Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Hadapi Tantangan Trilema Energi, Ini Komitmen Pertamina

Hadapi Tantangan Trilema Energi, Ini Komitmen Pertamina Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Pertamina (Persero) berkomitmen untuk mendukung penuh pemerintah Indonesia dan global dalam menghadapi tantangan di bidang energi saat ini. 

Direktur Utama PT Pertamina, Nicke Widyawati, mengatakan saat ini perusahaan juga siap berkolaborasi dalam menghadapi isu transisi energi, dekarbonisasi dan trilema energi.

“Saat ini roadmap Pertamina menggunakan strategi mendekarbonisasi bisnis karbon positif, mengembangkan bisnis karbon netral, dan memberikan kompensasi kepada bisnis karbon negatif, yang akan menghasilkan Net Zero Emisi,” ujar Nicke dalam keterangan tertulis yang diterima, Rabu (18/10/2023).

Baca Juga: Gantikan Shell di Blok Masela, Pertamina dan Petronas Bakal Lakukan Percepatan Pengembangan Lapangan Abadi

Nicke mengatakan, terkait dengan ketahanan energi, Pertamina akan terus mendukung target pemerintah Indonesia, untuk meningkatkan produksi migas. Dimana produksi minyak ditargetkan meningkat menjadi 1 juta barel per hari dan gas meningkat sebesar 12 BSCFD.

Pertamina juga memastikan ketersediaan, aksesibilitas, keterjangkauan, akseptabilitas, dan keberlanjutan energi bagi masyarakat. Salah satunya dengan menggulirkan program yang memudahkan masyarakat dalam mengakses energi. Antara lain, program One Village One Outlet (OVOO), Pertashop, dan Program BBM Satu Harga di daerah terpencil.

Sejalan dengan itu, Pertamina juga berkomitmen melakukan dekarbonisasi dalam aktivitas bisnis dan operasinya. Salah satunya, dengan mengintegrasikan pabrik kimia dan biofuel. Hal ini guna memastikan bahwa transisi energi tidak akan mengganggu ketahanan energi. 

"Pertamina berkomitmen mendukung komitmen pemerintah Indonesia untuk mencapai Net Zero pada tahun 2060. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan mengubah cara beroperasi dan berbisnis menjadi green operation," ujarnya. 

Sebagai bentuk komitmen, Pertamina juga telah mengalokasikan 15 persen dari total Capex untuk pengembangan portofolio bisnis rendah karbon/hijau, angka tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata perusahaan energi lainnya. 

Sebagai salah satu pemasok biofuel terbesar di dunia, Indonesia telah membangun industri biofuel. Dimana sejak tahun 2008 telah diterapkan biodiesel yang dicampur dengan bahan bakar minyak sawit yakni B5 hingga saat ini B35. 

“Dengan program ini, kita dapat mengurangi impor bahan bakar fosil khususnya solar, meningkatkan penggunaan energi terbarukan, dan pada saat yang sama kita mengurangi emisi, diperkirakan setara dengan 28 juta ton CO2 pada tahun 2022 saja,” ucapnya. 

Nicke menambahkan, Pertamina melalui Subholding Power & New Renewable Energy (PNRE) juga terus membangun portofolio bisnis Energi Bersih yang luas. Hal itu sebagai fokus utama guna mendukung tujuan dekarbonisasi Pertamina dan Indonesia.

Pertamina, juga mulai menerapkan teknologi Carbon Capture Storage (CCS)/Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS) dengan melakukan injeksi pertama C02 di Lapangan Pertamina EP Jatibarang, Jawa Barat. 

"Teknologi CCUS merupakan sebuah teknologi yang mampu meningkatkan produksi minyak dan gas melalui CO2-EOR sekaligus mengurangi emisi GRK secara signifikan,” ungkapnya. 

Selain itu, pertamina juga membangun kemitraan strategis dengan BUMN Agroforestri untuk memimpin upaya dekarbonisasi melalui proyek Nature Base Solutions (NBS).  

Dimana Pertamina telah mengidentifikasi sembilan wilayah dengan potensi pengurangan Gas Rumah Kaca sebesar 11 juta Ton/tahun CO2e. Hingga tahun 2022, Pertamina telah berhasil menurunkan emisi karbon sebesar 31 persen dari seluruh operasi hulu hingga hilir. 

Baca Juga: Subholding Gas dan Subholding C&T Pertamina Bangun Proyek Pipa Minyak Pengapon-Boyolali

Pertamina meyakini berbagai inisiatif strategis tersebut akan menjadi motor penggerak pencapaian tujuan Pertamina menjadi perusahaan energi global yang menciptakan nilai dan berkomitmen terhadap keberlanjutan jangka panjang.

“Komitmen kami terhadap Keberlanjutan sejalan dengan gerakan global yang menekankan pada integrasi antara permasalahan lingkungan, sosial dan tata kelola ke dalam strategi bisnis dan tujuan pembangunan berkelanjutan,” pungkasnya

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Djati Waluyo
Editor: Amry Nur Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: