Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Beras Global Naik Akibat India Kurangi Jatah Ekspor, Apa yang Harus Indonesia Antisipasi?

Beras Global Naik Akibat India Kurangi Jatah Ekspor, Apa yang Harus Indonesia Antisipasi? Kredit Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Warta Ekonomi, Jakarta -

Eksportir beras terbesar di dunia, India, melarang ekspor beras putih non-basmati pada 20 Juli. Langkah ini diambil pemerintah untuk membatasi kenaikan harga pangan di dalam negeri dan memastikan kecukupan pasokan di dalam negeri dengan harga yang wajar.

Ekonom dan Pakar Kebijakan Publik UPN Veteran Jakarta, Achmad Nur Hidayat menilai kebijakan tersebut tidak hanya mengguncang persediaan bahan makanan pokok secara keseluruhan, tetapi juga memiliki implikasi signifikan bagi sejumlah negara, termasuk Indonesia, yang mengimpor beras dari India.

Di tengah langkah keras India dalam membatasi ekspor berasnya, Indonesia dihadapkan pada permasalahan yang semakin rumit. Di tengah situasi perekonomian yang belum pulih sepenuhnya akibat pandemi, lonjakan harga beras bisa memperburuk beban ekonomi dan sosial yang ada.

"Dalam situasi seperti ini, Indonesia perlu mengambil langkah-langkah strategis untuk menjaga stabilitas pasokan beras dan ketahanan pangan," ujarnya melalui keterangan tertulisnya, Senin (28/8/2023).

Pertama, diversifikasi sumber impor. Menurut Achmad, Indonesia harus segera mempertimbangkan diversifikasi sumber impor beras. Upaya ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan terhadap pasokan beras dari India, sehingga jika terjadi gangguan pasokan dari India, Indonesia memiliki alternatif pemasok yang dapat diandalkan.

Kedua, peningkatan produksi lokal. Pemerintah perlu memberikan dukungan yang lebih besar kepada petani dalam meningkatkan produksi beras dalam negeri. Ini termasuk penggunaan teknologi pertanian modern dan penyediaan insentif untuk mendorong efisiensi produksi.

Ketiga, diplomasi pangan yang aktif. Indonesia harus terlibat dalam diplomasi pangan dengan pemerintah India untuk mencari solusi yang saling menguntungkan. Mendorong relaksasi kebijakan ekspor atau menjalin kesepakatan perdagangan bilateral bisa membantu meredakan dampak negatif kebijakan India.

Di samping itu, Indonesia harus memiliki rencana tanggap darurat yang siap diaktifkan jika terjadi lonjakan harga beras yang signifikan. Ini termasuk program bantuan pangan bagi masyarakat rentan dan langkah-langkah untuk mengurangi dampak inflasi pangan.

"Diversifikasi sumber impor, peningkatan produksi lokal, diplomasi pangan yang kuat, dan kesiapan menghadapi potensi krisis pangan adalah langkah-langkah penting yang harus segera diambil," jelas CEO Narasi Institute ini.

Achmad melanjutkan bahwa, "dengan respons yang cermat, Indonesia dapat mengatasi dampak negatif dari perubahan kebijakan ekspor India dan memastikan ketersediaan bahan makanan pokok yang memadai bagi masyarakatnya."

Baca Juga: Mengulik Fenomena Harga Beras yang Terus Melonjak

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: