Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jadi Tren Global, Bisnis Asuransi Masih Dihadapkan Peningkatan Kapasitasi Proteksi

Jadi Tren Global, Bisnis Asuransi Masih Dihadapkan Peningkatan Kapasitasi Proteksi Kredit Foto: Allianz Life
Warta Ekonomi, Jakarta -

Lini bisnis asuransi baik energi maupun casualty secara global masih dihadapkan pada tren peningkatan kapasitas proteksi.

Hal ini disampaikan okeh CEO Willis Re Yuko Gunawan saat menjadi pembicara di acara sharing session bertajuk Relaxed Discussion - Rockstar Night yang digelar oleh Tugure di Jakarta, Jumat.

"Peningkatan kapasitas proteksi secara global diperkirakan masih akan meningkat. Tekanan inflasi diyakini akan melunak. Oleh karena itu, kekhawatiran mengenai kendala kapasitas atas renewal treaty 1 Januari tidak akan terjadi,” jelasnya.

Dirinya memproyeksikan, selain peningkatan kapasitas proteksi, hingga akhir 2023, tekanan inflasi akan cenderung melambat sehingga risiko terburuk atas renewal treaty di 1 Januari tidak akan terjadi.

Baca Juga: Oktober 2023, Pendapatan Premi Asuransi Tembus Rp264,23 Triliun

Sementara itu, Casualty & Energy Group Head Farid Susilo, menyampaikan acara Relaxed Discussion tersebut merupakan bagian dari upaya Tugure untuk memberikan informasi terkini mengenai pasar asuransi global, maupun memberikan kesempatan kepada Mitra Usaha untuk berdiskusi mengenai isu-isu terkini di market asuransi domestik maupun internasional, namun dihelat secara santai dengan suguhan entertainment. 

"Dalam kesempatan kali ini, kami mengundang narasumber untuk menyampaikan market update dari bisnis casualty dan bisnis energy dari international market," jelas Farid.  

Baca Juga: Tingkatkan Penilaian Risiko, OJK dan OECD Luncurkan Kajian Pemanfaatan Teknologi di Sektor Asuransi

Farid menambahkan, baik lini bisnis energi maupun casualty memiliki prospek cerah di Tanah Air. Namun, dia menekankan bahwa industri asuransi nasional yang kian ketat dihadapkan pada tantangan untuk menghadirkan underwriting atau proses bisnis yang optimal.

Oleh karena itu, jelasnya, melalui agenda informatif dan santai tersebut Tugure ingin mengajak ceding company agar memiliki kesepahaman dalam menjalankan bisnis yang prudent.

"Jadi, kami reasuransi dituntut untuk memberikan bukan hanya kapasitas tetapi juga menjadi tempat berdiskusi mengenai teknis asuransi, agar diperoleh kesepahaman yang baik mengenai underwriting risiko," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: