Minta Panda Gak Perlu Ragu Loyalitasnya, Gibran: Saya Masih Kader, Jangan Ngomong-Ngomong Terus
Wali Kota Surakarta, Gibran Rakabuming Raka menepis tudingan yang dikatakan oleh politikus senior PDI Perjuangan Panda Nababan bahwa ia tidak boleh lupa karir politiknya ditunjang oleh PDIP.
Akan tetapi, kata Gibran, dukungan dari partai akan percuma jika rakyat tidak memilih di Pilkada.
"Saya pernah kasih contoh anaknya ini, anaknya itu maju gagal, warga nggak milih ya percuma," kata Gibran.
Ia pun mempersilahkan agar Panda terus mengungkit jasa politik yang diberikan Megawati untuknya.
"Silahkan diungkit, dikasih tiket, dikasih karpet merah, dikasih keistimewaan. Kalau warga enggak memilih, saya pasti akan kalah, keputusan ini ada di warga," kata Gibran.
Ia pun menegaskan hingga saat ini ia masih tetap kader PDIP dan meminta agar Panda tidak perlu ragu akan loyalitasnya.
"Kalau yakin ya ojo muni-muni terus (jangan ngomong-ngomong terus), beliau senior saya, kalau gitu warga resah, kalau beliau manggil saya langsung, ditegur langsung saya terima. Kalau statement seperti ini warga jadi resah. Saya masih kader, saya masih pegang KTA," tutupnya.
Sebelumnya, Panda Nababan memberikan jawaban jika seandainya Gibran akhirnya bersedia menjadi bakal cawapres Prabowo Subianto.
Menurutnya hal itu mencerminkan bahwa politik yang seharusnya mengedepankan etika dan moral telah dilupakan oleh Gibran.
"Kita sudah banyak contoh, Budiman Sudjatmiko itu pengkhianat lalu dipecat. Kalau dia (Gibran-red) maju di luar PDIP, ya dipecat. Bukan karena Gibran siapa, bukan karena kita anti anak muda," kata Panda.
Politikus senior yang akrab disapa Opung ini mengungkit bahwa Gibran telah diberikan fasilitas dari PDIP yakni diberikan tiket untuk maju di Pilkada Solo 2020, dan hasilnya menang.
"Partai yang membesarkan dan memberikan fasilitas kepada dia. Sekarang dia jadi diperhitungkan. Nanti masyarakat yang menilai 'oh rupanya ternyata begitu kelakuan keluarga Jokowi, oh ternyata haus kekuasaan'. Ya Allah ya robbi, ingat itu dulu DPC sudah memutuskan Teguh-Purnomo tapi karena sayangnya Mega ke Jokowi dua nama itu disingkirkan," tuturnya.
Mantan wartawan senior itu bicara jika benar-benar Gibran keluar dari PDIP dan memutuskan gabung bersama Prabowo, ia hanya bisa berdoa.
"Misalkan terjadi, Gibran keluar dari PDIP, aku cuma berdoa, ya Tuhan maafkan lah, karena dia tidak tahu apa yang dia lakukan," tandasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement