Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dukung Swasembada Pangan, Kilang Pertamina Internasional Terus Bangun Desa Berdikari

Dukung Swasembada Pangan, Kilang Pertamina Internasional Terus Bangun Desa Berdikari Kredit Foto: Djati Waluyo
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) berkomitmen untuk terus mengimplementasikan  Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) KPI melalui berbagai program, salah satunya program untuk mengatasi keterbatasan akses irigasi pertanian tadah hujan.

Direktur Utama KPI, Taufik Aditiyawarman mengatakan, Kecamatan Maos menjadi salah satu lumbung padi di Jawa Tengah yang sangat potensial dalam membantu swasembada pangan indonesia khususnya Jawa Tengah. 

Baca Juga: Ada Penyesuaian, Pertamina Kembali Atur Harga Pertamax Cs!

"Dari keterbatasan lahan irigasi tadah hujan dan sistem pertanian yang masih konvensional. Padahal Kalijaran memiliki potensi yang sangat baik, maka kami hadir menjadi bagian dari kemandirian ekonomi masyarakat melalui program TJSL Kilang Cilacap,” ujar Taufik dalam keterangan tertulis yang diterima, Kamis (2/11/2023). 

Taufik menyatakan, untuk Desa Kalijaran KPI memberikan dukungan melalui pemberdayaan ekonomi pertanian berbasis energi baru terbarukan dengan program TJSL bertajuk “Masyarakat Pengelola Pertanian Berkelanjutan” atau disebut MAPAN.

"Kami berharap Kalijaran menjadi sentra pertanian organik terintegrasi serta menjadi rujukan pengembangan pertanian modern berbasis energi baru terbarukan,” ujarnya. 

Taufik merinci lebih jauh bahwa KPI memberikan dukungan Pembangkit Tenaga Surya (PLTS) sebesar 9.700 wattpeak (WP) yang dapat meningkatkan jumlah debit air untuk pengairan hingga 117.600 liter per hari dan produksi pupuk organik 70 kg/hari. 

Baca Juga: Pencurian dan Perusakan Pipa Pertamina Sangat Berbahaya, Upaya Penyuluhan Masyarakat Perlu DIlakukan

“Selanjutnya meningkatkan siklus panen dari sebelumnya 2 kali menjadi 3 kali per tahun, penghematan anggaran irigasi per hektar dari Rp 1,5 juta untuk pembelian BBM menjadi Rp 1 juta, serta peningkatan produksi pertanian dari 12 ton menjadi 12 ton ditambah 4 ton cabai per hektar selama 1 tahun,” ungkapnya. 

Lanjutnya, dampak lain dari penerapan program ini adalah Desa Kalijaran menjadi desa percontohan pengembangan EBT untuk pertanian dan menjadi tempat pengabdian masyarakat, salah satunya civitas Politeknik Negeri Cilacap (PNC). 

Baca Juga: Lakukan Penyesuaian, Pertamina Turunkan Harga Pertamax dan Dex Series

"Inovasi ini berdampak sangat baik bagi peningkatan pertanian masyarakat. Dengan demikian menjadikan kawasan Desa Kalijaran menjadi Desa Energi Berdikari yang sustainable di lingkungan, ekonomi serta sosial,” ucapnya. 

Sebagaimana diketahui, Desa Energi Berdikari merupakan program unggulan TJSL Pertamina yang berfokus pada pengembangan ekonomi berbasis Energi Baru Terbarukan. Taufik menambahkan, kehadiran Desa Energi Berdikari Kalijaran ini juga membuktikan komitmen KPI memenuhi aspek Enviromental, Social, dan Governance (ESG) secara terintegrasi dalam upaya menjaga keberlanjutan lingkungan dan masyarakat yang berfokus pada pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) Nomor 7 yaitu Energi Bersih dan Terjangkau.

Baca Juga: Bersama Pertamina, Nikita Mairadhani Sukses Bangkit Melalui Pesona Batik

"Program-program yang kami rancang selalu diselaraskan dengan aspek ESG ke dalam strategi bisnis perusahaan serta memberikan manfaat bagi masyarakat agar berkembang dan berkelanjutan serta  menularkan ke masyakarat lainnya," tutupnya

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Djati Waluyo
Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: