Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pemerintah Bagi-bagi Rice Cooker Gratis, Pakar Soroti Alasan Transisi ke Energi Bersih

Pemerintah Bagi-bagi Rice Cooker Gratis, Pakar Soroti Alasan Transisi ke Energi Bersih Pengamat Kebijakan Publik, Achmad Nur Hidayat. | Kredit Foto: YouTube.
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ekonom dan Pakar Kebijakan Publik dari Narasi Institute, Achmad Nur Hidayat menyoroti soal kebijakan bagi-bagi Rice Cooker gratis oleh pemerintah kepada masyarakat.

Sebagaimana diketahui, bagi-bagi rice cooker gratis ini dilakukan oleh Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) sebagai langkah transisi energi di mana masyarakat saat ini menggunakan Liquified Petroleum Gas (LPG), ke listrik yang diklaim lebih ramah lingkungan.

Baca Juga: Bisa Topang Ekonomi, Transisi Energi Jadi Kunci Menuju Indonesia Emas 2045

Mengenai hal tersebut, Achmad blak-blakan menyebut alasan penghematan penggunaan LPG atau pun peralihan ke energi yang lebih bersih tidak masuk akal.

“Saya kira itu satu alasan yang tidak masuk akal untuk mengubah transisi energi,” ujar Achmad saat dihubungi Warta Ekonomi, Selasa (10/10/23).

Bukannya tanpa alasan, Achmad menilai saat ini sumber listrik di Indonesia bukan serta merta berasal dari energi yang sepenuhnya “bersih”.

Menurutnya, saat ini sumber listrik di Indonesia mayoritas masih menggunakan fosil.

“Kenapa? Dia mengurangi penggunaan Liquefied petroleum gas (LPG) tetapi memberikan beban pada sumber listrik, sementara sumber listrik kita kalau datanya itu 85 persen dari energi fosil dengan perincian 49 persen batu bara, sekitar 24 persen dari gas, gasnya itu adalah liquefied natural gas (LNG), Jadi ini sama saja dari LPG ke LNG,” jelasnya.

Baca Juga: Pertamina Patra Niaga Jamin Kebutuhan Energi Jelang Ajang Balap Dunia MotoGP Pertamina Grand Prix of Indonesia di Mandalika

“Karena LNG dikonversi jadi listrik,” tambahnya.

Karenanya, alasan transisi ke energi yang lebih bersih menurut Achmad tak masuk akal karena LNG juga mengeluarkan CO2.

Klaim transisi energi bersih menurut Achmad jika sumber listrik dihasil dari angin, panas bumi, atau panel surya.

Baca Juga: Perusahaan Energi Terbarukan Prajogo Pangestu Ngamuk, Harga Saham Sampai Mentok ARA

“Yang katanya jadi energi listrik maka energi bersih? Tidak. Karena LNG menghasilkan gas CO2 juga, kecuali dari angin, panas bumi, surya Panel, itu baru bersih. Itu porsi-nyakan baru 15 persen yang bersih,” ungkapnya.

“Alasan mengonversi dari energi kotor atau mahal ke lebih murah dan lebih besar itu tidak beralasan.

Sebelumnya, pemerintah berencana membagikan alat masak berbasis listrik (AML) gratis agar masyarakat bisa beralih ke energi yang lebih bersih.

Kebijakan atau langkah tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 11 Tahun 2023 Tentang Penyediaan Alat Memasak Berbasis Listrik Bagi Rumah Tangga.

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan, Jisman P Hutajulu mengatakan, program pemberian AML di tahun 2023 merupakan insentif kepada rumah tangga yang memenuhi kriteria tertentu.

Baca Juga: Asosiasi Praktisi Hukum Migas dan Energi Terbarukan (APHMET) Resmi Dibentuk

"Tujuan program ini adalah menjamin akses energi bersih yang terjangkau, andal, dan berkelanjutan. Selain itu, program ini bertujuan mengurangi impor LPG yang digunakan untuk memasak, meningkatkan konsumsi listrik per kapita, serta mendukung teknologi memasak yang lebih bersih," ujar Jisman dalam keterangan tertulis yang diterima, Senin (9/10/23).

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: