Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Imin Sindir 'Jangan Mau Jadi Budak Setan', Nama Menag Yaqut Dibawa-bawa

Imin Sindir 'Jangan Mau Jadi Budak Setan', Nama Menag Yaqut Dibawa-bawa Bakal calon presiden Anies Rasyid Baswedan (kedua kiri) berjalan bersama bakal calon wakil presiden Muhaimin Iskandar (kedua kanan) saat mengunjungi Pondok Pesantren Nurul Islam, Sumbersari, Jember, Jawa Timur, Kamis (28/9/2023). Kunjungan pasangan bakal calon presiden Anies Rasyid Baswedan dan bakal calon wakil presiden Muhaimin Iskandar (AMIN) tersebut untuk bersilaturahim dengan sejumlah kiai di Jawa Timur dalam pemenangan Pemilu Presiden 2024. | Kredit Foto: Antara/Seno
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar memberi pesan tentang pentingnya santri untuk tidak bersikap memecah belah dan suka mengadu domba.

"Bukanlah santri kalo memecah belah dan mengadu domba, mari jaga ukhuwwah santriyah, ukhuwah nahdliyyah dan ukhuwwah islamiyyah.#panglimasantri #harisantrinasional," tulis Muhaimin di akun Twitter-nya.

Cawapres Anies Baswedan ini juga menyatakan agar umat jangan mau diperbudak oleh setan.

"Jangan mau jadi budak setan dengan memusuhi sesama anak bangsa," tulisnya lagi.

Namun, cuitan itu dikomentari para netizen, dan ada yang menyeret Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas yang dimaksud oleh Imin.

@denihartono513: @YaqutCQoumas dengar ini

Sebelumnya, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas saat menghadiri acara doa bersama Wahana Nagara Rahaja di Hotel Alila, Solo.

Ia mengingatkan umat Buddha melihat rekam jejak capres di Pilpres 2024, seperti jangan pilih pemimpin yang hanya pandai berbicara dan bermulut manis.

"Jangan karena bicaranya enak, mulutnya manis, mukanya ganteng itu dipilih, jangan asal begitu, harus dilihat dulu,” kata Yaqut.

Tak hanya itu, ia juga meningatkan adanya jejak politisasi agama yang terjadi di Pilgub Jakarta.

"Kita punya sejarah yang tidak baik atas politik penggunaan agama dalam politik, kita punya sejarah tidak baik beberapa waktu yang lalu ketika pemilihan gubernur DKI Jakarta kemudian dua pilpres terakhir, agama masih terlihat digunakan sebagai alat untuk mencapai kekuasaan," tambahnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: