Terungkap! 91% Konsumen Marketplace Tidak Pernah Beli Di Toko yang Sama, Begini Strategi untuk Pebisnis Online
Program gratis ongkir dan promo ternyata masih menjadi faktor utama pengguna marketplace dalam berbelanja. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia masih cukup sensitif terhadap harga. Tambahan pula, 42.9% konsumen mengaku akan mengurangi pembelian di marketplace dikarenakan adanya biaya jasa layanan aplikasi.
Artinya, kini konsumen lebih kritis dalam bertransaksi dan merespons kenaikan harga. Untuk itu, bisnis perlu beradaptasi dengan diversifikasi kehadiran tidak hanya di marketplace, tapi juga channel lainnya seperti Whatsapp, media sosial, dan website sendiri atau optimalisasi omnichannel. Dengan begitu akan tercipta brand loyalty yang lebih kuat dibandingkan fokus di marketplace saja.
Hal tersebut berdasarkan laporan perusahaan platform omnichannel social commerce SleekFlow yang berjudul Kenaikan Fee di Marketplace: Customer Loyalty dan Strategi Bagi Pebisnis 2023, yang membahas bagaimana strategi pebisnis untuk menjaga customer tetap loyal meski fee di marketplace naik.
Untuk memahami perilaku konsumen, SleekFlow pun melakukan survei ke 105 responden yang tersebar di seluruh Indonesia. Dengan latar bekalang yang beragam, seperti berada di usia produktif dengan status sebagai pekerja full-time. Rata-rata responden kami diikuti oleh 62,9% perempuan dan pria 37,1% pria.
Tim SleekFlow juga melakukan riset kualitatif yang melibatkan beberapa bisnis yang aktif di marketplace sebagai platform utama transaksi untuk memahami bagaimana bisnis dapat beradaptasi dengan situasi yang baru.
Di sisi pengguna marketplace mulai mengenakan biaya jasa layanan yang berkisar antara Rp1,000 sampai dengan Rp2,000 pada setiap transaksi. Selain itu, sejak kuartal I/2023, pihak marketplace juga menaikkan komisi yang dikenakan kepada penjual yaitu dari sekitar 1-4% menjadi sekitar 5-6%. Adanya biaya jasa layanan dan kenaikan komisi marketplace menjadi tantangan baru bagi penjual serta dapat berpotensi mengubah perilaku konsumen dalam berbelanja secara online.
Baca Juga: Ini 5 Alasan Orang Lebih Suka Belanja Online daripada Offline
Selain itu, studi SleekFlow kali ini juga membuktikan bahwa 91,43% konsumen yang menggunakan marketplace cenderung membeli produk yang dibutuhkan tanpa memikirkan apakah itu toko yang sama atau tidak. Artinya, discoverability suatu toko dan brand adalah kunci untuk meningkatkan penjualan.
Bahkan, 43% konsumen akan memilih cari toko baru yang menjual produk serupa jika toko yang pernah jadi tempat belanjanya tidak ada lagi di marketplace. Lalu, 29% pelanggan memilih ‘mungkin’ berbelanja di platform lain.
Dengan perilaku konsumen itu, pebisnis online yang hanya fokus di satu platform akan kesulitan untuk menjangkau lebih banyak pelanggan. Untuk itu, pebisnis online perlu mengoptimalkan keberadaan bisnisnya di berbagai platform seperti, memanfaatkan media sosial, website, hingga aplikasi pesan instan untuk menjangkau lebih banyak pelanggan.
Hal itu pun sudah dilakukan Indolinen, salah satu brand yang menjadi responden survei. Untuk mengantisipasi perubahan perilaku konsumen di marketplace, pebisnis bisa menambah jangkauan kehadirannya ke lebih banyak konsumen di channel alternatif seperti, Whatsapp, media sosial, dan website.
Selain itu, brand juga dapat mengoptimalkan omnichannel dalam bisnisnya. Misalnya, dengan mendorong konsumen bertransaksi di website sendiri dengan harga lebih terjangkau, brand bisa membuat konsumen lebih loyal. Apalagi, jika website tersebut terhubung dengan aplikasi pesan instan seperti Whatsapp, sehingga setiap ada keluhan ada keinginan konsumen bisa direspons dengan baik oleh pebisnis. Dari sini, konsumen akan merasa lebih dekat dengan brand dan menciptakan brand loyalty yang optimal.
Baca Juga: Blibli Ungkap Akhir Bulan jadi Waktu Favorit Masyarakat Berbelanja Online
Regional GM ASEAN SleekFlow, Asnawi Jufrie menyatakan bahwa konsep omnichannel menjadi kunci sebuah bisnis memberikan pengalaman kepada konsumen secara konsisten. Seperti, konsumen bisa menemukan produk di website, bertanya lebih detail di Whatsapp, hingga akhirnya menciptakan transaksi.
“Tidak mungkin pelanggan berinteraksi dengan sebuah bisnis hanya melalui satu channel. Pendekatan omnichannel dapat menjadi solusi untuk menyediakan customer experience terbaik.” ujarnya.
Untuk mendukung transformasi UMKM agar bisa memanfaatkan omnichannel dalam bisnisnya, SleekFlow sebagai platform social commerce menyediakan produk yang membantu pengalaman konsumen seperti, melakukan percakapan dengan konsumen via WhatsApp, SMS, Facebook, Instagram, live chat di website, dan berbagai aplikasi jejaring sosial serta aplikasi instan. Dengan layanan itu, pebisnis bisa menyederhanakan dan optimalisasi proses penjualan menjadi lebih baik.
Selain fitur yang mendukung social commerce, SleekFlow juga hadir sebagai solusi CRM yang dapat memudahkan bisnis dalam mengelola databasenya, CRM SleekFlow juga dilengkapi dengan fitur automation yang dapat membantu bisnis dalam menjalankan campaign marketing dengan lebih efektif lagi sehingga tetap relevan dengan konsumen.
Dari produk yang memberikan solusi komunikasi bisnis hingga menyederhanakan proses penjualan para kliennya itu, SleekFlow mencatatkan kinerja yang fantastis. Sepanjang 2022, SleekFlow mencatatkan kenaikan jumlah pengguna sebanyak 6 kali dibandingkan periode sebelumnya. Adapun, dengan menggunakan layanan SleekFlow, sekitar 5.000 penggunanya telah mengirimkan sekitar 32 juta pesan Whatsapp.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement