Menko Airlangga Genjot Kerja Sama Global untuk Dorong Ekonomi yang Lebih Transformatif
Ekonomi Indonesia semakin menunjukkan penguatan. Pada triwulan I 2024, perekonomian nasional tumbuh sebesar 5,11% (yoy), lebih tinggi dari triwulan I 2023 dan triwulan IV 2023 yang masing-masing sebesar 5,04% (yoy).
Capaian pertumbuhan ekonomi nasional secara regional pun menunjukkan perkembangan yang kuat dengan mengalami pertumbuhan yang lebih tinggi dari triwulan I 2023 pada sejumlah wilayah yakni Kalimantan, Maluku dan Papua, serta Bali dan Nusa Tenggara.
Berbekal capaian pertumbuhan ekonomi yang terus terjaga, Pemerintah melalui Rancangan Akhir Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2024-2045 telah menetapkan sebuah visi Indonesia Emas 2045, dengan sasaran yang akan dicapai pada tahun 2045 yakni memiliki PDB Nominal sebesar USD9,8 triliun dan GNI Per kapita sebesar USD30.300.
Baca Juga: Airlangga Hartarto Klaim Ekonomi Indonesia Besar dan Gagah
Untuk dapat merealisasikan target menjadi High Income Country jelang 2045, pertumbuhan ekonomi per tahun harus didorong pada kisaran 6-7% disertai investasi yang terus tumbuh.
“Salah satu caranya tentu kita harus mendorong ekonomi kita lebih transformatif dan untuk transformatif itu kita menjalin kerja sama global. Indonesia sudah berhasil menjadi tuan rumah G20 dan kita sangat dihormati dunia karena kita punya kemungkinan soft power dalam G20, karena kekuatan diplomasi internasional adalah kekuatan ekonomi,” ujar Menko Airlangga dalam Seminar Ekonomi Perkumpulan Alumni Kolese Kanisius Jakarta (PAKKJ), Sabtu (11/05).
Selain berperan dalam Presidensi G20 Tahun 2022 tersebut, Menko Airlangga menyebutkan bahwa Indonesia juga telah menunjukan eksistensi dan prestasi pada kancah ekonomi global melalui Keketuaan ASEAN di tahun 2023, hingga aktif dalam berbagai inisiatif ekonomi seperti Indo-Pacific Economic Framework (IPEF) dan Asian Zero Emission Community (AZEC).
Baca Juga: DPR: Ekonomi Global Masih Sangat Ringkih
Kemudian melalui kemitraan strategis seperti Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) dan Indonesia-Korea Comprehensive Economic Partnership Agreement (IK-CEPA), Indonesia membuktikan mampu menjadi pemain penting dalam menavigasi perekonomian dunia.
Di samping keanggotaan berbagai fora internasional tersebut, Indonesia juga kembali memperkuat kedudukannya dengan mengajukan keanggotaan dalam The Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD). Indonesia menjadi negara Asia Tenggara pertama dan ketiga di Asia setelah Jepang dan Korea, yang mencapai status Open for Accession Discussion untuk menjadi anggota penuh OECD.
Baca Juga: Airlangga: Ekonomi Indonesia Mesti Tumbuh 7%
“Kenapa OECD penting karena kita mau next reform, reform kita pertama saat Covid Undang-Undang Cipta Kerja kita revisi lebih dari 60 Undang-Undang, next implementation-nya melalui OECD. Banyak data yang mereka punya, dan banyak standar yang mereka punya, kita sudah punya juga. Kita sangat siap untuk internasional standar. Kita berharap pertumbuhan kita akan bertambah lagi dan dengan masuk OECD ini investasi akan banyak masuk,” pungkas Menko Airlangga.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Belinda Safitri
Editor: Belinda Safitri
Tag Terkait:
Advertisement