daerah Cilegon masih banyak, sehingga sangat memungkinkan untuk produksi gas bumi dari PHE OSES terus dikembangkan.
"Namun, perlu diperhatikan juga kesiapan gas processing plant, jika produksi gas bumi sudah meningkat dan dapat mengalirkan kembali ke industri di Cilegon,” ungkapnya.
Sementara itu, Direktur Utama–Regional 2 Wisnu Hindadari berharap akan adanya dukungan dari pemerintah, khususnya dalam kepastian regulasi perizinan untuk PHE OSES, agar dapat terus mengembangkan operasinya guna menjaga produksi migas tetap tinggi dan meningkat.
PT PHE OSES menjadi operator di WK OSES mulai 6 September 2018 dengan kontrak kerja sama bagi hasil gross split, dengan kumulatif produksi s.d. 31 Des 2022, untuk minyak sebesar 1.484,41 MMBO dan gas sebesar 1.335,35 BCF. Adapun produksi aktual minyak (Aktual YTD) sebesar 17.511 BOPD dan produksi aktual gas (Aktual YTD) sebesar 29 MMSCFD.
Baca Juga: Pembangunan Rampung, Pipa Cisem Tahap I 'Ready for Gas In'
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Djati Waluyo
Editor: Rosmayanti
Advertisement