Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gara-Gara ini, SBY Dibuat Kagum oleh Mas Kaesang

Gara-Gara ini, SBY Dibuat Kagum oleh Mas Kaesang Kredit Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Warta Ekonomi, Jakarta -

Peneliti politik dari Saiful Mujani Research Center (SMRC) Saidiman Ahmad menilai menganggap putra Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep sebagai bocah ingusan dalam politik keliru.

"Menganggap Kaesang hanyalah seorang bocah cilik, bocah ingusan dalam lanskap politik, atau dipertimbangkan semata karena ikatan darah dengan presiden, menurut saya terlalu simplistis dan cenderung merendahkan. Pandangan itu menganggap seolah-olah Kaesang tidak memiliki kualitas lain selain sebagai anak biologis presiden," kata Saidiman.

Saidiman mengatakan memang Kaesang adalah putra Presiden Jokowi, dan itu merupakan anugerah dari Tuhan, takdir tidak bisa ditolak untuk memilih orang tua.

Akan tetapi, perlu diingat, lanjut Saidiman, jauh sebelum Kaesang bergabung dan menjadi ketua umum PSI, dia sudah menarik perhatian publik. Di usia belia, Kaesang sudah membangun usaha mandiri

"Salah satu karakter Kaesang yang menarik adalah sikapnya yang sangat sopan dan bersahaja. Tahun 2019, ketika Ibu Ani Yudhoyono wafat di Singapura, Kaesang datang melayat dan ikut menyalatkan ibu negara tersebut. Peristiwa itu dikenang SBY sebagai satu hal yang tak terlupakan. SBY bahkan menyatakan kekaguman atas sikap Kaesang yang begitu sopan. Sikap sopan itu pula yang ditunjukkan Kaesang ketika bertemu Ganjar di konser Sheila on 7 beberapa malam lalu. Ketika bersalaman dengan Ganjar, dia berusaha mencium tangan mantan gubernur Jawa Tengah tersebut. Sikap tawadhu ini menunjukkan karakter personal yang penting untuk publik," jelasnya.

Untuk itu, ia menilai Kaesang sudah lama terlibat dalam urusan publik. Tanpa secara resmi ikut dalam partai politik, Kaesang sudah terlibat dalam politik. Untuk para politikus konvensional, cara berpolitik Kaesang mungkin akan dianggap aneh dan asing.

Sementara untuk gaya berpidato Kaesang juga menarik. Dia tidak berpretensi menjadi seorang orator atau singa podium pembakar semangat.

"Dia tampil dengan kebersahajaannya. Pidato yang sudah tersusun sistematis dia improvisasi dengan sangat baik. Di sana sini, dia tambahkan komentar spontan yang umumnya mengundang tawa. 

Dia memanggil audiens PSI bukan hanya dengan panggilan bro and sis, tapi juga akang dan teteh, juga uni dan uda. Ini juga menarik. Mungkin ini juga bagian dari langkah awal Kaesang melakukan rebranding PSI," tutupnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: