Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Setelah QRIS Beroperasi di Empat Negara ASEAN, Lalu Akan di Mana Lagi?

Setelah QRIS Beroperasi di Empat Negara ASEAN, Lalu Akan di Mana Lagi? Kredit Foto: Nadia Khadijah Putri
Warta Ekonomi, Jakarta -

Setelah QRIS beroperasi di Malaysia, Thailand, Singapura, lantas kemana lagi metode pembayaran berbasis kode QR ini akan diterapkan?

Founding Partner AC Ventures, Pandu Sjahrir, yang juga anggota ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC), menceritakan pandangannya. 

“Pekerjaan saya adalah untuk mempromosikan kode QR, dan sekarang kode QR sedang tahap percobaan di Singapura. Kami juga sudah terapkan di Thailand, Malaysia, dan juga [sebentar lagi] di Filipina. Idenya secara esensial untuk membuat ASEAN dapat bertransaksi tanpa batas,” ungkap Pandu di sesi diskusi dengan Bloomberg bertajuk In Conversation with Pandu Sjahrir di acara Bloomberg CEO Forum Asia Tenggara, Jakarta pada Rabu (6/9/2023).

Baca Juga: QRIS Tuntas Meluncur, Bagaimana Implementasinya di Indonesia dan Luar Negeri?

Pandu menambahkan inisiasi pembayaran kode QR pada dasarnya adalah untuk memungkinkan bisnis ke bisnis (B2B) dan bisnis ke pelanggan (B2C) dapat bertransaksi pula, di samping memungkinkan konsumen menggunakannya.

Tidak hanya itu, hadirnya platform e-commerce juga dapat memungkinkan pembayaran kode QR untuk saling terhubung. Di Asia Tenggara, Pandu mengatakan hal tersebut dapat diciptakan.

“Banyak sekali kreasi dan kreativitas yang dapat Anda lakukan di Asia Tenggara,” imbuh Pandu.

Lantas apa yang membuat Indonesia pembayaran kode QR disetujui oleh negara-negara ASEAN? 

“Salah satu hal yang ingin kami desak dengan negara-negara ASEAN adalah mendorong proyek warisan ini, termasuk kode QR,” jawab Pandu sembari menambahkan, negara-negara ASEAN yang akan menyusul penggunaan kode QR adalah Filipina, Vietnam, dan Laos (pada tahun berikutnya).

Pandu juga menjelaskan, negara-negara yang ditargetkan kode QR tersebut—bahkan negara yang sudah menerapkannya—membutuhkan adopsi dan adaptasi. Sebab, komunitas bisnis dari berbagai negara, termasuk Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terus tumbuh dan menggunakan metode pembayaran tersebut.

“Indonesia telah menjadi kekuatan pendorong di balik hal ini. Jadi mudah-mudahan, banyak hal positif yang bisa dihasilkan. Saya sangat optimis, sejujurnya, terhadap enam negara yang disebutkan. Mereka menginginkannya, kami di sini mewujudkannya,” tutup Pandu.

Baca Juga: Top! Indonesia Raup Proyek Senilai Rp490,59 Triliun di AIPF KTT ASEAN Ke-43

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Nadia Khadijah Putri
Editor: Rosmayanti

Advertisement

Bagikan Artikel: