Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Strategi CEO SIRCLO Libatkan Mitra Usaha dan Pekerja Berkembang Pesat Bersama

Strategi CEO SIRCLO Libatkan Mitra Usaha dan Pekerja Berkembang Pesat Bersama Kredit Foto: Nadia Khadijah Putri
Warta Ekonomi, Jakarta -

Perusahaan rintisan (startup) penyedia solusi omnichannel dan e-commerce enabler berbasis di Indonesia, SIRCLO beberapa waktu lalu sempat melakukan merger dengan ICUBE, dan mengakuisisi Orami, Warung Pintar, dan Bizzy.

CEO SIRCLO, Brian Marshal bercerita banyak soal perusahaan yang beberapa waktu lalu sempat meraih pendanaan Seri C dan kini memiliki rencana untuk mengembangkan perusahaan untuk skala regional. Warta Ekonomi menemuinya secara langsung di Jakarta pada Jumat (13/10/2023). Berikut wawancara lengkapnya.

Transformasi digital yang masif di Indonesia melahirkan industri e-commerce enabler, bagaimana tren e-commerce enabler di Indonesia di masa depan?

Oke, jadi beberapa atribut atau karakteristik yang bisa disampaikan mengenai tren digital e-commerce.

Pertama, ini selama 10 tahun terakhir berkembang sangat pesat, bisa dibilang dimulai dari hampir tidak ada atau kecil sekali 10 tahun yang lalu, sehingga sekarang sudah menjadi bagian yang signifikan di mata konsumen maupun di mata pelaku bisnis.

Baca Juga: Usai M&A dan Raih Pendanaan Seri C, SIRCLO Incar Pertumbuhan dan Profitabilitas

Sekarang kan hampir semua konsumen itu tahu atau pernah mencoba belanja daring (online). Sebaliknya pelaku bisnis juga hampir semua minimal tahu dan banyak yang sudah mulai atau mencoba untuk penjualan online juga. Sehingga, dari yang saya maksud, dari yang 10 tahun lalu itu hampir tidak ada, kecil sekali sekarang menjadi signifikan.

Namun demikian, signifikannya ini sendiri sebenarnya kalau dilihat secara persentase itu masih kecil. Sebenarnya bisa bicara bahwa apa pun yang kami bilang signifikan ini masih mungkin di bawah 10% dari total GDP atau bahkan mungkin dari total ritel kita. Sedangkan di negara-negara lain yang kita semua lihat penetrasi teknologinya, kebiasaan konsumen atau pelaku bisnisnya sudah makin advance, itu bisa sampai puluhan persen dampak atau kontribusi digital commerce ini terhadap PDB maupun terhadap total ritel.

Jadi artinya ke depan masih banyak ruang untuk bisa berkembang, kurang lebih seperti yang saya sampaikan.

SIRCLO menjadi e-commerce enabler terdepan di Indonesia di antara pemain lain, bisa dielaborasikan keberhasilan di balik itu?

Terima kasih atas apresiasinya. Khususnya e-commerce enabler, artinya apa sih? Sekali lagi saya mau menjelaskan bahwa kami itu perusahaan teknologi yang membantu para pelaku bisnis untuk bisa masuk ke e-commerce dengan baik.

Pelakunya ini sendiri bisa dari usaha kecil, menengah maupun besar, itu kami layani semua. Memang dari tahun ke tahun perjalanannya kami mulai dari UMKM dulu di awal-awal, kemudian baru dikembang ke segmen perusahaan-perusahaan yang besar.

Nah, yang kami lakukan itu dan apa juga mungkin yang dikaitkan dengan tadi bisa dibilang terdepan atau nomor satu di Indonesia adalah satu, kami bisa dibilang cukup awal atau pionir dalam apa yang kami lakukan ini. Jadi kami bukan ikut-ikutan, sudah ada banyak enabler lainnya, lalu kemudian kami ikutan, tidak, kami salah satu pionir dalam hal ini.

Kedua, dalam perjalanan tersebut kami selalu mencoba berinovasi, memunculkan banyak perkembangan, fitur maupun layanan yang kami bisa bagikan terhadap klien kami. Dan memang dari awal sudut pandang e-commerce enabler itu adalah beda dengan mungkin katakanlah associating company, di mana yang oke, perusahaan rekrut kami karena mereka enggak mau kerjain hal yang mungkin mereka rasa lebih mudah dikerjain oleh orang lain. Kalau associating company mungkin cara berpikirnya seperti itu, tidak ada salahnya dengan itu.

Namun buat kami, menjadikannya juga maknanya adalah memastikan kesuksesan atau perkembangan usaha dari klien-klien kami tersebut. Sehingga, kami bertanggung jawab juga terhadap perkembangan penjualan mereka, perkembangan profitabilitas mereka di jualan mereka secara online, itu juga bagian-bagian perhatian kami. Jadi, kalau dikaitkan lagi dengan inovasi, fitur-fitur, atau layanan lainnya yang kami munculkan, itu selalu semua guiding principle-nya itu adalah ini membantu klien kami berkembang dan makin untung.

Itu yang saya rasa selama ini kami lakukan, selain bahwa tadi saya sampaikan di awal juga kami cukup pionir dalam apa yang kami lakukan

Dari laporan Emerging Giants in Asia Pasific yang diterbitkan KPMG bersama HSBC, SIRCLO menjadi salah satu startup yang diramal akan menjadi raksasa Asia Pasifik, bagaimana pandangan Anda soal ini dan apakah ada target ekspansi di luar Indonesia?

Oke, pertama mungkin menanggapi dulu kalau bicara tentang kata yang digunakan raksasa atau besar. Kami secara internal merasa apa pun yang kami lakukan ini sebenarnya masih relatif kecil terhadap potensinya.

Tadi kan kita juga bicara di awal, mengenai pertumbuhan yang sudah signifikan, tapi juga ke depan masih banyak ruang. Sehingga mudah-mudahan kami bisa terus relevan, bisa terus atau bahkan lebih cepat lagi berkembangnya dibanding tren secara umumnya. Sehingga, memang kami kemudian bisa memiliki dampak yang makin luas lagi. Makin banyak pelaku bisnis yang bisa kami bantu dan kemudian mereka semua juga sukses, sehingga akhirnya memang membuat kami makin besar. 

Itu yang saya lihat, memang karena kondisi-kondisi yang tadi kita bahas. Jadi memang sebenarnya kami sih cukup percaya diri, kami on track-lah untuk meng-capture potensi tersebut.

Bicara mengenai ekspansi ke luar, mungkin komentar saya adalah pertama, kami selalu teringatkan bagaimana bahwa apa yang kami kerjakan di Indonesia ini sendiri masih punya banyak ruang berkembang. Dan Indonesia ini, kalau bicara regional ASEAN, ini sebenarnya sudah jadi porsi yang sangat besar. Sudah cukup banyak pekerjaan yang bisa dikerjakan di sini, sebelum kita bahkan bicara mengenai regional.

Namun demikian, kami tentu lihat tidak menutup kemungkinan bila ada peluang dan waktu yang tepat. Kami mau berkembang secara regional, khususnya dimulai dari mungkin bagaimana membantu klien-klien kami, pelaku-pelaku bisnis kami juga bisa buat regional. Jadi bukan hanya SIRCLO-nya go regional atau go global, tapi juga pelaku bisnisnya bisa go regional atau bahkan go global juga. 

Jadi ada di pikiran kami, ada di aspirasi kami, namun memang hingga hari ini dan di tahun ini memang kami belum eksekusi lebih komplet dalam hal tersebut.

Dapat dikatakan bahwa SIRCLO mengutamakan UMKM atau pelaku bisnis naik kelas, kemudian ekspansi SIRCLO?

Betul, karena pada akhirnya kan model bisnis kami seperti itu ya, kami sebagai e-commerce enabler itu kan, bagaimana kami sukses adalah kalau kami kemudian dapat kepercayaan dari banyak pelaku usaha, yang harusnya kepercayaan sebut memang dibarengi atau datang karena mereka melihat bisa sukses kalau mereka menggandeng SIRCLO sebagai mitra.

Enggak mungkin atau tidak akan sustainable kalau kami bisa bilang SIRCLO-nya sukses, kliennya enggak pada sukses gitu ya. Itu antara enggak mungkin atau itu bom waktu saja.

Gross Merchandise Value (GMV) atau transaksi perusahaan SIRCLO mencapai lebih dari Rp1 triliun selama pandemi lalu, tepatnya tahun 2020, bisa diceritakan faktor-faktor capaian tersebut dan adakah target yang lebih besar di tahun ini?

Jadi betul, itu adalah bagian dari informasi yang kami bagikan juga terhadap teman-teman media beberapa tahun yang lalu. Itu satu capaian yang membanggakan buat kami, menunjukkan bagaimana dampak kami itu makin signifikan dalam membantu para pelaku usaha dan angka tersebut sudah berkembang secara signifikan atau secara besar juga dalam beberapa tahun terakhir ini.

Jadi kalau saya tidak salah ingat itu angka kayaknya sebelum atau mungkin di awal-awal masa pandemi ya waktu itu. Sekarang kami sudah melewati juga masa pandeminya, Puji Tuhan, dan memang selama masa pandemi tersebut terjadi percepatan dan perkembangan, sehingga angka yang tadi disebutkan itu sekarang sudah berkembang jauh di atas itu.

Ke depan kami lihat angkanya juga masih bisa terus berkembang. Lagi-lagi memang kunci utamanya adalah secara umum pelaku bisnis makin memahami bagaimana pentingnya digital commerce ini. Di sisi lain konsumen juga apalagi setelah melalui masa pandemi sudah makin terbiasa, sudah makin dimanjakan, dan sudah makin melihat bahwa digital commerce ini tidak melulu hanya sekadar masalah promosi juga.

Kalau dulu mungkin ya teman-teman lebih sering dengar omongan, kenapa belanja online? Oh karena banyak diskonnya, banyak cashback-nya atau apalah gitu ya yang berbau-bau promosi. Akhir-akhir ini saya pikir walaupun masih ada dan itu masih tetap menarik buat konsumen. Namun, sudah makin banyak juga konsumen yang sebenarnya mau ada atau enggak ada promosi, perilaku-perilakunya sudah mulai bergeser, lebih kepada kalau bisa beli online, ngapain gue ribet beli langsung secara on-site? Untuk kategori-kategori tertentu ya terutama.

SIRCLO telah merger dengan ICUBE, mengakuisisi Orami, Warung Pintar, juga Bizzy, apa latar belakang perusahaan mengambil langkah tersebut dan adakah rencana lainnya?

Jadi apa yang kami lakukan selama beberapa tahun terakhir ini, dilatarbelakangi oleh dua hal. Satu adalah percepatan perubahan perilaku konsumen atau pelaku bisnis yang tadi bicarakan gitu kan. Karena pandemi orang jadinya dipercepat atau dalam tanda kutip dipaksa untuk digital gitu ya. Jadi itu ada satu faktor yang kami perhatikan.

Faktor lainnya juga adalah bahwa ternyata apa yang dibutuhkan oleh pelaku bisnis itu makin luas. Misalnya tadinya digitalisasi itu mungkin lebih ke arah hanya bisnis ke konsumen (B2C) saja, yang jualan langsung ke konsumen. Tapi akhir-akhir ini kami lihat B2B, toko-toko, warung-warung, reseller itu juga mulai didigitalisasi.

Jadi kami lihat ada perluasan kebutuhan tersebut, sehingga kami lihat jawabannya mungkin adalah dengan bertumbuh secara in organic gitu ya, melihat kapabilitas dari teman-teman yang sudah melakukan hal-hal yang complementary saat apa yang kami lakukan dan kami gabungkan gitu ya, di dalam sini sebagai satu ekosistem. Nah ini yang melatarbelakangi aksi korporasi di beberapa tahun terakhir ini.

Namun demikian, tadi kalau misalnya mengenai rencana ke depan gitu ya. Emang kami melihat bahwa kondisi ekonomi maupun kecenderungan investasi yang cukup berubah di akhir-akhir ini, menurut kami untuk kemudian juga menyesuaikan diri. Sehingga, lebih fokus ke area profitabilitas. Bukan hanya pengembangan di sisi ekosistem begitu ya.

Makanya kalau ke depan mungkin kami sedang tidak memprioritaskan aksi korporasi lainnya. Fokusnya lebih ke arah melihat ke dalam dan bagaimana bisa mengoptimalisasi, baik memaksimalkan pendapatan ataupun menekan biaya sedemikian rupa, sehingga kemudian kami bisa secepat mungkin sustainable, bisa berdiri di kaki sendiri tanpa banyak bergantung pada pendanaan terus menerus.

Soal pendanaan Seri C beberapa bulan lalu, digunakan untuk apa saja? Apakah ada rencana penggalangan dana seri selanjutnya?

Jadi mungkin saya komentar begini bahwa memang selama dua tahun terakhir ada beberapa investor, baik itu adalah investor yang sebelumnya sudah investasi di kami maupun investor baru yang mendukung dalam bentuk investasi di situ.

Ada pun beberapa dari investor tersebut membantu kami membangun ekosistem yang tadi kami ceritakan dengan aksi korporasi dan lain-lain. Itu kan ada biayanya di sana dan kemudian beberapa itu memang kami curahkan untuk kemudian membentuk ekosistem tersebut. Tapi di sisi lainnya juga adalah memang apa yang kami kerjakan sebelumnya dengan dorongan atau fokus kami lebih ke arah pertumbuhan atau growth, itu artinya di bawahnya itu kalau di pembukuan masih merugi.

Nah, meruginya ini artinya kan gimana nih, ini kan perlu ada yang cover begitu kan? Uang yang diberikan investor kemudian meng-cover kerugian yang masih dialami tersebut. Namun mungkin fokusnya juga adalah bahwa ke depan atau dalam waktu yang sangat dekat ini sebenarnya kami sudah mulai bisa berdiri di kaki kami sendiri. Sehingga, faktor pendanaan yang dibutuhkan untuk menutup kerugian itu harusnya sudah tidak ada lagi. Makanya saya bisa bilang tadi itu ada kaitannya sama ketidakbergantungan lagi kami terhadap pendanaan dari luar. 

Namun tidak menutup kemungkinan bahwa ke depan ada beberapa pengembangan. Tadi kan sempat kita bicara juga di awal, saya tidak bicara ini adalah sesuatu yang pasti ya, tapi salah satu kemungkinan, yakni perkembangan regional. Nah ini kan artinya hal baru yang mau dikerjakan. Biasanya hal baru kan memang membutuhkan suatu modal baru lagi juga. Nah itu masih dimungkinkan ke depannya. Kalau ada pengembangan-pengembangan itu membutuhkan modal tambahan. 

Namun setidaknya untuk usaha yang sudah saat ini berjalan, kerugiannya itu sekarang sudah bisa dibilang hampir nol. Sehingga kemudian, memang perusahaan bisa berdiri sendiri dan kalau pun ada pendanaan bukan untuk menutupi kerugian tersebut.

SIRCLO dikabarkan tengah mengejar target profitabilitas dan pertumbuhan jangka panjang, bisa dielaborasi strategi atau langkah-langkah yang SIRCLO lakukan untuk mencapai target tersebut?

Tentu dua hal ya. Satu adalah dari berbagai atau ragam usaha atau layanan yang kami miliki, itu kan sama seperti banyak bisnis atau perusahaan atau grup lainnya gitu ya. Pasti beda-beda tuh bisnis ini ada yang lebih untung, ada yang tidak. Jadi satu strategi kami adalah fokuskan diri terhadap hal-hal yang sudah terbukti lebih menguntungkan dan mengurangi intensitas atau konsentrasi atau resource di bagian-bagian yang belum menguntungkan. Jadi itu satu cara atau satu pendekatan.

Pendekatan satu cara lainnya adalah tentu baik itu menguntungkan atau kurang menguntungkan, kami mengencangkan ikat pinggang, lebih memperhatikan di sisi biaya-biaya yang terjadi untuk melakukan bisnis tersebut. Baik itu artinya dalam produktivitas karyawan, baik dalam kerja sama-kerja sama yang kami lakukan dengan pihak-pihak lain yang kemudian bisa kami teliti untuk kemudian bisa lebih kompetitif lagi harganya.

Nah itu yang kami lakukan, sehingga secara umum bisa ruginya mengecil-mengecil dan sehingga akhirnya sampai berbalik menjadi keuntungan.

Jadi satu tadi adalah pilih fokus, usaha mana yang memang lebih menguntungkan dibandingkan yang tidak. Kedua, adalah mau mana pun usahanya, semuanya coba cost-nya kami tekan. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Nadia Khadijah Putri
Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: