Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sekilas Tren E-Commerce Enabler di Indonesia, Bagaimana Perkembangannya Sekarang?

Sekilas Tren E-Commerce Enabler di Indonesia, Bagaimana Perkembangannya Sekarang? Kredit Foto: Nadia Khadijah Putri
Warta Ekonomi, Jakarta -

Selama 10 tahun terakhir, terjadi perubahan perilaku konsumen terhadap belanja daring (online), tidak terkecuali pelaku bisnis yang pada akhirnya terjun berjualan secara online. Memanfaatkan kondisi tersebut, e-commerce enabler yang menjembatani pembeli dan penjual tersebut, mengambil peluang dan mengembangkannya di Indonesia. Lantas, bagaimana trennya saat ini? 

Sebelum masuk ke pembahasan, yuk mari bahas e-commerce enabler dahulu!

Secara umum, dilansir dari laman SIRCLO pada Jumat (13/10/2023), e-commerce enabler adalah penyedia jasa yang memberikan solusi satu tempat untuk keseluruhan yang dapat membantu pelaku usaha untuk mengeksekusi segala strategi bisnis, baik itu produksi konten, optimalisasi situs web, performance marketing, pergudangan, hingga pengiriman produk. 

Peran e-commerce enabler menjadi jembatan antara jenama atau merek dengan mitra lain dalam rantai e-commerce, baik itu situs online marketplace, jasa logistik pihak ketiga, hingga gerbang pembayaran untuk transaksi jual-beli. 

Baca Juga: Terungkap! 91% Konsumen Marketplace Tidak Pernah Beli Di Toko yang Sama, Begini Strategi untuk Pebisnis Online

Menurut CEO SIRCLO, Brian Marshal, perkembangan e-commerce enabler selama 10 tahun terakhir termasuk cukup pesat. Bahkan kini, sudah menjadi bagian yang signifikan di mata konsumen dan pelaku bisnis. 

“Sekarang kan hampir semua konsumen itu tahu atau pernah mencoba belanja online. Sebaliknya pelaku bisnis juga hampir semua minimal tahu dan banyak yang sudah mulai atau mencoba untuk penjualan online juga,” ujar Brian ketika ditemui Warta Ekonomi di Jakarta pada Jumat (13/10/2023).

Namun, signifikansi e-commerce enabler tersebut, kontribusinya terhadap produk domestik bruto (PDB) atau total ritel negara, memiliki kemungkinan masih di bawah 10% dibandingkan dengan negara lain. Ia menyebutkan faktor penetrasi teknologi, kebiasaan konsumen hingga pelaku bisnis yang maju, membuat negara lain memiliki sumbangsih PDB dari transaksi e-commerce

“Sedangkan di negara-negara lain yang kita semua lihat penetrasi teknologinya, kebiasaan konsumen atau pelaku bisnisnya sudah makin advance, itu bisa sampai puluhan persen dampak atau kontribusi digital commerce ini terhadap PDB maupun terhadap total retail,” jelas Brian serius. 

Meskipun begitu, Brian optimis, ruang untuk mengembangkan e-commerce enabler di Indonesia masih cukup luas dan potensial. 

“… artinya ke depan masih banyak ruang untuk bisa berkembang,” pungkas Brian. 

SIRCLO selaku penyedia solusi omnichannel commerce berbasis di Indonesia, belakangan ini bermitra secara strategis dengan Oriflame untuk meluncurkan penjualan online dari hulu ke hilir. Layanan tersebut meliputi kustomisasi situs web, pemenuhan pesanan, pembuatan konten pemasaran, hingga penjualan di berbagai kanal marketplace.

SIRCLO dikabarkan sempat mendapat pendanaan Seri C Juni lalu. Brian menjelaskan bahwa dana segar yang didapatkan selama beberapa tahun terakhir tersebut telah digunakan untuk mengoptimalisasi layanan serta kegiatan operasional dalam ekosistem SIRCLO.

Baca Juga: Dukung Implementasi Ekonomi Hijau dan Bisnis Berkelanjutan bagi UMKM, SIRCLO Hadirkan Kembali Program Panen Omset 2.0

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Nadia Khadijah Putri
Editor: Amry Nur Hidayat

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: