Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Apresiasi Industri Asuransi, Warta Ekonomi Helat Indonesia Best Insurance Awards 2023

Apresiasi Industri Asuransi, Warta Ekonomi Helat Indonesia Best Insurance Awards 2023 Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Warta Ekonomi baru-baru ini menghelat penghargaan bagi industri asuransi yang tahan banting dari segi kinerja keuangan dan melek digital dalam acara Indonesia Best Insurance Awards 2023 di Hotel Le Meridien, Jakarta pada Rabu (27/9/2023).

Acara penghargaan bertajuk Outstanding Digital Customization Services to Become a Strategic Industry Economic Resilience ini dikelola oleh Quadrant1 Komunika dan didukung oleh Prudential, Avrist, Asuransi Nasional Indonesia, Hanhwa Life, BPJS Kesehatan, Asuransi Jiwa IFG, Sun Life, Generali Indonesia, Panin Dai-chi Life, Indolife, AXA Mandiri, BCA Insurance, Allianz, Asuransi Tugu, Sompo Insurance, AXA, Chubb Life Insurance Indonesia, PFI Mega Life, Asuransi Jiwa Astra, Lippo General Insurance Indonesia, dan lain-lain.

Indonesia Best Insurance Awards 2023 dihadiri oleh CEO dan Chief Editor Warta Ekonomi Group Muhammad Ihsan, Staf Ahli Bidang Ekonomi Kesehatan Republik Indonesia Bayu Teja Muliawan yang mewakili Menteri Kesehatan, dan dewan juri Chairman Financial Planning Standards Board (FPSB) Indonesia Tri Djoko Santoso.

Baca Juga: Warta Ekonomi Anugerahi Indonesia Best BUMN Awards 2023 kepada Perusahaan Pelat Merah yang Jalankan Transformasi dan Inovasi

CEO dan Chief Editor Warta Ekonomi Group Muhammad Ihsan memaparkan laporan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), terdapat beberapa fokus industri asuransi dalam 5 tahun mendatang, yakni 25% digitalisasi, 24% penguatan ekosistem, 17% pembukaan asluran pemasaran baru, 17% penguatan jumlah pemasar, dan 11% penguatan permodalan.

Hingga saat ini, terdapat inovasi teknologi sektor keuangan, aset keuangan digital, dan aset kripto, termasuk di dalamnya ada tiga penyelenggara insurtech dan satu penyelenggara insurance hub.

Menurut pemaparan Ihsan, alasan diadakannya Indonesia Best Insurance Awards 2023 adalah adanya penetrasi internet dan pengguna internet yang makin tinggi, sehingga industri asuransi harus berorientasi pada digitalisasi layanan. Harapannya, industri asuransi dapat menerapkan berbagai strategi, mislanya inovasi layanan dan produk untuk menjawab kebutuhan konsumen, berkolaborasi dengan stakeholder untuk memperluas jangkauan dan distribusi ke masyarakat, dan meningkatkan pengalaman pelanggan melalui embedded finance, serta meningkatkan literasi keuangan dan asuransi pada masyarakat.

“Digitalisasi akan menjadi sangat penting bagi bisnis karena menjadi daya tahan dan akan bisa bertahan,” imbuh Ihsan singkat dalam pemaparannya. 

Ihsan menambahkan, tim riset Warta Ekonomi menggunakan tiga metodologi untuk menentukan perusahaan asuransi yang layak mendapatkan penghargaan di Indonesia Best Insurance Awards 2023, yakni mulai dari desk research, media monitoring, survei, dan expert panels. Metode-metode ini menganalisis laporan keuangan dan laporan tahunan, mengamati sentimen positif di media, dan melakukan implementasi validasi kepada dewan juri yang ahli di bidang asuransi.

Selain itu, Ihsan juga menjelaskan, ruang lingkup indikator penilaian mencakup kinerja keuangan serta keterbukaan informasi dan tata kelola perusahaan. Dari segi kinerja keuangan, misalnya, tim riset Warta Ekonomi menganalisis pertumbuhan bisnis, rasio likuiditas, rasio investasi terhadap pendapatan premi, rasio pengeluaran premi terhadap pendapatan, rasio laba atau rugi, dan lainnya. 

Sedangkan dari segi keterbukaan informasi dan tata kelola perusahaan, tim riset menganalisis pelaksanaan kerja dan tanggung jawab Direksi, Dewan Komisaris, dan Dewan pengawas, pelaksanaan tugas satuan kerja dan komite pengendalian internal, penerapan fungsi kepatuhan dan audito, penerapan manajemen risiko, pengendalian internal dan teknologi informasi, penerapan kebijakan remunerasi, rencana strategis perusahaan, hingga transparansi kondisi keuangan dan non-keuangan. 

Tim riset Warta Ekonomi pun membagi perusahaan asuransi berdasarkan lima kategori aset, mulai dari di atas Rp25 triliun, antara Rp10 triliun-Rp25 triliun, antara Rp5 triliun-Rp10 triliun, antara Rp1 triliun-Rp5 triliun dan di bawah Rp1 triliun.

Tidak hanya itu, tim riset Warta Ekonomi juga membagi perusahaan asuransi berdasarkan enam kategori jenis asuransi konvensional, syariah, dan reasuransi, yakni asuransi umum dengan aset di atas Rp5 triliun, asuransi umum dengan aset antara Rp1 triliun-Rp5 triliun, asuransi umum dengan aset di bawah Rp1 triliun, reasuransi, asuransi jiwa syariah, dan asuransi umum syariah. 

Hasilnya, berikut kinerja keuangan asuransi-asuransi dari masing-masing kategori: 

Asuransi Jiwa dengan kategori Rp10 triliun-Rp25 triliun memiliki aset sebesar 8,35-11,35%, investasi sebesar 10,66-13,66%, premi bruto -9.17-0,17%, dan laba rugi sebelum pajak 158,96-163,96%. 

Asuransi Umum dengan kategori Rp10 triliun-Rp25 triliun memiliki aset 4,95-7,67%, investasi 0,88-6,37%, premi bruto 1,44-6,16%, dan laba rugi sebelum pajak 13,27-73,22%. 

Asuransi Umum dengan kategori Rp1 triliun-Rp5 triliun memiliki aset 15,03-20,03%, investasi 20,44-23,44%, premi bruto 30,74-39,74%, dan laba rugi sebelum pajak 27,80-32,80%. 

Asuransi Umum dengan kategori di bawah Rp1 triliun memiliki aset -9,38-2,39%, investasi 7,91-19,91%, premi bruto 27,79-32,79%, dan laba rugi sebelum pajak 0,04-20,04%. 

Dari hasil survei yang dilakukan tim riset Warta Ekonomi, dari 856 responden, 71% masyarakat menggunakan jasa asuransi, khususnya 32% masyarakat menggunakan asuransi umum. Ditambah lagi, 89% masyarakat menggunakan asuransi dari pemerintah untuk asuransi kesehatan, sementara 11% sisanya menggunakan asuransi kesehatan swasta. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Nadia Khadijah Putri
Editor: Rosmayanti

Advertisement

Bagikan Artikel: